Featured Post

Pekan Doa 2024 Berngi 5 .

Gambar
  Thema : Jadi senina man senina  Nas : Kejadin 45 : 1 – 9  Nas Renungen    Lanai tertahan Jusup ukurna i lebe-lebe suruh-suruhenna kerina, emaka isuruhna kalak nadingken ingan e. La lit ise pe si deban ras Jusup sanga iturikenna man senina-seninana ise kin ia si tuhuna. Perban gangna sorana tangis kalak Mesir pe nterem megisa, janah berita e ipeseh ku istana raja. Nina Jusup kempak senina-seninana, "Aku kap si Jusup. Nggeluh denga nga nge bapangku?" Tapi perban biarna senina-seninana e megi si e lanai ia ngasup njabapsa. Emaka nina Jusup man kalak enda, "Mari terdeheren ku jenda. " Ideheri kalak enda ia, emaka nina Jusup, "Aku kap seninandu si Jusup si dayakenndu ku Mesir. Genduari ula aru atendu, ula isalahkenndu bandu erkiteken idayakenndu aku ku jenda. Si tuhuna Dibata nge si erbahan maka aku leben seh asang kam ku jenda guna nelamatken kalak si nterem. Enda pedua tahunken denga nge kelihen i negeri enda. Lit lima tahun nari la lit kalak si nenggala tah pe

Untuk Perempuan Yang Sedang Mengandung - Lukas 1:46-48

 


Berbicara tentang kehamilan, dalam kebudayaan Indonesia. Menjadi suatu hal yang lumrah dilakukannya tradisi 7 bulanan kepada perempuan yang sedang mengandung. Saya sebagai laki-laki suku Karo, juga melihat tradisi ini dilakukan dengan sebutan Mbesur-mbesuri untuk anak pertama sedangkan untuk anak kedua dan yang seterusnya disebut dengan maba manuk mbur atau mecah - mecah tinaruh.

Tujuan dari tradisi ini sebenarnya adalah untuk memberikan semangat kepada sang ibu pada saat melahirkan nanti dan juga sebagai harapan agar saat proses persalinan nantinya semua akan berjalan lancar, sehingga anak akan lahir dalam keadan sehat/selamat begitu juga dengan ibunya berada dalam kondisi sehat.

Hal ini menjadi penting dilakukan kepada perempuan yang mengandung. Sebab, dalam peristiwa ini perempuan sangat membutuhkan dukungan. Tapi lebih daripada itu, saya juga ingin para perempuan yang mengandung belajar dari seorang Maria.

Sebab Maria menjadi salah satu inspirasi dan kekaguman saya ketika melihat seorang perempuan yang mengandung. Seperti kita ketahui, menyebut diri sebagai perempuan yang berbahagia dalam situasi rumit itu bukanlah mudah. Tapi ini bukanlah kemustahilan untuk dilakukan. Bila kita mau menyerahkan seluruh kehidupan ini kepada Tuhan.

Seperti kita dapat baca dalam teks, Maria merasa bingung. Ia baru saja mendengar kata-kata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau" (Lukas 1:28). Perkataan ini tampaknya menghiburkan, tetapi mengejutkan karena diucapkan oleh malaikat.

Maria sedang dihadapkan pada berita yang paling mengagumkan, tetapi ia juga ketakutan. Dan saat malaikat mengatakan bahwa ia akan mengandung seorang bayi, ia berseru, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (ayat 34).

Ada dua fakta tentang Maria di sini, yakni bahwa ia kebingungan dan bahwa ia mempertanyakan perkataan malaikat itu. Fakta tersebut memberitahu kita bahwa ia juga seorang manusia biasa seperti kita, dengan kekuatiran yang normal.

Namun setelah mendengar perkataan malaikat itu, Maria menyebut dirinya "hamba Tuhan," dan berkata, "Jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (ayat 38). Dalam kisah ini, sesuatu yang mendorong dirinya untuk dapat menyebut diri sebagai perempuan yang berbahagia adalah penyerahan diri pada setiap kehendak Allah.

Mungkin saudara, para perempuan yang sedang mengandung sedang mengalami ketakutan, kekhawatiran, atau masalah. Tapi jangan biarkan hal tersebut mengurangi kegembiraan saudara. Sebab, kehamilan saudara adalah cara Tuhan membawa kehidupan baru ke dunia. Kehamilan adalah sebuah anugerah terindah dari Tuhan. Dia ingin agar para ibu yang tengah hamil terus bahagia demi menjaga sang buah hati yang tengah dikandungnya.

Tetaplah berbahagia dan jangan biarkan apapun merusakan kebahagian saudara. Sebab, anak saudara layak mendapatkan kebahagiaan.

Siapkan dirimu untuk kelahiran anak saudara, namun tanpa terobsesi, dan bergabunglah dengan nyanyian sukacita Bunda Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.”(Luk 1: 46-48).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023