Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Februari 2025

Gambar
  Sermon Berdasarkan 1 Timotius 6:20-21 Thema: Kep-kep Alu Mehuli – Jagalah dengan Baik Pendahuluan Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dalam perjalanan kehidupan kita, kita sering kali dihadapkan pada tantangan untuk tetap teguh dalam iman dan nilai-nilai yang telah dipercayakan kepada kita. Dalam 1 Timotius 6:20-21 , Rasul Paulus memberikan peringatan dan nasihat penting kepada Timotius, seorang pemimpin muda dalam gereja, agar menjaga apa yang telah dipercayakan kepadanya . Paulus menekankan pentingnya kesetiaan dalam iman, menjauhi perdebatan yang tidak membangun, dan waspada terhadap ajaran yang menyimpang . Nasihat ini tidak hanya relevan bagi Timotius pada zamannya, tetapi juga bagi kita di zaman sekarang. Oleh karena itu, tema kita hari ini adalah “Kep-kep Alu Mehuli – Jagalah dengan Baik” . Seperti seorang penjaga yang bertanggung jawab atas harta yang berharga, kita dipanggil untuk menjaga iman dan ajaran yang benar agar tidak tersesat dalam ajaran-ajaran yang menyesatka...

Pernahkah Yesus Tertawa?



Perdebatan pernah terjadi sehubungan dengan tertawa.  Pernahkah Tuhan Yesus tertawa? Sebagian mengatakan tidak pernah, namun sebagian lagi mengatakan pernah.  Kelompok yang mengatakan Yesus pernah tertawa mempunyai alasan karena  Yesus  Kristus adalah 100  persen manusia.  Jadi sebagai manusia yang seutuhnya, yang selalu hidup dengan murid muridNYA masak Yesus tidak tertawa katanya.   Bahkan mereka (kelompok) mengutip beberapa ayat yang menggambarkan Tuhan tertawa seperti misalnya Masmur 2 : 4.

Kelompok yang lain mengatakan Yesus tidak tertawa karena Alkitab sendiri memandang rendah prilaku tertawa ini.  Tertawa dalam Perjanjian Lama selalu dikaitkan dengan mengolok olok, ekspresi tidak terpercaya,  dan hal hal yang rendah lainnya. Misalnya Abraham (Kejadian 17:17) dan Sarah (Kejadian 18: 12-15) tertawa tak percaya ketika Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan memenuhi janji perjanjian dan mereka akan memiliki seorang putra meskipun usia tua mereka.



Contoh tertawa sebagai ejekan dituliskan dalam banyak ayat. Orang Filistin menertawakan kebutaan  Simson (Hakim 16:25); orang menertawakan penderitaan Ayub (Ayub 30: 1); Musuh-musuh Israel menertawakan kejatuhan Yerusalem (Rat 1: 7).  Dalam Injil, ketika Tuhan Yesus menyatakan bahwa putri Yairus tidak mati, tetapi tidur, "mereka menertawakan-Nya"; maka Tuhan melakukan mujizat mengangkat dia untuk hidup (Lukas 08:53).



Terlepas dari dikotomi diatas, saya sendiri yakin bahwa Yesus memilih untuk tidak tertawa.  Yesus tidak tetawa untuk menggambarkan betapa berat Misi yang dia bawa untuk menyelamatkan manusia dari dosanya.  Sungguh besar dosa manusia itu, lanai lit sibujur sada pe lang.  Artinya kalau tidak ada upaya penyelamatan manusia dari Tuhan sendiri maka manusia semuanya dari  segala jaman pasti akan mati, dan mati dan mati selamanya.  


Kalau manusia mati, berpisah dari Tuhan, maka manusia sebagai  gambar Allah menjadi sia sia.  Tidak ada artinya lagi manusia sebagai ciptaan Tuhan,  yang Dia ciptakan sebagai gambaran DiriNYA sendiri.  Tuhan menciptakan manusia sebagai gambaran diriNYA pasti tujuanNYA supaya ada masa dimana Tuhan akan bersama sama dengan manusia itu dalam keabadian.  Namun jika manusia itu sudah hilang gambaran dirinya sebagai ciptaan Tuhan oleh karena  Dosa, maka hidup bersama dalam keabadian itu tidak terjadi. Tentu inilah yang membuat Tuhan sangat bersedih. 


