Featured Post
Mentransformasi Peran Guru dari Pengajar Menjadi Fasilitator
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh Analgin Ginting
Master Trainer And Soft Skill Facilitaor at SLI
“Berapa orang guru kita yang masih hidup ?” Diyakini kalimat pertanyaan diatas lah yang menjadi kunci kemajuan Jepang, yang dalam sekejap mata bisa merubah diri dari Negara Kalah Perang menjadi negara industri yang sangat maju dan kaya. Guru adalah orang yang paling berjasa dan berpengaruh dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, atau negara.
Itu juga lah
barangkali yang ada dalam benak seorang menteri Nadiem Makarim, sehingga muncul
lah gagasan gagasan beliau untuk merubah mindset orang banyak tentang guru, dan
tentu saja merubah mindset para guru tentang diri mereka sendiri. Kata kata kunci seperti Guru Penggerak dan Merdeka
Belajar dan Siswa Mandiri mewarnai seluruh percakapan yang berkaitan dengan
pendidikan pada saat ini.
Siswa Mandiri
bahkan disempurnakan sendiri oleh Menteri Nadiem Makarim dengan kriteria Profil
Pelajar Pancasila. Apa itu Profil Pelajar Pancasila berikut penjelasannya [i]. Nah, untuk menjadikan siswa mempunyai Profil
Pelajar Pancasila lah maka dibutuhkan peranan guru yang berbeda atau lebih dari
sebelum sebelumnya. Guru harus mempunyai kapabilitas sehingga dia benar
benar menjadi penggerak.
Guru
penggerak adalah guru yang paling tidak mempunyai 6 kriteria seperti diuraikan
dibawah ini[ii]
:
1. Mendorong Peningkatan
Prestasi Akademik Murid
2. Mengajar dengan
Kreatif
3. Mengembangkan Diri
Secara Aktif
4. Mendorong Tumbuh
Kembang Murid Secara Holistik
5. Menjadi Pelatih
(Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid
6. Menjadi Teladan dan
Agen Transformasi Bagi Ekosistem Pendidikan
Sumber photo : https://content.wisestep.com/importance-soft-skills-teachers-students-employees/
Nah
mencermati kriteria Guru Penggerak seperti diuraikan diatas, maka saya
cenderung untuk mengatakan bahwa guru penggerak adalah guru yang tugasnya bukan
lagi hanya mengajarkan satu bidang mata pelajaran yang focus dalam peningkatan
pengetahuan atau wawasan si anak didik, namun dia sekarang lebih lengkap atau
lebih holistic dalam meningkatkan habit atau karakter si anak didik menjadi
pencari ilmu atau pembelajar yang mandiri.
Bukan lagi bagaimana si anak menjadi lebih pintar, tapi menjadi lebih
pentar[iii].
Fokus nya
bukan lagi hanya dalam aspek kognitif si anak, tapi lebih lengkap, dalam aspek
kognitif, motoric bahkan juga jiwa sianak, supaya siswa tidak lagi hanya tahu
apa jawabannya, tapi juga mengetahui mengapa itu jawabannya. Tidak lagi hanya tahu mana yang salah mana
yang benar, namun lebih tahu mengapa ini salah dan mengapa itu benar serta tahu
apa tujuan atau kegunaan dari pertanyaan tersebut.
Nah jadi
saya melihat guru penggerak itu bukan lagi hanya sekedar “guru” tapi dia merubah
diri menjadi Fasilitator. Jika guru
selalu menjadi pusat dalam proses belajar, maka di tangan fasilitator sang anak
didik lah yang menjadi pusat dari proses belajar itu. Jika guru mengajar dari
apa yang dia tahu dan dikomunikasikan melalui mulutnya, maka faslitator mengajar
dengan cara menciptakan suasana belajar dan menyampaikannya melalui seluruh panca
indranya; dari perkataan, empati dan keteladanannya.
