Featured Post

Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Gambar
 Pembinaan khusus bagi Pertua dan Diaken Emeritus Klasis Bekasi-Denpasar yang dilaksanakan di Kinasih, Depok, pada 7 Februari 2025 mengangkat isu fundamental mengenai peran dan keterlibatan pertua dan diaken emeritus dalam gereja. Salah satu poin yang ditekankan oleh Pdt. Christoper Sinulingga, selaku Kabid Pembinaan Moderamen GBKP, adalah bahwa tidak ada perbedaan dalam hal melayani  antara pertua dan diaken aktif dengan pertua dan diaken emeritus. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan komunikasi dan peran yang cukup signifikan. Pertanyaan kunci yang muncul: 1. Mengapa terjadi kesenjangan komunikasi dan peran antara pertua & diaken emeritus dengan pertua & diaken aktif? 2. Benarkah dalam konsep teologis tidak ada perbedaan antara keduanya? 3. Jika secara konsep tidak ada perbedaan, mengapa dalam praktik muncul perbedaan? 4. Apa tujuan sejati dari pembinaan ini, dan bagaimana penyelesaiannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, analisis...

Catatan Tambahan PA Moria 25 Arpil - 1 Mei 2021

 

Thema     :  Ngajarken Kearusen Nggeluh

Bahan Penelaahan  : Kuankuanen 22 : 6; 17-21

  

22:6       Ajarkenlah man anak uga kearusen nggeluh, maka ikutkenna asa umurna nggeluh

 

22:17     Dengkehkenlah, maka kuajarken man bandu perkatan kalak pentar. Perdiatekenlah,

22:18     gelah meriah ukurndu kune banci ingetndu dingen banci melaskenca saja pe.

22:19      Sura-surangku gelah kam tek man TUHAN , e me sabapna maka genduari ateku pebetehken ajaren-ajaren enda man bandu.

22:20      Telu puluh pertenget enggo kusuratken man bandu, pertenget si isina kepentaren dingen ajar si mehuli,

22:21      janah ngajarken man bandu kai si benar. Dage, adi kam isuruh pelajarisa, ietehndu me uga njabap alu payo

Fakta

1.    Sebuah perintah yang sangat tegas dan simple oleh penulis Kitab Kuankuanen tentang ngajar anak anak.  Ikatakenna “ajarkenlah man anak uga kearusen nggeluh”

2.     Penulis kitab pe mbereken inti pengajaran emekap gelah anak anak Tek Man Tuhan.  Dan ajaran untuk Percaya Kepada Tuhan itu dimulai pada usia anak anak.

3.   Juga diinfokan dalam Nas ini bagaimana metoda belajar yaitu “dengkehken ras perdiateken"  (dengarkan dan perhatikan) sehngga bisa mengingat dan menyebutkan kembal

Sumbre Photo : https://id.pinterest.com/

Makna 

1.  Ada tugas yang paling penting yang harus diemban oleh setiap orang tua, (setiap moria, setiap mamre) yaitu mengajarkan kepada anak nya supaya percaya kepada TUHAN.  Jadi pengajaran itu tidak diukur berapa kali harus mengajarkannya, tetapi sampai anak anak PERCAYA KEPADA TUHAN. Ini adalah pengajaran yang tidak ada hentinya.  

2.  Saat mengajarkannya, maka orang tua pun harus bisa menciptakan suasana belajar mengajar yang paling baik, supaya sia anak mau mendengarkan dengan serius dan memperhatikan dengan sungguh sungguh.  Tidak asal asalan, tidak asal enggo, tapi suasana harus serius dan sungguh sungguh.  Ujung dari pengajaran itu, sia anak harus mampu mengingat dan sanggup mengucapkannya melalui  mulut nya sendiri.

3.  Ditekankan bahwa Inti Pengajaran itu adalah PERCAYA KEPADA TUHAN.  Percaya kepada Yesus Kristus adalah TUHAN.  Percaya kepada Tuhan Yesus adalah selalu mengimajinasikan Tuhan Yesus, selalu menjadikan Yesus Kristus sebagai pertimbangan utama dalam menetapkan pilihan.  Contoh :  saat memilih teman hidupnya, saat memilih pasangan hidupnya anak kita HARUS MENGUTAMAKAN YESUS KRISTUS.  Bukan melupakan Tuhan Yesus sekalipun ketampanan pemuda itu setara dengan bintang film.  Bukan seperti mantan ratu kecantikan dari Indonesia Timur itu.

Pengkenaina

1.    Sada persinget man bandu kerina moria untuk lebih serius dalam mengajarkan anak.  Jangan kam tidak punya waktu untuk mengajarkan anakndu untuk percaya kepada TUHAN YESUS.  Jika dengan mengurangi jalan jalan maka kam punya waktu untuk mengajarkan anak, maka kurangi lah itu.  Jika harus mengurangi selfi dan memikirkan perawatan kulit baru kam punya waktu untuk mengajarkan anak. Maka kurangilah berselfi .

2.    Mengajarkan anak supaya percaya kepada Tuhan Yesus diawali dengan mengukur diri sendiri.  Coba tanyakan kepada diri sendiri seberapa tinggi kam percaya kepada Tuhan Yesus.  Karena sulit bagi kita mengajarkan kepada anak anak kita untuk percaya kepada Tuhan Yesus JIKALAU kita sendiri pun sulit menjelaskan kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus.  Begini salah satu caranya  kita sendiri lebih percaya kepada Tuhan Yesus, buat catatan 30 pengalamanku ditolong oleh TUHAN YESUS.

3.    Doronglah anak anak kita untuk rajin ke KAKR, PERMATA atau kegiatan kegiatan keagamaan lain. Bantulah guru guru KAKR di runggunndu supaya mempunyai program penguatan iman percaya anak anak kita kepada TUHAN YESUS. Amin.

 

 

Bujur ras mejuah juah kita kerina.

Pt. Analgin Ginting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024