Featured Post
BENARKAH POLITIK UANG (MONEY POLITIC) SUDAH KALAH DARI KABUPATEN KARO ?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Suasana sangat berbeda telah terlihat pada Pilkada Bupati Karo 2020. Sebelum hari H pencoblosan yang dilakukan secara serentak 9 Desember 2020, semarak sekali percakapan tolak money politic. Berbagai spanduk dan pamplet, brosur selebaran yang intinya tolak money politic, bahkan ada juga gerakan membuat tanda tangan penolakan yang dilakukan di tengah keramaian.
Menurut beberapa pakar yang sempat
penulis ajak bercakap cakap dalam program CADAS, bahwa praktik money politic itu mengalami puncaknya
pada pilkada tahun 2010 dan 2015. Salah
satu dampak buruk dari money politic
yang langsung terlihat adalah minimnya pembangunan pada periode tahun 2010
sampai dengan tahun 2020 ini.
Bahkan ada sesuatu yang unik dan
barangkali sulit dipahami dan diterima dengan akal sehat, terutama akal sehat
kaum millennial yang penuh dengan giji dan vitamin, “pembangunan minim namun SILPA[u1] [u2] [u3] [u4] [u5] [i] selalu terjadi terutama
pada periode 2015 sd 2020”.
Siapakah orang atau kelompok yang
paling sering menyuarakan gerakan nanti money
politic pada Pilkada 2020 di Wilayah Karo ?
Menurut saya ada 3 kelompok yaitu ; 1. Para netizen putra putri karo 2.
Kelompok rohaniawan yang membuat gerakan dalam wadah Forum Cinta Tanah
Karo, dan 3. para Karo Diaspora melalui
wadah (grup WA) antara lain, Relaka 007, Forum Katiga, Kita Bisa Ubah Karo, Ide
Bukti, Karo Erdilo, Aron Karo Erdilo dll.
Lalu bagaimana hasilnya pada Pilakda tanggal 9 Desember kemarin ? Apakah praktik Tolak Money Politic sudah terlihat ? Dan apakah pemenang Pilkada benar benar menunjuk kepada sosok yang menolak money politic ?
Untuk menjawab 2 pertanyaan ini lah
penulis berusaha membuat anaslisa sederhana melalui tulisan ini. Tidak ada maksud untuk memojokkan siapapun,
namun tulisan ini hanya ditujukan menjadi semacam refleksi supaya kelak atau pilkada
berikut nya bisa dilaksanakan dengan lebih baik, lebih cerdas dan bijaksana dan hasilnyapun diharapkan bisa mendapatkan
bupati yang benar benar punya skills,
passion dan time untuk membangun
Kabupaten Karo.
KPUD Karo telah mengumumkan
bahwa pemenangnya adalah Paslon nomor 5
yaitu Cory Sebayang dan Theopilus Ginting.
Saya pribadi mengucapkan selamat
kepada pemenang ini. Meskipun saya
dengar kabar bahwa ada paslon yang membawanya terlebih dahulu ke Mahkamah
Konstitusi.
Nah sekarang marilah kita analisa
apakah gerakan tolak money politic sudah terbukti di lapangan
atau belum. Secara kualittaif, melalui
pandangan individu kita mendapat info bahwa, semarak percakapan tentang uang
ini sudah sangat berkurang 3 hari/malam sebelum hari H. Biasanya percakapan tersebut sangat seru
terjadi di kedai kedai kopi pada malam
malam hari sampai malam hari H, namun kali ini sangat kurang. Bahkan ada yang menyampaikan juga bahwa
banyak calon pemilih yang merasa kecewa dalam penantiannya karena tidak ada
yang berani datang membawa amplop.
Namun dalam percakapan percakapan saya dengan beberapa
orang teman ada yang memberi info bahwa ada tim dari paslon tertentu yang sudah
selesai memberikan amplop tersebut sebelum sebelumnya. Salah satu alasan mengapa diberikan lebih
cepat, karena ada issu akan ditangkaptangankan jika diberikan pada malam
malam menjelang hari H. Tentu dia
berfikir jika sampai ditangkap tangan , maka akan rugi sekali calon yang dia
usung.
Nah pendekatan kedua yang bisa
dipakai adalah pendekatan kwantitatif
yaitu dengan menganalisa jumlah perolehan suara yang didapat oleh paslon
lalu berusaha untuk melihat dan menghubungkannya dengan komitmen pasangan calon tersebut sejak awal
masa kampanye.
