Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

Terkelin Brahmana Bupati Yang Terlalu Lugu

Catatan : Tulisan ini adalah bagian buku "Terkelin Brahmana Di Antara Sahabat" yang ditulis abanganda Robert Billy Perangin angin"

Saya  berkenalan dengan Terkelin Berahmana sejak tahun 1977. Dan selama 3.5 tahun berikutnya kami sekolah di SMP Negeri 1 Kabanjahe.  Dan saat usia kami memasuki usia SMA, kami berpisah. Aku dengar dia bersekolah di SMA RK Kabanjahe dan saya dengan beberapa teman ke SMA Negeri 1 “teruh bulu” Kabanjahe.  Selama di SMP itulah aku dengar bahwa beliau menyandang sebuah nama kehormatan yaitu “Pa Kentang”.  Mengapa saya sebut Pa Kentang itu nama kehormatan, karena hal itu menunjukkan bahwa dia anak juragan pupuk, atau orang kaya  di Kabanjahe.

Lagi pula, dengan disandangnya nama Pa Kentang sebenarnya Terkelin Berahmana sudah mempunyai Brand Personal sejak usia SMP, yang kelak membawa dia lebih terkenal lagi sebagai wakil bupati terpilih pada tahun 2010.  Bersama Kena Ukur Surbakti yang mempunyai brand personal juga sebagai “karo Jambi” dan akhirnya menjadi bupati defenitif setelah Karo Jambi tersebut  lengser sebagai bupati, (setelah baru sekitar 3 tahun sebagai bupati).  Jadilah Pa Kentang menjadi bupati, melanjutkan periodenya sampai tahun 2015.

Pada saat ramai ramainya demonstrasi untuk melengserkan Karo Jambi,  saya membuat sebuah tuisan yang tujuannya  mempersiapkan Terkelin Berahmana sebagai Bupati ( https://alginting.blogspot.com/2013/12/inilah-alternatif-selain-melengserkan.html ).  Saat itu saya sangat antusias membuat tulisan tersebut karena menyambut seorang sahabat teman SMP saya menjadi bupati.  Hati siapa yang tidak akan berbunga bunga jika sahabatnya menjadi penguasa satu  kabupaten?

Saat beliau masih menjabat  sebagai wakil bupati saya secara kebetulan bertemu dan satu kereta dari Medan ke Kuala Namu.  Dalam bincang bincang kami dia sempat menyatakan bahwa dirinya sangat sulit bergerak /bekerja sebagai wakil bupati, karena terlalu didikte oleh Bupati Almarhum Kena Ukur Surbakti. Saya ingat kala itu Terkelin mengatakan bahwa ruangan kerjanya sebagai wakil bupati dibuat sedemikian rupa, sehingga siapapun keluar masuk ke ruangan nya dilihat dan diketahui oleh Bupati Karo Jambi.

 Kai pe la banci kuban impal, janah tamu si reh e pe harus seijin bupati kerina  katanya kala itu menuturkan dalam Bahasa karo dalam gerbong Kereta Bandara yang sangat tenang dan nyaman.  Saya termangu mangu saja mendengar penuturannya, dan berfikir benar lah seperti itu.  Nah pada saat ada kemungkinan bupati lengser, dan sahabat ku inilah yang akan  menjadi bupati, saya berfikir dan percaya bahwa dia akan melakukan banyak hal untuk Kabupaten Karo. Itulah alasan mengapa saya sangat antusias membuat tulisan untuk mempersiapkan dan memastikan dia yang akan menjadi bupati.  Tapi apakah beliau melakukan banyak hal sebagai bupati ?

Dalam Pilkada 2015, kembali saya    berada dibelakang beliau, karena pada saat itu saya berfikir mungkin sisa masa jabatannya sebagai bupati periode sebelumnya tidak cukup power nya untuk menyusun program program pembangunan. Okelah kita dukung dia untuk menjadi bupati sekali lagi, siapa tahu dia akan meng-gas habis pada periode ini untuk membuat dan mewujudkan program program pembangunan.

