Featured Post

Mentalitas Berkekurangan Para Pendeta

Gambar
Oleh: Analgin Ginting Pengantar Dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena yang memprihatinkan dalam kehidupan sebagian pendeta di berbagai denominasi gereja. Muncul perilaku yang menunjukkan adanya krisis spiritual dan ketidakseimbangan antara panggilan dan gaya hidup. Kita menyaksikan pendeta yang tetap merokok sembari menyusun rasionalisasi teologisnya, pendeta yang menolak penugasan pelayanan ke jemaat tertentu, bahkan jemaat yang menolak kehadiran pendeta karena reputasi atau gaya kepemimpinannya. Tidak jarang, pendeta juga ikut terlibat dalam investasi bodong, atau menyimpulkan diskusi Alkitab secara dangkal tanpa kedalaman refleksi rohani. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Apakah menjadi pendeta adalah panggilan kudus atau sekadar pilihan profesi dan gaya hidup religius? Pertanyaan ini menyentuh inti persoalan spiritualitas pendeta masa kini. Banyak pendeta yang tampak kehilangan daya spiritual yang sejati karena mentalitas berkekurangan (scarcity mentality) yang...

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

 Thema: Dunia Dipenuhi Oleh Berkat dari Tuhan (Doni Dem Alu Pasu-Pasu Dibata)

Teks: Masmur 104:10–15


Pengantar

Dunia diciptakan Allah bukan hanya sebagai tempat tinggal bagi manusia, tetapi juga sebagai ruang pemeliharaan dan persekutuan antara ciptaan dan Sang Pencipta. Mazmur 104 adalah puisi agung yang memuliakan Allah sebagai Pemelihara ciptaan yang penuh kasih dan keteraturan. Pemazmur memaparkan bahwa segala unsur alam, dari mata air, tumbuhan, hingga makanan dan anggur, merupakan berkat langsung dari tangan Allah. Di tengah krisis ekologis dan kekhawatiran masa depan, mazmur ini menjadi deklarasi iman bahwa dunia ini penuh berkat karena Allah sendiri yang terus memeliharanya.



Fakta

1. Tuhan adalah Sumber Air dan Kehidupan

Dalam ayat 10–11, pemazmur menyatakan bahwa Tuhan “melepas mata-mata air” ke lembah-lembah dan gunung-gunung, yang menjadi sumber minuman bagi seluruh makhluk hidup, termasuk binatang di padang dan burung-burung di udara.

2. Pekerjaan Tuhan Memberkati Seluruh Bumi

Ayat 13 menegaskan bahwa gunung-gunung mendapat minum dari "kamar-kamar loteng" Tuhan, dan bumi kenyang oleh hasil karya-Nya. Ini menekankan bahwa alam tidak berdiri sendiri, melainkan tunduk kepada penyelenggaraan ilahi.

3. Tuhan Menyediakan Segala Kebutuhan Makhluk Hidup

Dalam ayat 14–15, Tuhan menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuhan untuk manusia usahakan. Anggur, minyak, dan makanan semuanya berasal dari Tuhan dan ditujukan untuk menyukakan, menguatkan, dan menyegarkan manusia.


Makna Teologis

1. Tuhan adalah Penyelenggara Ilahi (Divine Provider)

Dunia ini bukan hanya ciptaan Tuhan, tapi juga dipelihara-Nya. Tuhan menyediakan kebutuhan dasar manusia bahkan sebelum manusia menyadarinya. Ini sesuai dengan teologi providensia, yaitu bahwa Allah memelihara dan menopang seluruh ciptaan-Nya (bdk. Heidelberg Catechism, Q&A 27–28).

2. Manusia Bekerja, Tapi Tuhanlah yang Memberi Hasil

Meskipun manusia bekerja dan mengolah tanah, hasil sejati tetap datang dari Tuhan (lih. 1 Korintus 3:6–7). Ini menekankan bahwa kerja manusia harus dipahami dalam kerangka kemitraan dengan Allah, bukan sebagai otonomi penuh.

3. Iman Mengalahkan Ketakutan Akan Krisis

Mazmur ini menantang narasi krisis ekologis yang pesimis dengan iman yang yakin: Tuhan tahu dan menyediakan. Ini tidak berarti kita boleh lalai menjaga bumi, tetapi iman kepada Allah yang memelihara membebaskan manusia dari ketakutan yang melumpuhkan.


Implementasi

1. Mengembangkan Teologi Ekologis dalam Iman Kristen

Pemahaman bahwa Tuhan memelihara bumi harus menginspirasi umat percaya untuk memelihara bumi juga (creation care). GBKP yang mengakui keberagaman budaya dan hidup berdampingan dengan alam, perlu mengangkat khotbah dan aksi nyata untuk menjaga tanah, air, dan udara sebagai bentuk ucapan syukur atas berkat Tuhan.

2. Membangun Kesadaran Kolektif Terhadap Keseimbangan Alam

Ketika manusia mengkonsumsi tanpa kesadaran terhadap keberlanjutan, mereka mengingkari berkat Tuhan. Mazmur ini menjadi dasar teologis untuk gaya hidup sederhana, konsumsi bijak, dan pengelolaan sumber daya secara bertanggung jawab.

3. Menguatkan Jemaat di Tengah Kekhawatiran Dunia

Dalam konteks masyarakat yang hidup dalam ketidakpastian ekonomi, kelangkaan pangan, dan bencana alam, bagian ini adalah seruan untuk tetap percaya kepada Tuhan yang berdaulat atas alam. Ini relevan untuk warga jemaat baik di desa maupun kota.


Power Statement (Kalimat Kekuatan)

"Ketika dunia terlihat kering dan menakutkan, ingatlah: mata air kasih Tuhan tidak pernah berhenti mengalir."

"Di balik setiap tetes air, biji padi, dan sinar matahari, ada tangan kasih Tuhan yang menyentuh dan memberkati hidupmu."

"Dunia bukan hanya tempat tinggal—dunia adalah bukti nyata dari kasih dan pemeliharaan Tuhan setiap hari."


Referensi dan Catatan Kaki

1. Calvin, John. Commentary on the Book of Psalms. Grand Rapids: Baker, 1996.

2. Heidelberg Catechism, Q&A 27–28 tentang providensia Allah.

3. Brueggemann, Walter. The Message of the Psalms. Augsburg Fortress, 1984.

4. Bauckham, Richard. Bible and Ecology: Rediscovering the Community of Creation. Baylor University Press, 2010.

5. Mouw, Richard. When the Kings Come Marching In: Isaiah and the New Jerusalem. Eerdmans, 2002.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025