Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 09–15 November 2025

Gambar
  Lahir Dalam Roh (Tubuh Secara Pertendin) Yohanes 3 : 1–21 Pendahuluan / Pengantar Perikop ini memperlihatkan salah satu percakapan paling mendalam antara Yesus dan manusia—yakni dialog antara Yesus dan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi yang terdidik dan berpengaruh. Dalam konteks sosial Yahudi abad pertama, kedudukan Nikodemus menjadikannya seorang tokoh yang dihormati dan ahli Taurat. Namun di balik segala pengetahuan dan statusnya, ia datang kepada Yesus pada waktu malam—suatu lambang pencarian dalam gelap, kerinduan akan terang yang sejati. Percakapan ini tidak hanya membicarakan tentang pengetahuan teologis, tetapi tentang transformasi eksistensial: kelahiran kembali (born again). Yesus menegaskan bahwa keselamatan dan pengenalan akan Kerajaan Allah bukanlah hasil warisan agama, pengetahuan manusia, atau ketaatan legalistik, tetapi hasil karya Roh Kudus yang melahirkan kembali hati manusia menuju kehidupan baru. Kelahiran kembali ini adalah pintu menuju eksistensi baru...

Misteri Asal-Usul Suku Karo: Antara Jejak Gayo-Alas dan Dualisme Konsep 'Batak'

Gambar
  Oleh Analgin Ginting 1. Pengantar Perdebatan istilah *Batak* telah melahirkan dua arus besar dalam kajian antropologi dan sejarah etnis Sumatra Utara.  Pandangan pertama — diwakili oleh Prof. Payung Bangun — menyatakan bahwa Batak adalah satu rumpun besar dengan enam puak: Karo, Pakpak/Dairi, Simalungun, Toba, Angkola, dan Mandailing. Pandangan ini mengakui adanya kesamaan bahasa, adat, dan sistem sosial yang mengikat keenam puak tersebut sebagai satu kesatuan genealogis dan kultural.  Pandangan kedua — diwakili oleh Prof. Eron Damanik — menegaskan bahwa istilah *Batak* bukanlah endonim (sebutan dari dalam), melainkan *exonym* (sebutan dari luar) yang diberikan oleh suku Melayu pesisir terhadap masyarakat pegunungan yang masih memegang kepercayaan animistik (pagan). Pandangan ini kemudian diperkuat oleh kolonial Belanda yang memakai label *Batak* sebagai kategori administratif dan etnografis untuk mengatur penduduk pedalaman Sumatra. (Perret, 2010). Artikel ini menganal...

Catatan Tambahan PJJ – 26 Oktober - 1 Nopember 2025

Gambar
  Thema: Menolong Pelayan Tuhan (Nampati Suruh-suruhen Tuhan) Bahan PJJ: Filipi 4:14–20 Pembukaan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi adalah salah satu surat yang penuh dengan rasa syukur dan kasih. Paulus menulis surat ini ketika berada dalam penjara, namun isi suratnya justru dipenuhi dengan ucapan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan jemaat Filipi. Mereka adalah satu-satunya jemaat yang secara konsisten menolong kebutuhan Paulus ketika ia memberitakan Injil. Dari perikop ini kita belajar bahwa pelayanan Tuhan seringkali tidak lepas dari dukungan umat Tuhan yang memiliki hati memberi. Tanpa dukungan nyata, pelayanan sering terhenti. Namun ketika umat memahami arti memberi, maka pekerjaan Tuhan berkembang dan nama-Nya dimuliakan (lihat 2 Korintus 9:7–8; Kisah Para Rasul 20:35). Fakta 1. Jemaat Filipi adalah komunitas Kristen pertama di Eropa (Kis. 16:11–15), yang dibentuk oleh Paulus bersama Silas. Mereka dikenal sebagai jemaat yang penuh kasih, berkomitmen tin...

Wartawan dan Assessor

Gambar
Membedakan Investigative Reporting dan Assessment Reporting: Antara Negative Thinking dan Positive Thinking Pendahuluan Dalam dunia profesional, baik jurnalisme maupun asesmen memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan pengambilan keputusan. Namun, investigative reporting (pelaporan investigatif) dan assessment reporting (pelaporan asesmen) berbeda secara mendasar dalam pendekatan, tujuan, dan paradigma berpikir yang digunakan oleh para pelakunya. Artikel ini mengulas perbedaan keduanya dengan menekankan pada orientasi berpikir — negatif versus positif — yang melandasi masing-masing praktik profesional. 1. Investigative Reporting: Mencari Fakta di Balik Fakta Investigative reporting adalah bentuk jurnalisme mendalam yang berupaya mengungkap hal-hal tersembunyi di balik peristiwa atau kebijakan publik. Ia dilakukan oleh wartawan profesional yang memiliki kompetensi dalam pengumpulan data, wawancara kritis, verifikasi, dan penulisan dengan standar etika jurnalistik tinggi (d...

