Perdebatan pernah
terjadi sehubungan dengan tertawa.
Pernahkah Tuhan Yesus tertawa? Sebagian mengatakan tidak pernah, namun
sebagian lagi mengatakan pernah.
Kelompok yang mengatakan Yesus pernah tertawa mempunyai alasan karena Yesus Kristus adalah 100 persen manusia. Jadi sebagai manusia yang seutuhnya, yang
selalu hidup dengan murid muridNYA masak Yesus tidak tertawa katanya. Bahkan mereka (kelompok) mengutip beberapa ayat
yang menggambarkan Tuhan tertawa seperti misalnya Masmur 2 : 4.
Kelompok yang lain
mengatakan Yesus tidak tertawa karena Alkitab sendiri memandang rendah prilaku
tertawa ini. Tertawa dalam Perjanjian
Lama selalu dikaitkan dengan mengolok olok, ekspresi tidak terpercaya, dan hal hal yang rendah lainnya. Misalnya Abraham (Kejadian 17:17) dan Sarah (Kejadian 18: 12-15) tertawa tak percaya
ketika Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan memenuhi janji perjanjian
dan mereka akan memiliki seorang putra meskipun usia tua mereka.
Contoh tertawa sebagai ejekan dituliskan dalam banyak ayat. Orang Filistin menertawakan kebutaan Simson (Hakim 16:25); orang menertawakan penderitaan
Ayub (Ayub 30: 1); Musuh-musuh Israel menertawakan kejatuhan Yerusalem (Rat 1:
7). Dalam Injil, ketika Tuhan Yesus menyatakan
bahwa putri Yairus tidak mati, tetapi tidur, "mereka
menertawakan-Nya"; maka Tuhan melakukan mujizat mengangkat dia untuk hidup
(Lukas 08:53).
Terlepas dari dikotomi
diatas, saya sendiri yakin bahwa Yesus memilih untuk tidak tertawa. Yesus tidak tetawa untuk menggambarkan betapa
berat Misi yang dia bawa untuk menyelamatkan manusia dari dosanya. Sungguh besar dosa manusia itu,
lanai lit sibujur sada pe lang.
Artinya kalau tidak ada upaya penyelamatan manusia dari Tuhan sendiri
maka manusia semuanya dari segala jaman
pasti akan mati, dan mati dan mati selamanya.
Kalau manusia mati, berpisah
dari Tuhan, maka manusia sebagai gambar
Allah menjadi sia sia. Tidak ada artinya
lagi manusia sebagai ciptaan Tuhan, yang Dia ciptakan sebagai gambaran DiriNYA
sendiri. Tuhan menciptakan manusia
sebagai gambaran diriNYA pasti tujuanNYA supaya ada masa dimana Tuhan akan bersama
sama dengan manusia itu dalam keabadian.
Namun jika manusia itu sudah hilang gambaran dirinya sebagai ciptaan
Tuhan oleh karena Dosa, maka hidup
bersama dalam keabadian itu tidak terjadi. Tentu inilah yang membuat Tuhan
sangat bersedih.
Sebagai gambar diriNYA
maka dalam diri manusia ada ciri Ke-
Allahan, ada sifat dan karakter, serta visi Tuhan dalam kehidupan manusia
itu. Namun semua hilang, misi
dibatalkan, dan manusia sudah tidak punya jati dirinya oleh karena dosa. Dan Tuhan Allah yang tidak berdosa tidak
mungkin bersentuhan atau berkumpul atau bersatu dengan manusia yang berdosa.

Yang paling parah
adalah dosa manusia itu membuat dia merasa bahwa dirinya lah tuhan. Dampak dosa yang paling besar adalah manusia
merasa bahwa dosa itu tidak ada. Dosa
itu hanyalah ilusi, tuhan itu hanya bayang bayaing, keberadaan tuhan itu hanya
ada dalam hayal manusia. Dan manusia
yang berhayal bahwa ada tuhan, adalah manusia kelas rendahan, yang tidak mampu
mencapai sesuatu dalam hidup. Dan
hidupnya yang tidak berprestasi dan rendahan itu mendorong dirinya mencari
kompensasi, dan manusia akhirnya menciptakan konsep tuhan dalam hidupnya.
Lihat sajalah fakta. Manusia yang masih
percaya kepada Tuhan adalah manusia yang rata rata kecerdasannya rendah. Lalu bandingkan dengan kaum Atheis yang rata
rata IQ nya lebih tinggi. Atau
bandingkan dengan kaum Agnotis seperti Stephen Hawking, ahli fisika paling top
di dunia yang menggagas Teori Segala Sesuatu (The Theory Of Everything), yang
film mengenai kisah hidupnya lagi diputar di bioskop di seluruh dunia. (Atheis
adalah orang yang tidak percaya kepada Tuhan, namun mereka masih mau
membicarakan mengenai agama, keberadaan Tuhan, tapi memilih tidak percaya Tuhan. Agnotis adalah aliran yang tidak mau lagi
berbicara tentang Tuhan, karena mereka menganggap sia sia berbicara tentang
Tuhan. Omong kosong kata mereka)

Nah Tuhan Yesus datang ke dunia untuk membawa misi
Tuhan mengembalikan jati diri manusia sebagai gambar Tuhan, mengembalikan kenyataan bahwa manusia adalah Gambar
diriNYA sendiri. Cara nya adalah
menghapuskan atau menebus keberdosaan manusia itu sendiri. Dan ini adalah tugas
yang amat sangat berat. Tidak
gampang untuk dilakukan, ada pengorbanan yang teramat besar. Pengorbanan yang
dilakukan dengan segenap upaya yang sangat sungguh sungguh, karena tujuannya
untuk menyelamatkan seluruh manusia dalam segala jaman. Termasuk menyelamatkan manusia yang sudah
meninggal puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Termasuk
menyelamatkan manusia yang belum lahir, yang akan lahir puluhan,
ratusan, ribuan tahun kemudian atau bahkan jutaan tahun kemudian. Dan semua manusia yang mau diselamatkan itu adalah manusia yang
tidak sadar, manusia yang merasa pintar, manusia yang atheis, manusia yang
agnotis, atau manusia yang suam suam kuku.

Sebagai gambaran
beratnya misi Tuhan itu simaklah apa yang tertulis dalam Markus 8 : 31 ini
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan
kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus
menanggung banyak penderitaan dan
ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu
dibunuh dan
bangkit sesudah
tiga hari.
Penderitaan Tuhan Yesus
dalam menebus atau menjadi korban penebusan dosa sangat besar, tidak hanya penderita
secara fisik, tapi juga secara mental atau psikis yaitu ditolak dan
dikhianati. Jaman sekarang ini lebih
sakit mana, dipukul atau ditolak eksistensi kita? Itulah yang dialami oleh Tuhan Yesus.
Nah, kalau kita sudah sadar bahwa kita manusia berdosa, manusia kotor,
manusia bejat, manusia tidak konsisten, manusia pura pura, manusia munafik,
manusia egois, manusia pekulah pekulah, manusia penakut, manusia
kikir, manusia pelit, manusia yang suka bersembunyi kalau memberi, maka kita
itulah target dari penyelamatan Tuhan kita itu.
Pikirkanlah, rasakan lah, renungkan, percayalah dan bersyukurlah bahwa
Yesus Kristus menderita ditolak dan dibunuh oleh karena Anda, karena saya dan kaarena kita yang sudah disadarkan. Percayalah kepada Tuhan Yesus, jangan tanggung
tanggung
Komentar