Featured Post
Catatan Tambahan PA Moria Tanggl 21-27 Februari 2021
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Bahan Penelaahan : Matius 7 :24 -27
Thema : Mbangun Ibas Palas Si Enteguh
7:24 "Ise megi katangKu enda dingen
ngikutkenca, ia bali ras kalak pentar si majekken rumahna i babo batu.
7:25 Rumah e labo runtuh aminna gia reh banjir
ras angin si meter nderpasa, sabap rumah e ipajekken i babo batu.
7:26 Ise si megi katangKu enda tapi la
ikutkenna, ia bali ras kalak lenge si majekken rumahna i babo kersik.
7:27 Asum reh banjir ras angin meter, minter
runtuh dingen sontar rumah e."
Fakta
1. Tuhan Yesus memberikan satu pengajaran yang sangat
dahsyat tentang mendengar dan mengikuti Firman Tuhan. Tuhan berkata siapa yang mendengarkan
firmanNYA dan mengikutkannya atau melaksanakannya maka dia ibarat mendirikan
rumah diatas batu. Karena diatas batu
rumah itu didirikan maka sekalipun datang angin kencang dan banjir, maka rumah
itu tetap bertahan, kokoh.
2. Tuhan membedakan hal diatas dengan setiap orang yang
hanya mendengar Frman Tuhan tapi tidak melaksanakannya, maka mereka ibarat
mendirikan rumah diatas pasir. Begitu
datang banjir dan angin kencang, rumah tersebut langsung porak poranda. Karena
pondasinya pasir, yang mudah sekali bergerak, bergeser dan tidak mempunyai daya
tahan.
Arti Dan
Makna.
1. Tuhan Yesus membedakan orang yang pentar (bijak) dan
orang lenge (bodoh). Pembeda orang
pentar dan orang lenge menurut Tuhan adalah kemampuan mendengar dan menjalankan
Firman Tuhan.
2.
Ada orang yang mendengar Firman Tuhan dengan sungguh
sungguh dan menjalankannya. Dia ini lah yang disebut orang pentar, ibarat orang
yang mendirikan rumah diatas batu. Atau
membuat batu pondasi terlebih dahulu baru mendirikan rumahnya. Nah orang orang yang mendirikan rumah diatas
batu maka fondasinya atau dasarnya akan kokoh sehingga ketika datang banjir dan angin kencang
dia tetap tegak berdiri, tidak tergerus apapun.
Orang yang mendengar dan mempraktekkan Firman Tuhan inilah orang yang
mendirikan rumah diatas batu. Deangarkan
dan lakukan, dengarkan secara lengkap dan kritis terhadap Firman Tuhan. Setelah jelas lakukan, jangan banyak wacana,
jangan tunggu keadaan begini atau begitu, segera praktekkan, action gaess. Banyak tantangan iya, itulah batu. Kosistensi
mempraktekkan Firman Tuhan adalah membangun rumah diatas batu. Firman Tuhan yang sudah didengar dan
dipraktekkan akan memberikan suatu pemahaman teologis yang mendalam, sehingga
banyak pun banjir banjir tantangan kehidupan dan angin angin ribut yang merintangi,
tetap fondasi iman kita kokoh. Inilah
orang pentar. Tuhan jelas kebih menginginkan orang pentar.
3.
Orang yang mendengarkan Firman Tuhan dengan asal,
tidak sungguh sungguh sehingga tidak memahami dan mendapatkan inti/kerygma
Firman itu maka dia akan asal asal praktekkan.
Fondasi teologis pemahamannya tidak jelas, tidak lengkap. Lalu apa yang
mau dilakukan? Yang tidak jelas jugalah. Asal dan tidak
sungguh sungguh, ini ibarat orang
membangun rumah di atas pasir. Rapuh, dan tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Begitu datang ajakan konsumerisme, dan selfi selfi tak berseni maka firman Tuhan
langsung terlupakan, langsung sirna dan seluruh kegiatannya hanya dikendalikan
nafsu nafsu emosional tak kekal. Ini lah yang disebut mendirikan rumah diatas pasir. Ketika banjir segera menerpa hancur
dan angin kencang menerbangkan sisa sisa puingnya. Memang dia mendengar Firman Tuhan tapi tidak merubah
pemahaman dan karaternya. Karena dia hanya memahami kulitnya saja, tidak punya minat untuk mencari pemahaman lebih dalam dan
lebih lanjut. Tuhan tidak suka kepada
orang yang hanya mendengar firmanNYA tapi tidak mampu melanjutkannya kepada
tindakan dan perbuatan. Lenge, hanya ada di kosakata Karo yang menggambarkan
kebodohan dan ketidak becusan.
Pengkenaina.
· Tuhan Yesus mengharapkan kam menjadi Moria yang
pentar, yang punya komitmen untuk mendengar Firman Tuhan untuk
melakukannya. Bangun lah “rumah” jiwa
ndu diatas “batu” iman yang kokoh yang berlandas kepada Firman
·
Hindari lah kebodohan. Ula lenge. Jangan membangun rumah diatas pasir. Jangan habis waktu bersolek dan ngerumpi dan
tidak ada waktu lagi mendengar Firman Tuhan dan mempraktekannya. Lebih bagus membangun 1 rumah diatas batu
pemahaman dan komitmen menjalankan Firman Tuhan, daripada mendirikan 1000 rumah
di atas pasir ketidak jelasan dan kelangkaan komitmen.
·
Berseri lah dan makin cantik lah sebagai moria yang
bertahta diatas rumah diatas batu, daripada menjadi moria malas dan jelek yang
berleha leha diatas rumah pasir rapuh.
Amin mejuah juah kita kerina.
Pt. Analgin
Ginting.
Komentar