Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 13 - 19 Juli 2025

Gambar
  Thema: Membuat Nama (Erbahan Gelar) Nas: Lukas 2:21 (TB)  "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya." Pengantar Nama adalah pemberian ilahi yang bukan hanya berfungsi sebagai penanda sosial, tetapi juga sebagai penegasan identitas, panggilan hidup, dan relasi seseorang dengan Tuhan. Dalam tradisi Ibrani, pemberian nama erat kaitannya dengan makna profetik dan tujuan ilahi. Yesus, sebagai Anak Allah yang menjadi manusia, diberi nama sesuai dengan rancangan kekal Allah sendiri — sebelum Ia dikandung, bahkan sebelum Ia lahir. Dalam konteks Karo, pemberian nama atau erbahan gelar bukan sekadar urusan budaya, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan eksistensial yang dalam. Fakta Historis dan Biblis Yesus diberi nama pada hari ke-8 saat Ia disunat, sesuai dengan hukum Taurat (Imamat 12:3). Nama "Yesus" (Ibrani: Yeshua) berarti "Yahweh menyelamatkan", yang ...

Catatan Tambahan PA Moria Tanggl 21-27 Februari 2021

 Bahan Penelaahan  : Matius 7 :24 -27

Thema     :  Mbangun Ibas Palas Si Enteguh

 

7:24     "Ise megi katangKu enda dingen ngikutkenca, ia bali ras kalak pentar si majekken rumahna i babo batu.

7:25     Rumah e labo runtuh aminna gia reh banjir ras angin si meter nderpasa, sabap rumah e ipajekken i babo batu.

7:26     Ise si megi katangKu enda tapi la ikutkenna, ia bali ras kalak lenge si majekken rumahna i babo kersik.

7:27     Asum reh banjir ras angin meter, minter runtuh dingen sontar rumah e."

Fakta

1.    Tuhan Yesus memberikan satu pengajaran yang sangat dahsyat tentang mendengar dan mengikuti Firman Tuhan.  Tuhan berkata siapa yang mendengarkan firmanNYA dan mengikutkannya atau melaksanakannya maka dia ibarat mendirikan rumah diatas batu.  Karena diatas batu rumah itu didirikan maka sekalipun datang angin kencang dan banjir, maka rumah itu tetap bertahan, kokoh.

2.   Tuhan membedakan hal diatas dengan setiap orang yang hanya mendengar Frman Tuhan tapi tidak melaksanakannya, maka mereka ibarat mendirikan rumah diatas pasir.  Begitu datang banjir dan angin kencang, rumah tersebut langsung porak poranda. Karena pondasinya pasir, yang mudah sekali bergerak, bergeser dan tidak mempunyai daya tahan.

Sumber : https://www.biblicalcounselingcoalition.org/2012/08/23/build-your-house-on-the-rock/

Arti Dan Makna.

1.    Tuhan Yesus membedakan orang yang pentar (bijak) dan orang lenge (bodoh).  Pembeda orang pentar dan orang lenge menurut Tuhan adalah kemampuan mendengar dan menjalankan Firman Tuhan.

2.     Ada orang yang mendengar Firman Tuhan dengan sungguh sungguh dan menjalankannya. Dia ini lah yang disebut orang pentar, ibarat orang yang mendirikan rumah diatas batu.  Atau membuat batu pondasi terlebih dahulu baru mendirikan rumahnya.   Nah orang orang yang mendirikan rumah diatas batu maka fondasinya atau  dasarnya akan kokoh sehingga ketika datang banjir dan angin kencang dia tetap tegak berdiri, tidak tergerus apapun.  Orang yang mendengar dan mempraktekkan Firman Tuhan inilah orang yang mendirikan rumah diatas batu.  Deangarkan dan lakukan, dengarkan secara lengkap dan kritis terhadap Firman Tuhan.  Setelah jelas lakukan, jangan banyak wacana, jangan tunggu keadaan begini atau begitu, segera praktekkan, action gaess.  Banyak tantangan iya, itulah batu. Kosistensi mempraktekkan Firman Tuhan adalah membangun rumah diatas batu.  Firman Tuhan yang sudah didengar dan dipraktekkan akan memberikan suatu pemahaman teologis yang mendalam, sehingga banyak pun banjir banjir tantangan kehidupan  dan angin angin ribut yang merintangi, tetap fondasi iman kita kokoh.  Inilah orang pentar. Tuhan jelas kebih menginginkan orang pentar.

3.     Orang yang mendengarkan Firman Tuhan dengan asal, tidak sungguh sungguh sehingga tidak memahami dan mendapatkan inti/kerygma Firman itu maka dia akan asal asal praktekkan.  Fondasi teologis pemahamannya tidak jelas, tidak lengkap. Lalu apa yang mau dilakukan?  Yang tidak jelas jugalah. Asal dan tidak sungguh sungguh,  ini ibarat orang membangun rumah di atas pasir. Rapuh, dan tidak mempunyai kekuatan  sama sekali.  Begitu datang ajakan konsumerisme,  dan selfi selfi tak berseni maka firman Tuhan langsung terlupakan, langsung sirna dan seluruh kegiatannya hanya dikendalikan nafsu nafsu emosional tak kekal.  Ini  lah yang disebut  mendirikan rumah diatas pasir. Ketika banjir segera menerpa hancur dan angin kencang menerbangkan sisa sisa puingnya.  Memang dia mendengar Firman Tuhan tapi tidak merubah pemahaman dan karaternya.  Karena dia hanya memahami kulitnya saja, tidak punya minat untuk mencari pemahaman lebih dalam dan lebih lanjut.  Tuhan tidak suka kepada orang yang hanya mendengar firmanNYA tapi tidak mampu melanjutkannya kepada tindakan dan perbuatan.  Lenge,  hanya ada di kosakata Karo yang menggambarkan kebodohan dan ketidak becusan.

Pengkenaina.

·     Tuhan Yesus mengharapkan kam menjadi Moria yang pentar, yang punya komitmen untuk mendengar Firman Tuhan untuk melakukannya.  Bangun lah “rumah” jiwa ndu diatas “batu” iman yang kokoh yang berlandas kepada Firman

·       Hindari lah kebodohan. Ula lenge.  Jangan membangun rumah diatas pasir.  Jangan habis waktu bersolek dan ngerumpi dan tidak ada waktu lagi mendengar Firman Tuhan dan mempraktekannya.  Lebih bagus membangun 1 rumah diatas batu pemahaman dan komitmen menjalankan Firman Tuhan, daripada mendirikan 1000 rumah di atas pasir ketidak jelasan dan kelangkaan komitmen.

·       Berseri lah dan makin cantik lah sebagai moria yang bertahta diatas rumah diatas batu, daripada menjadi moria malas dan jelek yang berleha leha diatas rumah pasir rapuh.

Amin mejuah juah kita kerina.

Pt. Analgin Ginting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025