No |
Paslon |
Komtimen Menolak Money Politic |
Perolehan Suara[ii] |
1 |
Jusua dan Sabrina |
Jelas
Menolak Money Poiitic |
52.019 |
2 |
Cuaca dan Agen |
Tidak
Jelas Menolak Money Politik |
21.349 |
3 |
Iwan dan Budianto |
Jelas Menolak Money Politic |
51.103 |
4 |
Yus dan Paulus S |
Tidak
jelas menolak Money Politic |
3.158 |
5 |
Cory dan Theopilus |
Tidak
jelas menolak money Politic |
59.608 |
Pasangan Calon No 1 dan 3 adalah
pasangan yang sangat jelas dan tegas untuk menolak money politic, sedangkan
pasangan no 2,4 dan 5 tidak jelas atau tidak tegas menolak money politic. Meskipun demikian politik bukan hitam putih,
sehingga dapat secara tegas dipisahkan mana paslon yang suaranya melulu karena money politic dan mana calon yang
suaranya karena menolak money politik. Itulah hebatnya dan menariknya politik, tidak
ada yang hitam putih, tidak ada pemisahan tegas, tidak ada kepastian juga tidak
ada ketidakpastian. Pokoknya menarik bagelah.
Hasil analisa saya seperti dibawah
ini.
Paslon nomor 5, karena pemenang, suaranya 100%.
Paslon Nomor 1, 70% menolak money Politic, 36.413
Paslo Nomor 2, 60% karena money politic, 12.809
Paslon nomo 3, 90% menolak money politic 45.992
Paslon nomor 4, 50% karena money Politic 1.579
Jika 70% suara paslon 1 ditambah
dengan 90% suara paslon 3 dijumlahkan dan diberi label, yang menolak money politic maka jumlahnya adalah 82.405
Jika 100% suara Paslon nomor 5
ditambah dengan 60% suara paslon nomor 2 dan 50% suara paslon no 4 dijumlahkan
dan diberi label, MUNGKIN suara money
politic maka jumlahnya adalah 73.996.
Tentu asumsi dan penjumlahan ini
bukanlah hasil perhitungan hitam putih atau jelas dan tegas batasannya antara
suara menolak money politic dan suara memakai money politic . Namun sekali lagi
saya perjelas perhitungan ini hanya
dipakai untuk mengevaluasi tentang money
politic atau tidak money politic. Dengan demkian maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Perolehan suara menolak money politic
ternyata lebih besar dibanding dengan suara yang memakai money politic.
2. Meskipun
suara menolak money politic lebih
besar tapi belum mampu memenangkan bupati dan wakil bupati
Insight /pembelajaran
1. Gerakan tolak money politic yang sudah dipelopori para
Netizen Karo yang umumnya berusia muda, Forum Cinta Tanah Karo yang menjadi
wadah para pendeta/teolog dan Karo Diaspora yang tergabung dalam grup grup WA
maupun yang secara individu menggelorakan seperti Impalku Amos Tarigan, perlu
terus dipertahankan dan diperkuat sehingga gerakan ini tidak hanya eksis dan
kuat hanya menjelang Pilkada saja. Demi seluruh rakyat dan Masyarakat Karo,
gerakan Tolak Money Politic ini
harus terus dikumandangkan.
2. Satu lagi hal yang paling
penting adalah, mengurangi jumlah Paslon yang berkompetisi. Sebab dari data data diatas, jika suara
Paslon No 1 dan suara Paslon no 3 digabung maka
Paslon yang mengusung thema dan komitmen menolak money politic lah yang
akan menang. Mungkin untuk Pilkada
berikutnya di Karo cukup Paslon hanya 3
pasang saja atau 2 pasang saja. Di
Kabupaten Humbahas, bahkan Paslon berkompetisi melawan kotak kosong. Tentu dalam hal ini, kedewasaan berfikir para
pimpinan partai politik dan jajarannya
demi kemajuan Karo perlu sekali dikumandangkan. Sebuah catatan tambahan, bahwa Paslon nomor 4
hanya memperoleh 3 ribuan suara, padahal partai pendukunganya adalah partai
politik besar; Golkar, Hanura dan Demokrat. Analgin Ginting
Komentar