Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Februari 2025

Banyak
orang Kristen yang mampu mengatakan “Aku masih memiliki sukacita dalam setiap
masalah yang aku hadapi di dalam hidup ini” Alasannya jelas, PENYERTAAN TUHAN
YANG TETAP SETIA. Kita masih memiliki harapan, bukan tanpa harapan sedikitpun.
Itulah alasan untuk kita bersukacita.
Tapi
apakah semua dapat memiliki pemikiran yang sama seperti ini? Tidak!
Coba
pikirkan, betapa banyak masalah yang bisa datang hari demi hari. Betapa banyak
hal yang setiap harinya kadang tidak sesuai dengan rancangan dan harapan kita. Ya,
penyakit kadang-kadang timbul, dan sering lebih berat karena kita terfokus pada
masalah-masalah itu. Banyak dari penyakit yang diderita oleh manusia adalah
disebabkan tekanan mental. Dukacita, kekhawatiran, rasa tidak puas, sesal dan
merasa bersalah, semuanya cenderung merusak hidup, mengundang kerisauan dan
kematian. Bahkan tidak sedikit, orang menjadi sulit untuk menggerakkan alat
motoriknya seumur hidup yang sebenarnya dapat menjadi baik jikalau mereka berpikir
baik.
Tetapi,
keteguhan hati, pengharapan, iman, belas kasihan, kasih memajukan kesehatan dan
memperpanjang usia. Pikiran yang merasa puas, roh yang bergembira adalah
menyehatkan tubuh dan menguatkan jiwa
Dalam
ilmu kesehatan mengatakan bahwa dengan hati yang gembira bisa membuat tubuh
mengeluarkan hormon endorvin yang buat sistem kekebalan tubuh meningkat dan itu
akan membuat seseorang tidak mudah kenal penyakit, sangat sinkron dengan apa
yang di katakan dalam Amsal 17;22 bahwa hati yang gembira adalah obat.
Pagi
ini rasanya senang, namun dalam hitungan detik bisa saja membuat kita muram.
Jika sudah demikian, gula pun bisa terasa pahit. Firman Tuhan pada saat ini mau
mengingatkan kita bahwa situasi bisa saja berubah menjadi tidak ramah. Namun
yang terpenting adalah bagaimana kita memandang situasi tersebut dengan tetap
berpikiran positif! lnilah yang membuat rumah sederhana menjadi rumah yang
hangat. Pakaian yang biasa tetap membuat wajah berseri dan makanan yang apa
adanya tetap menyehatkan tubuh kita.
“
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada
berdaya (Yes.40:29)”
Salah
seorang mahasiswa Harvard Divinity School pernah mengucapkan satu kalimat
terkait dengan banyaknya kekecewaan yang terkait dengan radikalisme akhir-akhir
ini. Berhadapan dengan situasi itu, mahasiswa ini berkata bahwa pertama-tama
yang terpenting bukanlah tentang kebaikan apa yang bisa kita iakukan di tengah
perubahan meiainkan apakah kita tetap bisa menjadi pribadi yang tetap baik di
tengah perubahan! Jadi, sebelum kita berambisi untuk melakukan kebaikan,
jagalah diri kita terlebih dahulu agar dapat menjadi orang baik di tengah
situasi kehidupan yang kadangkala tidak baik.
Sebab sering kali orang-orang berfikir bahwa kebahagian itu tentang sesuatu yang diluar diri mereka. Padahal pemikiran tersebut sangat keliru, kebahagian itu bukanlah tentang apa yang terjadi diluar diri kita. Tetapi apa yang ada dalam diri kita. Sebab semua hal yang baik sekalipun, juga akan menjadi buruk. Apabila cara pandang kita salah dalam melihatnya.
![]() |
Photo By IG @tettisitepu |
Komentar