Pandangan 2 Orang Profesor Tentang Batak dan Suku Karo

Gambar
  Prof Payung Bangun dan Prof Eron Damanik Persamaan kunci • Mengulas kelompok-kelompok etnik di Sumatra Utara dan relasinya (wilayah, adat, agama, bahasa, organisasi sosial). Payung Bangun memetakan “Batak” beserta sub-sukunya; Damanik menelaah proses pembentukan/penegasan identitas kelompok (khususnya Simalungun, Toba–Angkola–Mandailing).  • Mengakui dinamika modernisasi & agama sebagai unsur pembentuk identitas dan organisasi sosial (mis. HKBP, GBKP).  Perbedaan pokok (inti teoretis & sudut pandang) 1. Ontologi “Batak” o Payung Bangun: memperlakukan “Batak” sebagai payung etnokultural yang lebih khusus terdiri dari sub-suku-suku bangsa; dalam paparan bab “Kebudayaan Batak” ia memulai daftar sub-suku dari (1) Karo dan seterusnya (daftar bersambung di halaman berikut). Ini adalah tipologi etnografis yang memayungi Karo, Toba, Simalungun, Pakpak/Dairi, Angkola, Mandailing.  o Eron Damanik: menekankan “Batak” sebagai label yang terkonstruksi secara s...

Catatan Tanmbahan PJJ 19–25 Oktober 2025

Gambar
  Tema: Praktekkan Rendah Hati Kepada Orang Lain (Peteruk Ukur Nandangi Kalak Sideban) Nas: Filipi 2:1–4 “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” 1. Pembukaan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi merupakan seruan yang hangat untuk hidup dalam kasih, kesatuan, dan kerendahan hati. Paulus menulis dari penjara, namun justru menekankan sukacita dan semangat melayani sesama. Dalam bagian ini, Paulus menyoroti bahwa kehidupan Kristen yang sejati tidak ditentukan oleh posisi atau kehormatan, mela...

Mentalitas Berkekurangan Para Pendeta

Gambar
Oleh: Analgin Ginting Pengantar Dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena yang memprihatinkan dalam kehidupan sebagian pendeta di berbagai denominasi gereja. Muncul perilaku yang menunjukkan adanya krisis spiritual dan ketidakseimbangan antara panggilan dan gaya hidup. Kita menyaksikan pendeta yang tetap merokok sembari menyusun rasionalisasi teologisnya, pendeta yang menolak penugasan pelayanan ke jemaat tertentu, bahkan jemaat yang menolak kehadiran pendeta karena reputasi atau gaya kepemimpinannya. Tidak jarang, pendeta juga ikut terlibat dalam investasi bodong, atau menyimpulkan diskusi Alkitab secara dangkal tanpa kedalaman refleksi rohani. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Apakah menjadi pendeta adalah panggilan kudus atau sekadar pilihan profesi dan gaya hidup religius? Pertanyaan ini menyentuh inti persoalan spiritualitas pendeta masa kini. Banyak pendeta yang tampak kehilangan daya spiritual yang sejati karena mentalitas berkekurangan (scarcity mentality) yang...

Apakah Konsep Lifetime Employment Masih Relevan di Indonesia?

Gambar
  Pengantar Tulisan ini diinspirasi oleh makalah Dr. Moris Tarigan yang memberikan kuliah di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dengan judul Corporate Culture & Unleashing Gen Z Potential. Pemikiran beliau membuka wawasan tentang bagaimana nilai-nilai korporasi klasik seperti loyalitas, stabilitas, dan pengabdian jangka panjang masih relevan di tengah perubahan besar yang dibawa oleh generasi muda dan disrupsi digital. Tulisan ini mengajak pembaca untuk meninjau kembali relevansi konsep lifetime employment dalam konteks budaya, ekonomi, dan sosial Indonesia masa kini. 1. Insight yang Dapat Diterapkan di Indonesia a. Membangun Loyalitas dan Stabilitas Melalui Model 'Womb-to-Tomb' dan 'Lifetime Employment' Model India dan Jepang menekankan stabilitas kerja serta perhatian terhadap kesejahteraan keluarga karyawan. Dalam konteks budaya Indonesia yang kolektivistik, pendekatan ini selaras dengan nilai gotong royong dan kekeluargaa...

Bernegosiasi Atau Hancur

Gambar
  BERNEGOSIASI ATAU HANCUR (Oleh Analgin Ginting) Pengantar Dalam dunia modern yang sangat kompetitif, kemampuan bernegosiasi bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan faktor penentu keberhasilan organisasi dan individu. Sejak awal abad ke-21, globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial ekonomi telah memaksa para manajer untuk berhadapan dengan situasi kompleks: konflik kepentingan, keterbatasan sumber daya, serta perbedaan budaya kerja. Dalam konteks ini, muncul sebuah adagium tajam — “Bernegosiasi atau hancur.” Negosiasi adalah proses komunikasi dua arah untuk mencapai kesepakatan bersama di tengah perbedaan kepentingan. Namun di Indonesia, kualitas negosiasi sering kali lemah karena rendahnya kemampuan analitis, kurangnya keberanian mengambil posisi strategis, dan lemahnya integritas moral dalam berunding. Dalam banyak kasus bisnis, kelemahan ini berujung pada kerugian finansial, hilangnya peluang, dan rusaknya reputasi organisasi. Pengertian Negosiasi Menur...

