Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Maret 2025

Salah satu nilai tambah dan dayak tarik Indonesian
Idol selain penampilan semua peserta lomba adalah komentar yang diberikan juri.
Semua juri pada babak spectra yang berjumlah 5 orang menurut saya memberikan
komentar yang sangat objektif, komprehensif dan mempunyai nilai membangun atau
memotivasi peserta. Ada kalanya
komentari itu terasa menyakitkan, namun dengan penuh empati juri yang lain akan
memberikan kalimat penawar untuk membesarkan hati.
Komentar komentar yang disampaikan para
juri menurut saya sangat kuat bertenaga apa pun yang mereka sampaikan. Karena
para juri memang mempunyai kualifikasi
yang sangat tinggi dalam bidang tarik suara. Mereka adalah penyanyi papan atas
yang sangat berhasil dalam industry music Indonesia. Bunda Maya, Teh Rosa, Bang Judika, Mas Anang,
dan Bro Kaka, mempunyai penggemar jutaan atau puluhan juta sebagai penyanyi
yang sangat berhasil di Republik ini.
Oleh sebab itu ketika memberikan komentar atau pujian yang sangat tulus
kepada peserta Indonesian Idol, menurut saya kata kata itu adalah pupuk yang
sangat baik untuk proses pertumbuhan tanaman keterampilan bernyanyi para
peserta.
Suatu kali saya menonton penampilan anak
sekampung ku, Femila Sinukaban pada malam Spektra 2 beberapa hari yang
lalu. Menurut saya yang awam Femila
sduah bernanyi dengan sangat apik, enak dan mengahanyutkan. Namun ketika saya mendengar komentar bunda Maya,
saya langsung tersadar, oh iya, benar juga kata Bunda Maya, yang sangat
berhasil sebagai penyanyi dan sekarang jadi produser.
“Femila,
saya ingin menyampaikan kritik kepada kamu, pada babak Spektra 2 ini banyak
yang berpendapat bahwa kamu vokal yang
terlemah diantara semua kontestan, dan saya akui iya, kata Bunda Maya dengan
sangat aserti.”
Inilah kalimat langsung, positif dan objektif berdasar kepada penilaian dengan pengalaman bernyanyi belasan tahun atau
lebih.
Bunda Maya tidak berhenti pada kalimat itu,
selanjutnya dia menambahkan, “namun kamu
juga punya kelebihan. Seandainya saya
sebagai produser, dan Mas Anang juga sebagai produser kata Maya sambil
memandang kepada Mas Anang, yang sedang mengangkat kedua tangannya sebagai symbol pujian kepada Femila.
Sekonyong konyong Anang menimpali, “ini bagus, May”. Dan sekejap Maya juga menjawab “sebentar dulu, seolah menjawab Mas Anang
tapi melihat ke arah Femila dan meneruskan kalimatnya “kamu ini jika diberikan lagu yang pas dalam industry music Indonesia,
kamu sudah cukup. (artinya sukses). Masalahnya
ini dalam Indonesian Idol, kamu harus mampu meningkatkan kemampuanmu supaya
lebih hebat lagi.
Maya menambahkan bahwa dalam Indonesian
Idol Femila masih kurang. Karena kontestan yang lain mempunyai suara dan teknik
menyannyi yang lebih hebat. Kaka
bahkan mengatakan bahwa Femila akan sukses dalam dunia acting, karena wajah Femila
memang cantik. Judika juga memberikan komentar yang sangat
menguatkan ketika berkata, “dibagian awal
tadi sangat enak, namun dibagian tengah sampai akhir, memang ada beberapa
kesalahan.”
Begitulah para Juri itu memberikan
komentarnya kepada Femila dan juga kepada setiap konstestan yang lain. Dan saya sangat menikmati dan mengapresiasi
komentar komentar seperti ini.
