Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

Devi Dja Artis Indonesia Pertama Menembus Hollywood

Devi Dja..., lahir, di Besuki tahun 1914.

Semasa kecil bernama Misri..., kemudian berganti nama menjadi Sutidjah. 

Suka menguntit kakeknya Pak Satiran..., dan memegang ujung kebaya neneknya Bu Sriatun...; mengikuti mereka berkeliling..., mengamen dan memetik siter. D

Ia berada dalam kehidupan masyarakat miskin...., di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. 

Setelah menginjak remaja dan bff4rdisa naik panggung..., dia bertemu dengan Willy Kwimanov alias Piedra...., yang tertarik dengan Sutidjah.

Piedra kemudian mengajaknya bermain di rombongannya...., yang kemudian dikenal dengan nama Dardanella.

Mereka berdua..., akhirnya mbersisa sangan suami istri.

Dardanella...; adalah rombongan teater Indonesia pertama yang menyeberang ke luar negeri. _

Waktu berlayar ke Singapura sebelum Perang Kemerdekaan...;  beranggotakan 150 orang seperti Tan Tjeng Bok..., Hemy L. Duarte..., Riboet II..., Ataman..., Subadi dan lain-lain.

Jumlah yang besar sekali..., bahkan untuk hitungan saat ini.

Berkali-kali rombongan ini berganti nama..., namun hanya Dardanella yang terkenal dan menjadi buah bibir di masyarakat. 



Menjelang Perang Dunia II..., mereka mendarat di Cina dan bermain di beberapa kota...., dan kemudian berlayar ke India. 

Di Ranggon..., Devi Dja menari disaksikan Jawaharlal Nehru pada Mei 1937..., sebagaimana tersimpan dalam tulisan pendeknya. 

Melanjutkan perlawatannya ke sebelah barat..., dengan jumlah anggota yang mengecil dan rontok di tengah jalan...; Dardanella main di Turki..., di Paris..., lalu ke Maroko..., dan terakhir di Jerman. 

Dengan kapal laut terakhir "Rotterdam" dari Belanda..., mereka menuju ke Benua Amerika. 

Mendarat di New York..., dengan pemain yang tinggal beberapa saja...; diantaranya Ferry Kock..., Eddy Kock..., dan lainnya.

Di sini rombongan berganti nama menjadi...: 

"Devi Dja's Bali and Java Cultural Dancers".

Rombingan tersebut  manggung di beberapa tempat...., antara lain di restoran-restoran.

Pengalaman Devi Dja di Dardanella...., sangat menarik. 

Bukan hanya pengalaman hilir mudik tampil di atas panggung di pelbagai kota di Indonesia bagian Barat dan Timur..., melainkan sungguh tercengang dengan langkah hidup mereka di tengah dan di dalam dunia anak panggung sendiri. 

Ketika rombongan ini sedang bermain di luar negeri..., terjadi percekcokan yang menyebabkan Devi Dja meninggalkan Dardanella...., dan memutuskan menetap di Amerika Serikat. 

Hal ini justru memberikan kesempatan yang berharga..., karena kontribusinya sebagai seniwati Indonesia dalam usaha-usahanya mengumpulkan dana bagi perjuangan pada masa revolusi fisik pasca kemerdekaan.

Bersama-sama dengan The Indonesian Association di kota San Fansisco..., Devi Dja dengan grupnya  mengadakan pertunjukan seni Indonesia....,  yang hasilnya disumbangkan kepada perjuangan RI.

Setelah perceraian antara Devi Dja dan Piedra (yang meninggal di Amerika setelah mereka berpisah)..., Dja menikah dengan Acce Blue Eagle..., seorang Indian. 

Karena Acce tidak suka Devi Dja bergaul dengan sesama masyarakat Indonesia di Amerika..., maka perceraian kembali terjadi. 

Ia kemudian menikah lagi..., dengan Ali Hasan.

Pada waktu Devi Dja mendarat di Los Angeles..., ia menari di depan Claudette Colbert...; yang takjub dengan gerak tangan dan kerling matanya. 

Ia hampir terpilih untuk mengambil peran dalam salah satu film produksi Hollywood..., tetapi gagal hanya karena ia masih kurang fasih berbahasa Inggris. 

Oleh sebab itu..., waktu anaknya Ratna tidak melanjutkan karirnya di dunia film Hollywood..., setelah sempat main bersama bintang ternama Steve MacQueen dalam film Papillon...; ia menggerutu dan sangat menyalahkan anaknya..., yang dianggap membuang kesempatan luar biasa begitu saja.

Waktu Soekarno..., dengan membawa anaknya..., Guntur...; pergi ke Amerika..., Devi Dja sempat menjemputnya. 

Oleh sebab itu..., Devi Dja mendapat kesempatan pergi ke Indonesia.

Ia...., diterima oleh Presiden Soekarno di Istana Negara. 

Soekarno sempat menganjurkan supaya meninggalkan kewarganegaraan Amerika..., tetapi halangan besar adalah nafkah hidupnya. 

Di hati Devi Dja..., tanah airnya tetaplah Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan berjuang terus memperkenalkan budaya Indonesia....; dengan menari dan memperkenalkan makanan khas Indonesia. 

Ia sempat memimpin float Indonesia Holiday..., dengan sponsor Union Oil dalam Rose Parade di Pasadena..., pada tahun 1970. 

Devi Dja...; adalah orang pertama Indonesia yang memimpin rombongan Indonesia..., dan turut serta dalam Rose Parade di Pasadena.

Bentuk lain pejuangan Devi Dja..., adalah pada waktu terjadi kehebohan "Perbudakan di Los Angeles"

Ia tampil membela pemuda-pemudi Indonesia..., yang dirantai dihadapkan ke pengadilan Los Angeles. 

Namun karena pertolongan Devi Dja..., almarhum Pruistin Tines Ramadhan dari Konsulat RI-LA...., dan Joop Ave...;  yang saat itu menjabat Dirjen Protokol Konsuler di Deplu Pejambon..., persoalan "budak-budak" ini terselesaikan dan tidak jadi masuk bui.

Devi Dja adalah tipe pejuang yang lahir dari lapisan bawah...., yang memiliki kecintaan luar biasa pada tanah airnya. 

Hingga pada akhirnya...., ia meninggal di California. .., pada tanggal 19 Januari 1989..., dalam usia 74 tahun. 

Itulah Devi Dja..., wanita Indonesia yang menembus Hollywood. 

Kiriman Romo Teguh Harya Padepokan bumi sholawat Spirittual nusantara

(Dikopas dari Postingan IPawitan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023