Sebagai Fasilitator
maka seorang guru harus mengetahui, memiliki dan terampil dalam mengajarkan soft skill. Soff skill adalah human
skills atau disebut juga keterampilan hidup. Beberapa cakupan sof skills adalah
seperti dibawah ini[iv]
· Keterampilan perilaku
· Pengembangan kepribadian
· Kepercayaan diri
· Mengelola dan Motivasi Tim Kerja
· Keterampilan berbicara di depan Umum
Dengan
memperluas perannya dari pengajar menjadi fasilitator maka guru benar benar akan bisa menjadi penggerak atau
motivator serta inspirator, sehingga melalui keterampilan dan komitennya
dia bisa memfasilitasi sekolahnya menjadi sekolah yang melahirkan Pelajar Pancasila.
BAGAIMANA MEMULAI
Dalam
pengalaman pribadi saya selama lebih kurang 30 tahun sebagai fasilitator soft
skills training maka seorang fasilitator minimal harus mempunyai 3
kebiasaan atau karakter yang tertanam dalam dirinya sendiri.
Yang pertama adalah menyukai dan
menikmati pekerjaan sebagai fasilitator. Ini syarat yang
paling penting, orang lain tidak mungkin merasa senang belajar bersama kita,
jika sendiri tidak merasa senang dengan apa yang kita lakukan, ajarkan, dan
fasilitasi. Maka seorang fasilitator
harus menyenangi seluruh pekerjaan fasilitasi yang dilakukan. Dan perasaan senang ini akan terlihat, terasa
dan menular kepada seluruh siswa yang diajar atau difasilitasii.
Yang kedua, seorang faslitator harus
selalu berinisiatif untuk belajar dan belajar terus memperlengkapi diri.
Kita tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak kita punyai. Kita tidak mungkin mengajarkan sesuatu yang
tidak kita ketahui. Jadi fasilitator
selalu belajar dan belajar supaya dia juga selalu mempunyai bahan untuk
diajarkan. Maka Guru Penggerak dengan
keterampilan Fasilitator juga harus menjadi orang yang rendah hati dan
berinisiatif untuk belajar dan belajar terus.
Keratifitas pun akan muncul jika jiwa pembelajar ini ada dalam diri
seorang guru.
Yang ketiga dalam diri seorang
fasilitator harus ada niat tulus untuk membuat orang lain pintar dan mandiri.
Niat tulus untuk menolong siswa menjadi orang yang pintar dan hebat,
akan membuat guru benar benar akan menjadi penggerak. Memang masih banyak sekali tantangan dalam
diri seorang guru akan kehidupan pribadinya; masalah kecilnya gaji dan
pendapatan setiap bulan untuk hidup dan biaya keluarga. Hal ini sering membuat seorang guru kehilangan
konsentrasi dalam melakukan tugas tugas fasilitatornya. Nah disini setiap fasilitator atau seorang
guru harus mempunyai believe atau keyakinan pribadi bahwa
, jika dia bisa mengajar dengan baik dan berkualitas maka dia pun akan
mendapatkan imbalan yang berkualitas, tanpa harus ngotot ngototan
memperjuangkannya. Karena ini adalah
prinsip hidup, inilah soft skills yang paling utama. Yakin lah kalau pekerjaan kita berkualitas,
maka alam semesta ini pun akan mengembalikan imbalan yang berkualitas kepada
diri kita. Berikanlah pengajaran yang
berkualitas, dan terima lah imbalan yang berkualitas. Kapan? Indah pada
waktunya.
[i] Profil Pelajar Pancasila Enam aspek
dari Profil Pelajar Pancasila harus dimiliki oleh siswa dan guru guna mencapai
tujuan Merdeka Belajar. Hal tersebut juga menjadi alasan keberadaan program
Guru Penggerak karena pembentukannya bertujuan untuk memenuhi enam aspek
tersebut.
Enam
aspek Profil Pelajar Pancasila yang dirumuskan Kemendikbud yaitu: 1) Beriman,
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong
Royong, 4) Berkebinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, 6) Mandiri. Sumber : (https://blog.kejarcita.id/6-peran-guru-penggerak-dalam-program-merdeka-belajar/)
[iii]
Pentar adalah Kosakata Suku Karo yang artinya adalah Cerdas dan Bijaksana
sekaligus. Arinya Pentar adalah orang
pintar nan bijaksana, dimana dia mampu menggunakan kepintarannya untuk tujuan
kebaikan.
Komentar