CATATAN TAMBAHAN PJJ 09 – 15 FEBRUARI 2025

Joni Sembiring
Setiap waktu adalah kesempatan latihan, susah gampang itu bergantung pada terbiasa atau tidaknya diri dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Sering kali untuk menjawab 1+1 saja malasnya minta ampun, bukan karena tidak tahu jawabannya tetapi karena memang tidak suka dengan bidang itu.
Saya sendiri mencintai pola hidup vegan dan minimalis sebagaimana saya mencintai ajaran-ajaran welas asihNya Yesus di kitab suci. Saya suka banget, bahkan rasa penasaran terhadap ilmu vegan dan minimalis terus bermunculan. Proses menjadi vegan, yang ditakutkan sebenarnya adalah ketakutan di dalam pikiran. padahal kalau dijalani, tak ada hal yang menakutkan yang perlu ditakutkan. Mengalir saja!
Mau di tempatkan di mana pun, risiko menjadi vegan dan minimalis selalu ada di depan mata. Serumit apa pun risiko itu, pada intinya risiko itu muncul dikarenakan orang sekitar belum paham atau baru tahu tentang gaya hidup vegan dan minimalis. Penolakan sering terjadi, namun menghidupi panggilan dengan cara ini membuat saya semakin penasaran dengan rasa pelayanan di Gereja. Risiko itu pun ada gunanya, diri terbentuk kekokohannya dikarenakan risiko itu sendiri. Berterimakasihlah pada risiko!
Hidup juga adalah tentang rasa. Menghidupi panggilan di GBKP bersama pola hidup vegan dan minimalis itu ada rasanya. Menghidupi panggilan tanpa membunuh hewan itu ada rasanya. Disebut kolot, tidak keren hanya karena pakaian saya itu-itu saja, juga ada rasanya. Namun pada intinya komitmen vegan dan minimalis saya diperkokoh di GBKP, dan ini pun ada rasanya. Rasa peduli jemaat dan teman sekerja, dukungan yang diberikan membuat saya sangat-sangat menikmati rasa syukur dan bahagia. Rasa syukur dan bahagia menolong saya dalam menghadapi pikiran dan perkataan negatif. Terang gelap, sehat sakit, positif negatif, itu ada gunanya.
Refleksi yang saya petik dari rasa yang selama ini saya rasakan adalah: kalau ada dua bajumu beri satu pada orang yang tidak ada bajunya. Pengajaran ini menurut saya adalah pengajaran minimalisNya Yesus yang menenangkan banget. Yang terpenting bukan baju yang diberi tetapi tentang rasa keikhlasan berbagi, keikhlasan meminimaliskan diri. Saya ingat betul pesan almarhum Pdt. Agustinus Purba kepada saya tahun 2019 yang membuat saya semakin semangat menghidupi panggilan di GBKP,”Adi bagena la kap mesera ngasuhi kam, nakku! Tetap lanjutken ras semangat melayani!” Pelayanan akan tersasa ternikmati kalau dinikmati dengan rasa yang tepat. Rasa syukur dan bahagia adalah dua rasa yang tepat yang menjadi santapan saya setiap hari dalam menghidupi panggilan.
Komentar