Saat kampanye menjelang Pilkada tahun 2015, kembali saya membuat sebuah tulisan dengan judul Menghitung Peluang Bupati berdasarkan namanya.  Dan saya menempatkan nama Terkelin adalah nama yang paling menggambarkan Karo dengan seluruh latar budaya dan harapan di dalamnya. Nomor dua saya memilih nama sahabat/seninaku Heben Heser Ginting. Artinya inilah nama yang paling berpeluang menang sebagai Bupati Kabupaten Karo untuk lima tahun kedepan yaitu sampai pada tahun 2020. https://alginting.blogspot.com/2015/09/menghitung-peluang-bupati-karo.html

Selain mendukung dalam bentuk tulisan saya juga mengikuti sebuah pertemuan dengan para tokoh Karo Jakarta di Restaurant Angsa Dua, sekitar Senayan.   Yang ikut pada saat itu antara lain Jenderal Purn Amir Sembiring, Inget Sembiring, Alexander Barus PhD, Helman Pandia, Budianto Surbakti,  saya sendiri beberapa tokoh yang lain. Topik pembicaraan kami pada saat itu hanya satu, “Siapa yang kita dukung menjadi Bupati Karo”

Mencuatlah tiga nama yaitu Ramon Bangun, Sudarto Sitepu dan Terkelin Berahmana.  Percakapan cukup alot,  masing masing memberikan argumentasinya. Saya dan Budianto Surbakti pada saat itu, sebagai peserta termuda  satu visi untuk mendukung Terkelin Berahmana.  Dan karena argumentasi yang kami berikan  akhirnya disepakatilah untuk mendukung Terkelin Berahmana.

Beberapa waktu kemudian dilanjutkan lah pertemuan berikutnya untuk menyusun strategi pemenangan  Terkelin Berahmana.  Beberapa Tokoh yang ikut pada pertemuan di Hotel Mercure, Lebak Bulus Jakarta itu adalah Ajudan Bupati Terkelin Alm Jhoni Barus dan Arya Sinulingga.  Sampai akhirnya terpilihlah Terkelin Berahmana bersama Cory Sebayang.

Mengantisipasi keterpilihan Terkelin, supaya dia membuat komitmen untuk menyusun program pembangunan di Karo, maka kembali saya membuat tulisan yang isinya ini adalah kesempatan beliau untuk membuat sejarah dan meninggalkan Legacy. https://alginting.blogspot.com/2016/01/surat-terbuka-untuk-terkelin-berahmana.html

 

Cover Buku Yang Disusun Robert Billy Perangin angin. Koleksi Pribadi 

Dalam salah satu pertemuan secara Online dengan Bupati Terkelin Brahmana sekitar Bulan September atau Oktober 2020, keluar kata katanya mengenai pentingnya meninggalkan legacy, dan bagi saya itu sebuah kata yang tidak punya makna sama sekali karena yang mengucapkannya adalah Terkelin Brahmana.

Pembelajaran Dari Pengalaman Terkelin Brahmana

Sebagaimana saya katakan dibagian awal, alasan saya sulit sekali membuat tulisan ini mungkin salah satu sebabnya saya kecewa terhadap Terkelin Berahmana.  Namun karena yang meminta nya adalah abanganda dan senior yang sangat kukagumi dan kuhormati Bang Billy, saya takut menolak juga.  Ada satu syair lagu yang akhirnya membuat saya mampu menemukan energy untuk membuat tulisan ini yaitu lagu That’s What Are Friend For  yang dikumandangkan oleh Dione Warwick

Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me, for sure
That's what friends are for
For good times and bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for

Saya memahami secara ringkas makna syair lagu itu bahwa  teman itu lebih dari sekedar prestasi kerjanya.  Teman itu dikatakan teman kalau kita sudah sanggup menerimanya apa adanya, baik saat dia mengecewakan kita juga. Tidak hanya saat saat kita merasakan ada yang membanggakan yang dia lakukan kepada kita.  Oleh sebab itu, saya menjadikan dan menobatkan Terkelin Brahmana tetap sebagai teman saya sampai kapanpun. 

