Featured Post

Perlunya Pembinaan Partisipatif dan Regeneratif di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi

Gambar
  Pt. Em Analgin Ginting M.Min.  Pendahuluan Pembinaan jemaat merupakan salah satu tugas hakiki gereja yang tidak dapat dipisahkan dari panggilan teologisnya sebagai ekklesia—umat Allah yang dipanggil, dibentuk, dan diutus ke tengah dunia (Ef. 4:11–13). Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembelajaran iman, karakter, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pembinaan yang berkelanjutan, partisipatif, dan regeneratif menjadi indikator penting kesehatan sebuah gereja lokal. Dalam konteks Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pembinaan memiliki makna yang lebih luas karena terkait erat dengan sistem pelayanan presbiterial-sinodal yang menekankan kepemimpinan kolektif-kolegial (runggu). Artikel ini hendak memperdalam, melengkapi, dan mengontekstualisasikan tulisan awal mengenai perlunya pembinaan di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi, dengan tetap mempertahankan esensi pengalaman empiris yang telah dituliskan, sekaligus memperkaya dengan muatan teologis dan refleksi aktual....

Bahagia itu Tentang Kamu

 

Banyak orang Kristen yang mampu mengatakan “Aku masih memiliki sukacita dalam setiap masalah yang aku hadapi di dalam hidup ini” Alasannya jelas, PENYERTAAN TUHAN YANG TETAP SETIA. Kita masih memiliki harapan, bukan tanpa harapan sedikitpun. Itulah alasan untuk kita bersukacita.

Tapi apakah semua dapat memiliki pemikiran yang sama seperti ini? Tidak!

Coba pikirkan, betapa banyak masalah yang bisa datang hari demi hari. Betapa banyak hal yang setiap harinya kadang tidak sesuai dengan rancangan dan harapan kita. Ya, penyakit kadang-kadang timbul, dan sering lebih berat karena kita terfokus pada masalah-masalah itu. Banyak dari penyakit yang diderita oleh manusia adalah disebabkan tekanan mental. Dukacita, kekhawatiran, rasa tidak puas, sesal dan merasa bersalah, semuanya cenderung merusak hidup, mengundang kerisauan dan kematian. Bahkan tidak sedikit, orang menjadi sulit untuk menggerakkan alat motoriknya seumur hidup yang sebenarnya dapat menjadi baik jikalau mereka berpikir baik.

Tetapi, keteguhan hati, pengharapan, iman, belas kasihan, kasih memajukan kesehatan dan memperpanjang usia. Pikiran yang merasa puas, roh yang bergembira adalah menyehatkan tubuh dan menguatkan jiwa

Dalam ilmu kesehatan mengatakan bahwa dengan hati yang gembira bisa membuat tubuh mengeluarkan hormon endorvin yang buat sistem kekebalan tubuh meningkat dan itu akan membuat seseorang tidak mudah kenal penyakit, sangat sinkron dengan apa yang di katakan dalam Amsal 17;22 bahwa hati yang gembira adalah obat.

Pagi ini rasanya senang, namun dalam hitungan detik bisa saja membuat kita muram. Jika sudah demikian, gula pun bisa terasa pahit. Firman Tuhan pada saat ini mau mengingatkan kita bahwa situasi bisa saja berubah menjadi tidak ramah. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita memandang situasi tersebut dengan tetap berpikiran positif! lnilah yang membuat rumah sederhana menjadi rumah yang hangat. Pakaian yang biasa tetap membuat wajah berseri dan makanan yang apa adanya tetap menyehatkan tubuh kita.

“ Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (Yes.40:29)”

Salah seorang mahasiswa Harvard Divinity School pernah mengucapkan satu kalimat terkait dengan banyaknya kekecewaan yang terkait dengan radikalisme akhir-akhir ini. Berhadapan dengan situasi itu, mahasiswa ini berkata bahwa pertama-tama yang terpenting bukanlah tentang kebaikan apa yang bisa kita iakukan di tengah perubahan meiainkan apakah kita tetap bisa menjadi pribadi yang tetap baik di tengah perubahan! Jadi, sebelum kita berambisi untuk melakukan kebaikan, jagalah diri kita terlebih dahulu agar dapat menjadi orang baik di tengah situasi kehidupan yang kadangkala tidak baik.

Sebab sering kali orang-orang berfikir bahwa kebahagian itu tentang sesuatu yang diluar diri mereka. Padahal pemikiran tersebut sangat keliru, kebahagian itu bukanlah tentang apa yang terjadi diluar diri kita. Tetapi apa yang ada dalam diri kita. Sebab semua hal yang baik sekalipun, juga akan menjadi buruk. Apabila cara pandang kita salah dalam melihatnya.

Photo By IG  @tettisitepu


 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025