Sebagai seorang Instruktur pelatihan Soft Skills saya memang selalu
menekankan untuk mempersiapkan diri saat memberikan masukan atau kritikan kepada
orang lain. “Berikan lah kritikan atau
masukan, dengan dilapisi pujian positif.
Karena yang penting diamankan dalam diri orang yang menerima masukan
atau kritikan bukan hanya otak logikanya, tapi juga hati atau perasannnya. Sebuah kritikan lebih kuat masuk ke dalam
hati, daripada kedalam otak. Artinya krtikan dia terima, tapi sakit hati juga
muncul yang bisa saja mematahkan semangat. Nah tantangannya adalah, bagaimana
cara sehingga masukan atau kritikan dia
terima dengan suasana hati yang senang dan tetap semangat.
Tapi dengan cara para juri Indonesian Idol,
saya melihat merekapun sebenarnya ingin memberikan pujian daripada
kritikan. Namun karena talenta bernanyi
mereka, sehingga sangat peka menangkap
kesalahan sekecil apapun. Dan
secara jujur dan spontan mereka menyampaikannya. Saya yakin dalam diri semua kontestan tidak
aku muncul perasaan putus asa atau keseimpulan, aku lebih jelek dari kontestan lain. Namun yang muncul adalah yang lain lebih bagus dari aku, jadi aku
juga harus meningkatkan kemampuanku.
Dengan cara memberikan pujian seperti para
Juri Indonesian Idol ini, dalam diri semua peserta yang gugur lebih awal, tetap
akan muncul sebuah sikap positif dan semangat untuk berprestasi mungkin pada
bidang yang lain, atau kembali tekun berlatih dan berlatih.
Saya membayangkan seandainya nanti Femila
Sinukaban gagal masuk kebabak grand final, maka bisa saja Femila terinspirasi
memasuki dunia acting dan sukses, seperti yang dinubuatkan oleh Bro Kaka dan
Bunda Maya. Pada titik ini saya memberikan
salam hormat setinggi tingginya kepada semua Juri. Kritikan yang paling tulus dan pujian yang
paling tulus hanya bisa disampaikan oleh
seseorang yang ingin memajukan orang yang dia kritik. Mengkritik dan
memuji secara tulus adalah salah satu cara menolong yang paling efektif
Ditiru Para Guru
Saya
sangat menganjurkan agar para guru di seluruh Indonesia untuk belajar dan meniru cara juri Indonesian Idol
ini. Tidak hanya menyalahkan dan mengkritik
murid yang lambat atau sulit memahami satu mata pelajaran, tapi memberikan
jalan keluar yang lebih objektif. Misalnya jika ada murid yang selalu sulit
belajar Matematika tapi jago di pelajaran Bahasa Indonesia, mungkin bisa ditiru
kalimat Bunda Maya,
Untuk mata pelajaran Matematika kamu
saya lihat sulit dan perlu belajar lebih sering, namun aku melihat kamu hebat
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau Ilmu Sosial.
Kalimat seperti ini tidak akan membuat sang
murid sakit hati dan merasa lemah dalam bidang matematika sehingga membuat dia
minder dan patah semangat, namun dia akan merasa menemukan jati dirinya.
Sebagaimana semua juri Indonesian Idol
benar benar memperhatikan dengan sangat sungguh sungguh setiap penyanyi,
demikian jugalah para guru kita harapkan mau memperhatikan semua murid muridnya
dengan sungguh sungguh sehingga bisa memetakan kekuatan dan kelemahan dengan
lebih lengkap. Dalam paradigma Guru Penggerak, saya yakin sebuah penjelasannya
adalah Juri Indonesian Idol.
Sebuah pendapat Dale Carneige penulis buku
yang sangat laris dan pendiri lembaga training soft skills yang paling awalam perlu
kita simak bersama “sebagaimana tubuh kita membutuhkan makanan, demikian juga jiwa kita
membutuhkan pujian yang tulus.”
Komentar