Ini bukan kata kata kosong, namun sebuah keputusan yang sangat matang dan sangat dewasa karena berdasar kepada 4 hal yang saya renungkan.  Hasil perenungan yang berbasis kepada apa yang saya baca dan saya tahu, serta apa yang saya lihat dan alamni bersama beliau. Ijinkan saya menguraikannya satu persatu.

Yang pertama Terkelin Berahmana adalah seorang yang sangat tulus  dalam bersikap.  Saya berani mengatakan bahwa beliau adalah seorang yang tulus, Tulus dalam arti dia mampu dengan cepat dan langsung mengatakan apa yang ada dalam hatinya, baik yang postif  maupun yang bagi banyak orang kurang baik. Namun kadang kala, saya melihat bahwa Terkelin kurang berani mengatakan tidak kepada orang lain, apalagi kepada seorang yang dia hormati dan segani. 

Banyak perantau Karo yang sudah sukses dan berhasil  jika memberi saran kepada beliau, maka Terkelin Brahmana hanya merespon dengan kata kata: , “mantap, mejile, bagus bagus sambil  tersenyum dan mengangguk angguk”.  Namun apa kelanjutannya? Tidak ada hahahahahahha.  Bisa saja hal itu terjadi karena Terkelin kurang memahami ide atau gagasan nya, atau karena pada saat itu dia tidak ingin mengatakan tidak kepada semua orang yang memberikan saran dan masukan.  Ada ketulusan dalam bersikap, ditambah keluguan dan ketidak mengertian.

Yang kedua adalah Terkelin Brahmana mempunyai takdir atau nasib, atau garis tangan menjadi Bupati Karo.  Saya lama merenung akan pernyataan ini, yang pernah saya dengar dari senina saya Lotmin Ginting juga melalui impal saya Josua Ketaren.  Dikatakan mau setuju atau tidak setuju ada keyakinan dalam budaya Karo tentang pengindo.   Terkelin e enggo kin pengindo na tah  retak tanna jadi bupati.  Emaka gelah ia jadi bupati e, Karo Jambi adalah kenderaanna.  Jadi labo Terkelin membantu Karo Jambi jadi Bupati, tapi situhuna Karo Jambi nge membantu Terkelin jadi bupati.

Untuk mendukung statement ini maka Josua Ketaren pernah menyampaikan sebuah narasi kepada saya.  Sebenarnya bukan Karo Jambi yang pertama sekali mengajak dan menyebutkan nama Terkelin untuk dicalonkan menjadi wakil bupati Karo. Banyak kisah yang mengawali, sampai satu titik seolah tertutup kemungkinan Terkelin Brahmana untuk maju menjadi calon wakil bupati, karena sponsor pertama itu mundur tanpa meninggalkan pesan dan kesan.  Namun bak dewa penolong muncullah nama Karo Jambi.  Jadi, impalku Josua Ketaren dan seninaku Lotmin Ginting anggota KPUD Karo, dimana kami semua satu angkatan selama SMP, yakin sekali ada tangan tangan tak terlihat yang menempatkan Terkelin menjadi bupati terlepas dari kekurangan dan kelemahannya.

Yang ketiga adanya  kekurangan dari ayahanda Terkelin Berahmana. Lemahnya karakter kepemimpinan dalam diri Terkelin bukanlah kesalahan Terkelin semata. Karakter kepemimpinan dalam diri seseorang muncul saat dia dalam usia anak anak sampai usia 12 atau 13 tahun.  Dalam usia itu, setiap anak membutuhkan model pemimpin untuk dia tiru, dia pelajari, dia jadikan sebagai patokan dalam hidupnya.   Umumnya masyarakat Karo menganggap tanggung jawab pengasuhan dan pelatihan karakter seorang anak adalah nande nya (ibu) bukan ayah.  Jadi akhirnya interaksi seorang ayah dengan anaknya sangat lemah, sangat sedikit.  Padahal figur pemimpin dalam setiap orang itu ada dalam diri ayahnya.  Saya menduga Terkelin kurang berinteraksi dengan ayahandanya yang kala itu menjadi pengusaha perpupukan yang sangat berhasil di karo.

