Featured Post

Pekan Doa 2024 Berngi 3 .

Gambar
  Thema : Kekelengen Teridah Arah Perbahanen Nas : 1 Johanes 3 : 11 -18 Nas Renungen  Mula-mulana nari kin nggo ibegindu berita enda, e me kita arus sikeleng-kelengen. Ula bagi Kain si jadi anak Iblis, agina pe ibunuhna. Ngkai kin maka ibunuh Kain agina? E me erkiteken kai si ibahan Kain salah, janah kai si ibahan agina, rikutken si ngena ate Dibata. Jadi ula mamang atendu o senina-senina, adi nembeh ate bangsa doni enda man bandu. Sieteh kap maka nggo sitadingken kematen janah lawes kita ku kegeluhen; si enda sieteh perbahan keleng ateta seninanta. Kalak si la erkeleng ate, tandana ia tetap denga i teruh kuasa kematen. Kalak si nembah atena seninana, pemunuh kap. Janah ietehndu maka kalak pemunuh la lit i bas ia kegeluhen si tuhu-tuhu si la erkeri-kerin. Arah enda me sieteh kekelengen e: Kristus nggo ngendesken GeluhNa man gunanta. Emaka kita pe arus ngendesken geluhta guna seninanta. Adi lit sekalak bayak idahna seninana kekurangen, tapi la atena mekuah man seninana e, uga banci kala

Mentransformasi Peran Guru dari Pengajar Menjadi Fasilitator

 Oleh Analgin Ginting

Master Trainer And Soft Skill Facilitaor at SLI 


“Berapa orang guru kita yang masih hidup ?”  Diyakini kalimat pertanyaan diatas lah yang menjadi kunci kemajuan Jepang, yang dalam sekejap mata bisa merubah diri dari Negara Kalah Perang menjadi negara industri yang sangat maju dan kaya.  Guru adalah orang yang paling berjasa dan berpengaruh dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, atau negara.

Itu juga lah barangkali yang ada dalam benak seorang menteri Nadiem Makarim, sehingga muncul lah gagasan gagasan beliau untuk merubah mindset orang banyak tentang guru, dan tentu saja merubah mindset para guru tentang diri mereka sendiri.  Kata kata kunci seperti Guru Penggerak dan Merdeka Belajar dan Siswa Mandiri mewarnai seluruh percakapan yang berkaitan dengan pendidikan pada saat ini.

Siswa Mandiri bahkan disempurnakan sendiri oleh Menteri Nadiem Makarim dengan kriteria Profil Pelajar Pancasila. Apa itu Profil Pelajar Pancasila berikut penjelasannya [i].   Nah, untuk menjadikan siswa mempunyai Profil Pelajar Pancasila lah maka dibutuhkan peranan guru yang berbeda atau lebih dari sebelum sebelumnya.  Guru harus  mempunyai kapabilitas sehingga dia benar benar menjadi penggerak.

Guru penggerak adalah guru yang paling tidak mempunyai 6 kriteria seperti diuraikan dibawah ini[ii] :

1. Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Murid

2. Mengajar dengan Kreatif

3. Mengembangkan Diri Secara Aktif

4. Mendorong Tumbuh Kembang Murid Secara Holistik

5. Menjadi Pelatih (Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid

6. Menjadi Teladan dan Agen Transformasi Bagi Ekosistem Pendidikan


Sumber photo :  
https://content.wisestep.com/importance-soft-skills-teachers-students-employees/

Nah mencermati kriteria Guru Penggerak seperti diuraikan diatas, maka saya cenderung untuk mengatakan bahwa guru penggerak adalah guru yang tugasnya bukan lagi hanya mengajarkan satu bidang mata pelajaran yang focus dalam peningkatan pengetahuan atau wawasan si anak didik, namun dia sekarang lebih lengkap atau lebih holistic dalam meningkatkan habit atau karakter si anak didik menjadi pencari ilmu atau pembelajar yang mandiri.  Bukan lagi bagaimana si anak menjadi lebih pintar, tapi menjadi lebih pentar[iii].

Fokus nya bukan lagi hanya dalam aspek kognitif si anak, tapi lebih lengkap, dalam aspek kognitif, motoric bahkan juga jiwa sianak, supaya siswa tidak lagi hanya tahu apa jawabannya, tapi juga mengetahui mengapa itu jawabannya.  Tidak lagi hanya tahu mana yang salah mana yang benar, namun lebih tahu mengapa ini salah dan mengapa itu benar serta tahu apa tujuan atau kegunaan dari pertanyaan tersebut.

