Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Training itu ibarat stasiun bus. Mengikuti training sama dengan sampai di stasiun bus. Sebab begitu seseorang sampai di stasiun maka bisa dilihat 2 pembeda yang sangat significant. Yang pertama, dia bergerak, dia moving, dia sedang melakukan journey yang berbuah perubahan. Dia tidak statis dalam keadaannya, tapi dia sedang melakukan aktivitas untuk mendapatkan sesuatu.
Pembeda yang kedua, dia sedang menuju kedepan. Sebab tidak ada orang yang pergi ke stasiun
bus setelah itu pulang kembali ke rumahnya (kecuali yang mengantar dan
berdagang di sekitar stasiun bus tentu saja).
Seseorang ada di stasiun bus karena dia ingin menuju suatu tempat.
Apakah mudik ke kampung halaman untuk menyusun visi baru atau mendapatkan inspirasi
dan amunisi baru, atau dia berpergian ke suatu tempat untuk mengadakan
refreshing atau darma wisata. Pokok nya dia sedang menuju kedepan. Ke suatu tempat yang akan memberikan sesuatu
yang dia butuhkan lebih dari hari ini.
Mengikuti training persis sama. Jika anda sedang mengikuti
training, berarti anda sedang bergerak, anda sedang melakukan movement, tidak statis
dengan keadaan anda saat ini. Ada sesuatu
yang perlu dipelajari dan didapatkan dalam era disruptif ini. Kalau tidak bergerak, kalau tidak melakukan
pendalaman dam pembaharuan maka pasti akan ketinggalan.
Megikuti training juga melihat kedepan, sekaligus mengevaluasi
apa yang dimiliki dan cara cara melakukan
sesuatu dalam pekerjaan. Mengikuti training
akan membawa seseorang “mudik ke kampung halaman”, ke tempat dimana segala sesuatu
berakar untuk bertumbuh setinggi tingginya.
Mengikuti training juga adalah semacam refreshing intelectual yang berdampak terhadap munculnya visi dan
keyakinan baru yang berbuah lebih lebat dan lebih berkualitas.
Sumber photo : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bus_Lorena_Doubel_Decker.jpg
Jarang pergi ke stasiun bus atau ke stasiun kereta atau ke airpot
bukan lagi ciri manusia modern di era Space X saat ini. Saat ini tujuan yang disasar itu adalah Mars.
Bayangkan kalau seseorang selalu abai terhadap training, berarti dia tidak
pernah ke stasiun bus, tidak ke airport tentu saja tidak tahu bahwa sebentar
lagi ada bus yang membawa sampai ke Planet Mars.
Mengikuti training akan memastikan seseorang selalu bergerak ke depan dan ke atas. Mengikuti training akan memberikan kesadaran tentang kebiasaan bekerja dan struktur mindset yang mendasarinya.
Training Pillars Of Success yang diselenggarakan oleh SLI
sebagai contoh akan memberikan perspektif baru tentang apa itu sukses dan definisi
sukses yang tertanam dalam benak seseorang.
Perspektif ini akan memberikan feedback kepada setiap individu dimana
letak kekeliruannya dalam mewujudkan tingkat kesuksesan yang sudah diraihnya dan seharusnya dia sudah wujudkan dalam
prestasi kehidupannya.
Pengalaman hidup tanpa pengajaran
sering sekali membenamkan seseorang dalam kegagalan. Akan tetapi pengalaman hidup dengan
pengajaran yang tepat dan benar akan membuat seseorang seperti Chairul Tanjung
atau Elon Musk. Ada nya Chairul Tanjung
dan Elon Musk atau Bill Gates adalah sebuah contoh dimana pengalaman hidup
ditambah pengajaran yang benar menghasilkan buah yang sangat berbeda.
Ada pilar berfikir yang mereka terima dalam pengajaran itu dan mereka padukan dalam pengalaman hidupnya. Dampaknya kegagalan menjadi barang langka bagi mereka dan setiap orang yang sudah menemukan pilar pilar. Program training on line Pillars Of Success akan membuka rahasianya dan memberikan kepada anda empat pilar sukses itu. Cocok sekali untuk anak muda, ekskutif muda, siswa dan mahasiswa, pengurus OSIS bahkan guru guru muda.
Komentar