Beberapa disertasi yang mengambil thema pendidikan karakter, menyimpulkan hampir semua pemimpin besar adalah dia (laki laki dan perempuan) yang dekat sekali dengan ayah nya saat mereka dalam usia pembangunan karakternya.  Jadi seorang pemimpin akan bertumbuh menjadi pemimpin yang tangguh jika dalam usia kecilnya dia dekat dan sering berkomunikasi dengan ayahnya. 

Jadi menurut saya, jika ada yang menganggap sebagai pemimpin atau sebagai  bupati Terkelin dianggap kurang berani melakukan gebrakan gebrakan seperi Presiden Jokowi atau Luhut Binsar Panjaitan, atau bahkan tidak seperti Selamat Ginting atau Tampak Sebayang, maka itu adalah kegagalan  dari ayahnya sendiri membangun karakter kepemimpinan Terkelin.  

Terkelin adalah produk dari system keluarga karo itu sendiri. Bukan salah Terkelin melulu jika dia lemah dalam karakter kepemimpinan.  Lalu jika Masyarakat Karo ingin memperbaiki kualitas pemimpin anak anak nya, maka perlu sekali dari sekarang diubah pendekatan dalam rumah tangga.  Ayah harus berperan sangat aktif dalam proses penumbuhan karakter anak anaknya yang laki laki dan perempuan.

Saya melihat ada contoh dimana seorang ayah jika dekat dengan anaknya dalam usia penumbuhan karakter maka anaknya akan menjadi pemimpin.  Pendeta Dr Anggapen  Ginting Soeka bisa menjadi contoh.  Bahwa kedekatan dia dengan anak sulungnys maupun dua anak wanitanya serta anak bungsungnya benar benar menghasilkan kepemimpinan yang sangat kuat.

Pertua Brigjen Purn dr Alex Kaliaga Ginting Soeka, seorang Jenderal, dan Presiden Direktur Kimia Farma Indonesia benar benar seorang pemimpin yang sangat tangguh.  Demikian juga dua adik perempuan nya yang menjadi dokter yang sangat berhasil.  Bahkan seorang diantaranya menjadi direktur di salah satu Rumah Sakit swasta terbesar di Indonesia.

Yang keempat adalah Terkelin Brahmana adalah produk system politik Pilkada karo.  Pilkada Karo sangat unik dan berbeda dengan tempat tempat lain.  Banyak sekali kekuatan yang ikut berperan.  Sangat Transaksional.  Jadi keterpilihan seorang bupati seperti Terkelin pun tidak akan bebas untuk menentukan programnya tanpa harus “membayar jasa” semua kelompok yang sudah ikut memenangkan dia.

Penulis dan Terkelin Brahmana dalam acara reuni SMPN 1 Kabanjahe. Koleksi Prbadi 

Kelompok kelompok ini bisa dari luar, para pengusaha, preman, partai pendukung dengan seluruh koalisinya, organisasi masa.   Bisa juga dari dalam seperti pejabat pejabat yang ada di Pemerintahan Kabupaten Karo. Nah dalam menentukan program kerja maka dapat dilihat bahwa Terkelin Brahmana dan Cory Sebayang sebagai wakil bupati harus lah mempertimbangkan banyak hal. 

Jadi jika dilihat bahwa semasa kepemimpinan Terkelin Brahmana dalam periode 2015 sd 2020 beberapa kali ada SILPA, dan program pembangunan sangat minim, maka penyebabnya  bukan melulu kelemahan kepemimpinan Terkelin Brahmana.

Lama saya merenungkan keempat factor diatas, sehingga sampai lah saya pada kesimpulan bahwa sekalipun saya dan banyak orang sangat kecewa kepada Terkelin Berahmana, namun juga saya harus mengucapkan banyak terima kasih.  Sebab Terkelin sudah mampu menjaga keberlangsungan pemerintahan Kabupaten Karo, dengan seluruh kekurangan dan keberhasilan keberhasilannya.  Rumah Sakit Umum Kabanjahe kembali ke GBKP ada dimasa Kepemimpinan Terkelin Brahmana.  Mungkin kalau dikumpulkan lagi sampai detail, masih banyaklah keberhasilan keberhasilan kecil yang ditorehkan oleh Terkelin Brahmana.  Bujur ras mejuah juah kita kerina.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023