Mengapa Pelatihan Kepemimpinan di GBKP Selalu Gagal

Gambar
Oleh: Pt. Em. Analgin Ginting Pendahuluan Pelatihan kepemimpinan paling fenomenal sepanjang sejarah manusia dilakukan oleh Yesus Kristus sendiri. Ia memanggil dua belas murid, merekrut mereka melalui seleksi yang ketat, dan melatih mereka selama tiga tahun dengan pendekatan yang holistik—mencakup dimensi spiritual, emosional, dan misiologis. Yesus tidak hanya mengajar melalui kata, tetapi melalui keteladanan hidup. Hasilnya adalah transformasi mendalam yang melahirkan kepemimpinan apostolik yang mengubah dunia. Dua ribu tahun kemudian, lebih dari enam miliar manusia mengenal dan mengikuti ajaran Kristus—buah dari pelatihan kepemimpinan yang otentik dan berpusat pada panggilan Ilahi (Greenleaf, 1977; Banks & Ledbetter, 2004). Sepanjang sejarah gereja, muncul pula berbagai model pelatihan kepemimpinan yang kuat dan berpengaruh. Ignatius Loyola mendirikan Society of Jesus (Serikat Jesuit) dengan prinsip disiplin spiritual dan formasi karakter yang ketat. Di sisi lain, tokoh-tokoh Refo...

Kesaksian Sandes Sinuhaji

Gambar
Perjalanan Saya Bersama Karo Foundation: Dari Ladang ke Bangku Kuliah “ Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi bagi hati yang mau berjuang  dan percaya pada kasih Tuhan.” 1. Awal Perjalanan: Dari Ladang Menuju Mimpi Perasaan saya ketika mendapat beasiswa dari Karo Foundation adalah rasa syukur dan bahagia yang tak terlukiskan. Dahulu saya sempat berhenti sekolah karena keterbatasan biaya. Saya hanya bisa membantu orang tua bekerja di ladang, tanpa berani bermimpi bisa kuliah. Namun, lewat beasiswa ini, pintu harapan terbuka lebar. Saya kembali bisa melanjutkan pendidikan dan mengejar ilmu untuk masa depan yang lebih baik. 2. Pertemuan yang Tak Terlupakan Saya masih ingat jelas saat pertama kali berjumpa dengan Ketua Umum dan Sekretaris Umum Karo Foundation di Citos, Jakarta. Rasanya luar biasa! Saya merasa sangat bangga dan terhormat bisa berbicara langsung dengan orang-orang yang cerdas dan rendah hati, yang begitu peduli dengan masa depan anak muda Karo. Kami bahkan sempat makan mal...

Catatan PJJ 5 – 11 Oktober 2025

Gambar
Thema: Berguna Temanku Kepada Saya Nas: Filemon 1:11–16 “... dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu — dia, yaitu buah hatiku —. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.” (TB) Pengantar Surat Paulus kepada Filemon merupakan surat pribadi yang sarat dengan kekuatan rohani. Paulus menulis bukan hanya untuk membela Onesimus, seorang budak yang dahulu dianggap tidak berguna, tetapi kini d...

Potensi Karo: Jalan Menuju Kemakmuran dan Kesejahteraan

Gambar
 Dataran Tinggi Karo merupakan salah satu kawasan paling kaya potensi di Sumatra Utara. Jika dikembangkan dengan strategi yang tepat, wilayah ini dapat menjadi daerah yang makmur dan sejahtera, sekaligus memberi kontribusi signifikan bagi pembangunan nasional. Bagi masyarakat Karo sendiri, tanah leluhur ini dikenal dengan sebutan “Taneh Karo Simalem”, yang berarti “Tanah Karo yang Nyaman” – sebuah simbol kesejahteraan, keramahan, dan kelimpahan alam. Lima Potensi Utama Karo Berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan, terdapat setidaknya lima potensi besar yang dapat menjadi pilar pembangunan Karo di masa depan: 1. Potensi Pertanian Hortikultura Tanah subur dengan iklim sejuk menjadikan Karo pusat hortikultura unggulan. Sayur- sayuran, buah-buahan, dan bunga dari kawasan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menjadi pemasok penting bagi kota-kota besar di Sumatra dan Jawa. Menurut studi agribisnis, hortikultura Karo dapat berkembang pesat jika didukung dengan teknol...