Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Gambar
Thema: Pengurus yang Dipercaya ( Pengurus Si Terteki ) Nas: 1 Korintus 4:1–5 “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.” Pengantar Menjadi seorang pengurus dalam pelayanan jemaat adalah sebuah kehormatan besar sekaligus amanah ilahi yang penuh tanggung jawab. Dalam nasihat Rasul Pau...

PENYANGKALAN PETRUS Matius 26:69-75

 

David Monje - Unsplash

Tahukah kita, diagnosa suatu penyakit dapat dilakukan hanya dengan melihat bagian dalam mulut seseorang. Bahkan beberapa penyakit dapat diketahui dengan memeriksa keadaan lidah. Tak heran, maka hal pertama yang akan dokter katakan saat memeriksa pasiennya adalah, "Coba, saya lihat lidah Anda." Seringkali diagnosa suatu penyakit dapat dilakukan hanya dengan melihat bagian dalam mulut seseorang. Beberapa penyakit dapat diketahui dengan memeriksa keadaan lidah.

Hal sama juga dapat dilakukan untuk memeriksa kesehatan rohani seseorang.Tutur kata yang diucapkan seseorang akan mencerminkan apa yang ada dalam diri orang itu. Yesus berkata, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Matius 12:34).

Tidak percaya? Mari kita baca lagi peristiwa yang terjadi pada Petrus…

Pada malam Yesus ditangkap, Rasul Petrus menjumpai kesulitan karena ucapan mulutnya. Ketika ia berbicara, beberapa orang mengenali dialeknya dan berkata, "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu" (Matius 26:73). Walaupun Petrus mencoba menyangkal tuduhan mereka, namun tutur katanya menunjukkan dengan jelas siapa dirinya.

Petrus melupakan dirinya sebagai manusia yang rapuh. Ia sulit mengakui ketidakberdayaannya sebagai manusia dengan mengatakan kepada Yesus, “Sekalipun aku harus mati Bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” (bdk. Markus 14:26-31).. Tapi bagaimana kenyataanya? Petrus menyangkal Yesus.

Mengapa? Karena ucapan keyakinan tersebut, justru menunjukan ketinggian hati dari Petrus didepan Yesus.

Hal serupa juga sering terjadi pada diri kita, saat sesuatu yang kita sebut sebagai “keyakinan” berubah menjadi “ketinggian hati”. Padahal, tidak salah mengakui ketidakberdayaan kita pada Tuhan. Justru, mengakui ketidakberdayaan, menghilangkan sifat “sok tahu” akan segalanya. Melalui pengakuan ini, kita akan mengetahui kelemahan dan kerendahan hati kemanusiaan kita. Hal ini adalah dasar untuk mengakui bahwa kita adalah manusia, wajar untuk melakukan kesalahan dan tidak dapat melakukan segala sesuatunya dengan sempurna. Itu juga mengapa kita selalu membutuhkan kasih karunia Tuhan dalam ketidakberdayaan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025