Featured Post

Refleksi dari Acara Pisah Sambut Pendeta Runggun GBKP: Suatu Evaluasi Teologis dan Strategis

Gambar
  Pendahuluan Acara pisah sambut pendeta di GBKP Runggun Graha Harapan pada hari Minggu, 14 September 2025, berlangsung dengan penuh sukacita. Panitia merancang acara tersebut sedemikian rupa sehingga setiap sektor PJJ dan kategorial tingkat runggun dapat menyampaikan kata perpisahan kepada Pdt. Erlikasna br. Purba MTh sekaligus menyambut pendeta baru Pdt Walden Masmur Ginting Munte MTh . Hampir semua sektor memberikan cenderamata sebagai bentuk apresiasi. Momen tersebut juga dipenuhi suasana kekeluargaan dengan dokumentasi foto bersama, yang kini menjadi ciri khas budaya digital jemaat. Namun, di balik kemeriahan itu, muncul pertanyaan reflektif: Bagaimanakah ukuran keberhasilan pelayanan seorang pendeta selama lima tahun di satu runggun? Pertanyaan ini penting karena menyentuh inti dari pelayanan pastoral, yakni dampaknya terhadap pertumbuhan teologi dan spiritualitas jemaat.   Substansi: Ukuran Keberhasilan Pelayanan Keberhasilan pelayanan seorang pendeta tidak cukup hanya ...

Catatan Tambahan Pekan Penatalayanan 5.

  Kesederhaan lah Yang Membawa Kebahagiaan Hidup Bukan Uang dan Kekayaan 

Khotbah : 1 Timotius 6 : 6-10

Encukupken Keperlun Geluh (Ketahanan Keuangan/Resesi)

1 Timotius 6 : 6-10

 

6:6         Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

6:7         Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

6:8          Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

6:9         Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

6:10       Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka

Fakta

1.     Rasul Paulus memberi sebuah pengajaran yang sangat dalam kepada Timotius.  Pengajaran yang menyentuh hakekat terdalam soal kehidupan yang berkaitan dengan ekonomi dan cara mengelola sumber daya hidup.

2.     Paulu menekankan bahwa manusia tidak membawa apapun ke dalam dunia dan dari dunia, saat manusia itu lahir dan saat dia kembali ke asal dalam kematiannya.   Paulus bahkan memberi kan sebuah penekanan bahwa manusia itus harus berfikir dan bertindak seadanya dalam kalimatnya : Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah

3.     Pada bagian akhir perikop ini Paulus menyinggun soal Uang. Paulus menekankan dan memberi banyak contoh

a.     Akar dari segala kejahatan adalah Cinta kepada uang

                                                              i.      Menyimpang dari Iman

                                                            ii.      Menyiksa diri dengan berbagai duka

b.     Keinginan menjadi kaya mengakibatkan banyak situasi negative dalam hidup

                                                              i.      terjatuh ke dalam pencobaan,

                                                            ii.      ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan

                                                         iii.      menenggelamkan manusai ke dalam keruntuhan dan kebinaasaan

Sumber Photo : https://dailyverses.net/materialism

Makna                                                    

1.     Manusia butuh pengajaran yang lebih benar tentang hakekat hidup. Bahwa yang paling utama dalam hidup mampu mengelola kehidupan melalui paradigma yang lebih sederhana dan lebih benar.  Hidup yang sesungguhnya harus dilakonkan dalam kesederhanaan, cukup makanan dan cukup pakaian.

2.     Upaya upaya untuk mengejar kekayaan, bukan sesuatu yang utama dalam hidup.  Bahkan jika praktek mengejar kekayaan ini dilakukan tanpa paradigm yang sesuai dan dasar  teologi yang kuat bisa menjerumuskan manusia kedalam duka yang mendalam.  Bahkan kalau seseorang yang tidak mempunyai mekanisme pengendalian diri maka dia bisa jatuh cinta kepada uang.  Dan Jika sudah terlanjur jatuh cinta kepada uang, maka semua bentuk kejahatan akan mengakar dan akhirnya si orang tersebut akan menjadi pelaku kejahatan.

3.     Pola hidup apa adanya, ternyata adalah cara hidup yang paling membahagiakan.  Bekerja sungguh dengan mengutamakan kejujuran dan cukup mengejar apa yang bisa dimakan, dipakai, dilakukan seadanya tentu saja akan membebaskan serta memerdekaan setiap orang. Apalagi jika diserta dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Pengkenaina

·        Dalam hidup tidak lah perlu mengejar apa yang tidak penting. Labo perlu kal nggeluh enda hanya guna ndarami/ngayaki simantadingenken.  Lahir manusia tidak membawa apa apa, dan saat mati pun tidak membawa apa pa

o   Berlakulah jujur dalam bekerja

o   Milikilah kerajinan dalam bekerja.

o   Jangan terlalu ngotot menghalalkan segala cara

o   Alokasikan lah semua pencapaian untuk hal hal yang positif dan berguna

·        Upayakan dalam hidup TIDAK PERLU JATUH PADA UANG dan TIDAK TERJATUH DALAM UPAYA MENGEJAR KEKAYAAN .  Hiduplah dengan ucapan syukur setiap hari supaya memiliki pola hidup sederhana. Dan Tuhan Yesus pasti memelihara kehidupan semua anak anakNYA.

Bujur ras mejuah juah kita kerina. I

Pt. Analgin Ginting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025