Sebagai gambar diriNYA maka dalam diri manusia ada ciri  Ke- Allahan, ada sifat dan karakter, serta visi Tuhan dalam kehidupan manusia itu.  Namun semua hilang, misi dibatalkan, dan manusia sudah tidak punya jati dirinya oleh karena dosa.  Dan Tuhan Allah yang tidak berdosa tidak mungkin bersentuhan atau berkumpul atau bersatu dengan manusia yang berdosa.  




Yang paling parah adalah dosa manusia itu membuat dia merasa bahwa dirinya lah tuhan.  Dampak dosa yang paling besar adalah manusia merasa bahwa dosa itu tidak ada.  Dosa itu hanyalah ilusi, tuhan itu hanya bayang bayaing, keberadaan tuhan itu hanya ada dalam hayal manusia.  Dan manusia yang berhayal bahwa ada tuhan, adalah manusia kelas rendahan, yang tidak mampu mencapai sesuatu dalam hidup.  Dan hidupnya yang tidak berprestasi dan rendahan itu mendorong dirinya mencari kompensasi, dan manusia akhirnya menciptakan konsep tuhan dalam hidupnya. 

Lihat sajalah fakta. Manusia yang masih percaya kepada Tuhan adalah manusia yang rata rata kecerdasannya rendah.  Lalu bandingkan dengan kaum Atheis yang rata rata IQ nya lebih tinggi.  Atau bandingkan dengan kaum Agnotis seperti Stephen Hawking, ahli fisika paling top di dunia yang menggagas Teori Segala Sesuatu (The Theory Of Everything), yang film mengenai kisah hidupnya lagi diputar di bioskop di seluruh dunia.  (Atheis adalah orang yang tidak percaya kepada Tuhan, namun mereka masih mau membicarakan mengenai agama, keberadaan Tuhan,  tapi memilih tidak percaya Tuhan.  Agnotis adalah aliran yang tidak mau lagi berbicara tentang Tuhan, karena mereka menganggap sia sia berbicara tentang Tuhan. Omong kosong kata mereka)




Nah Tuhan Yesus datang ke dunia untuk membawa misi Tuhan mengembalikan jati diri manusia sebagai gambar Tuhan,  mengembalikan kenyataan bahwa manusia adalah Gambar diriNYA sendiri.  Cara nya adalah menghapuskan atau menebus keberdosaan manusia itu sendiri. Dan ini adalah tugas yang amat sangat berat.  Tidak gampang untuk dilakukan, ada pengorbanan yang teramat besar. Pengorbanan yang dilakukan dengan segenap upaya yang sangat sungguh sungguh, karena tujuannya untuk menyelamatkan seluruh manusia dalam segala jaman.  Termasuk menyelamatkan manusia yang sudah meninggal puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Termasuk menyelamatkan  manusia  yang belum lahir, yang akan lahir puluhan, ratusan, ribuan tahun kemudian atau bahkan jutaan tahun kemudian.  Dan semua manusia  yang mau diselamatkan itu adalah manusia yang tidak sadar, manusia yang merasa pintar, manusia yang atheis, manusia yang agnotis, atau manusia yang suam suam kuku. 





Sebagai gambaran beratnya misi Tuhan itu simaklah apa yang tertulis dalam Markus 8 : 31 ini 

Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia   harus menanggung banyak penderitaan   dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,  lalu dibunuh  dan bangkit  sesudah tiga hari.


Penderitaan Tuhan Yesus dalam menebus atau menjadi korban penebusan dosa sangat besar, tidak hanya penderita secara fisik, tapi juga secara mental atau psikis yaitu ditolak dan dikhianati.  Jaman sekarang ini lebih sakit mana, dipukul atau ditolak eksistensi kita?  Itulah yang dialami oleh Tuhan Yesus.
Nah, kalau kita sudah sadar bahwa kita manusia berdosa, manusia kotor, manusia bejat, manusia tidak konsisten, manusia pura pura, manusia munafik, manusia egois, manusia  pekulah pekulah, manusia penakut, manusia kikir, manusia pelit, manusia yang suka bersembunyi kalau memberi, maka kita itulah target dari penyelamatan Tuhan kita itu.  Pikirkanlah, rasakan lah, renungkan, percayalah dan bersyukurlah bahwa Yesus Kristus menderita ditolak dan dibunuh oleh karena Anda, karena saya dan  kaarena kita yang sudah disadarkan.  Percayalah kepada Tuhan Yesus, jangan tanggung tanggung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024