Nah jadi saya melihat guru penggerak itu bukan lagi hanya sekedar “guru” tapi dia merubah diri menjadi Fasilitator.  Jika guru selalu menjadi pusat dalam proses belajar, maka di tangan fasilitator sang anak didik lah yang menjadi pusat dari proses belajar itu. Jika guru mengajar dari apa yang dia tahu dan dikomunikasikan melalui mulutnya, maka faslitator mengajar dengan cara menciptakan suasana belajar dan menyampaikannya melalui seluruh panca indranya;  dari perkataan, empati dan keteladanannya.

Sebagai Fasilitator maka seorang guru harus mengetahui, memiliki  dan terampil dalam mengajarkan soft skill. Soff skill adalah human skills atau disebut juga keterampilan hidup. Beberapa cakupan sof skills adalah seperti dibawah ini[iv]

·         Keterampilan perilaku
·         Pengembangan kepribadian
·         Kepercayaan diri
·         Mengelola  dan Motivasi Tim Kerja 
·         Keterampilan berbicara di depan Umum
 

Dengan memperluas perannya dari pengajar menjadi fasilitator maka guru benar  benar akan bisa menjadi penggerak atau motivator serta  inspirator,  sehingga melalui keterampilan dan komitennya dia bisa memfasilitasi sekolahnya menjadi sekolah yang melahirkan Pelajar Pancasila.  

BAGAIMANA MEMULAI

Dalam pengalaman pribadi saya selama lebih kurang 30 tahun sebagai fasilitator soft skills training maka seorang fasilitator minimal harus mempunyai 3 kebiasaan atau karakter yang tertanam dalam dirinya sendiri.

Yang pertama adalah menyukai dan menikmati pekerjaan sebagai fasilitator.  Ini syarat yang paling penting, orang lain tidak mungkin merasa senang belajar bersama kita, jika sendiri tidak merasa senang dengan apa yang kita lakukan, ajarkan, dan fasilitasi.  Maka seorang fasilitator harus menyenangi seluruh pekerjaan fasilitasi yang dilakukan.  Dan perasaan senang ini akan terlihat, terasa dan menular kepada seluruh siswa yang diajar atau difasilitasii.

Yang kedua, seorang faslitator harus selalu berinisiatif untuk belajar dan belajar terus memperlengkapi diri.   Kita tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak kita punyai.  Kita tidak mungkin mengajarkan sesuatu yang tidak kita ketahui.  Jadi fasilitator selalu belajar dan belajar supaya dia juga selalu mempunyai bahan untuk diajarkan.  Maka Guru Penggerak dengan keterampilan Fasilitator juga harus menjadi orang yang rendah hati dan berinisiatif untuk belajar dan belajar terus.  Keratifitas pun akan muncul jika jiwa pembelajar ini ada dalam diri seorang guru.

Yang ketiga dalam diri seorang fasilitator harus ada niat tulus untuk membuat orang lain pintar dan mandiri.  Niat tulus untuk menolong siswa menjadi orang yang pintar dan hebat, akan membuat guru benar benar akan menjadi penggerak.  Memang masih banyak sekali tantangan dalam diri seorang guru akan kehidupan pribadinya; masalah kecilnya gaji dan pendapatan setiap bulan untuk hidup dan biaya keluarga.  Hal ini sering membuat seorang guru kehilangan konsentrasi dalam melakukan tugas tugas fasilitatornya.  Nah disini setiap fasilitator atau seorang guru harus mempunyai believe atau keyakinan pribadi bahwa , jika dia bisa mengajar dengan baik dan berkualitas maka dia pun akan mendapatkan imbalan yang berkualitas, tanpa harus ngotot ngototan memperjuangkannya.  Karena ini adalah prinsip hidup, inilah soft skills yang paling utama.  Yakin lah kalau pekerjaan kita berkualitas, maka alam semesta ini pun akan mengembalikan imbalan yang berkualitas kepada diri kita.  Berikanlah pengajaran yang berkualitas, dan terima lah imbalan yang berkualitas. Kapan? Indah pada waktunya.



[i] Profil Pelajar Pancasila Enam aspek dari Profil Pelajar Pancasila harus dimiliki oleh siswa dan guru guna mencapai tujuan Merdeka Belajar. Hal tersebut juga menjadi alasan keberadaan program Guru Penggerak karena pembentukannya bertujuan untuk memenuhi enam aspek tersebut.

Enam aspek Profil Pelajar Pancasila yang dirumuskan Kemendikbud yaitu: 1) Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong Royong, 4) Berkebinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, 6) Mandiri. Sumber : (https://blog.kejarcita.id/6-peran-guru-penggerak-dalam-program-merdeka-belajar/)

 

[iii] Pentar adalah Kosakata Suku Karo yang artinya adalah Cerdas dan Bijaksana sekaligus.  Arinya Pentar adalah orang pintar nan bijaksana, dimana dia mampu menggunakan kepintarannya untuk tujuan kebaikan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023