Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

BERASTAGI JADI MALIOBORO KARO?

 



Akhir akhir ini saya sering melewati jalan di kota  Berastagi. Seperti umumnya mereka yang selalu alami saat melewati jalan tersebut, macet menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Ketika ditanya apa penyebabnya, maka kebanyakan menjadikan angkutan umum sebagai penyebab kemacetan. Tapi apakah benar demikian? Benarkah seandainya  angkot tidak lagi beroperasi di Berastagi, kemacetan dapat dihindari?

Tanggapan lain mengatakan bahwa faktor jalanlah yang kurang lebar.  Apakah benar demikian? Bila dibandingkan dengan Malioboro di Jogjakarta, maka jalan berastagi itu jauh lebih lebar. Jadi, apa penyebab utama dari kemacetan di Berastagi? Semua orang bisa memberikan tanggapannya  dan aku juga memiliki pandangan terhadap ini.

Pernahkah para pembaca memimpikan Berastagi menjadi Malioboro di Tanah Karo? Atau bahkan melebihi Malioboro yang menjadi sumber  inspirasi banyak seniman itu ?  Memang semua kembali kepada kesadaran dari pengguna jalan tersebut. Namun, kita harusnya tidak berhenti sampai situ saja memikirkannya. 

Seperti para politikus yang banyak bicara soal Berastagi, kita orang awam juga harus melihat dan membicarakan tersebut. Bisa saja ide kita yang awam  lebih strategis  dari para politikus yang hanya sekedar bicara.  Satu faktor lagi yang paling penting,   kita harus mendorong Pemerintah Kabupaten Karo  untuk membangun dan melakukan perbaikan jalan utama di Kota sejuk dan sangat terkenal, Berastagi. 

Sederhananya, bila kita melihat Malioboro maka suasana lalu lintas disana tidak jauh berbeda dengan di Jalan Berastagi. Dulu “SEBELUM” Malioboro terjadi pembangunan situasinya persis seperti Jalan Jamin Ginting di Kota Berastagi. Sretelah Pemerintah Yogyakarta melakukan renovasi dan pembangunan untuk jalan tersebut, maka tercipta sesuatu  yang membuat kemacetan lebih terkendali.  

Jika penataan kembali  dilakukan Pemkab Karo kita yakin bahwa hal  ini akan  membuat wisatawan menjadi lebih nyaman untuk berjalan kaki di Berastagi. Tidak berhenti sampai disini saja, jika pembangunan lahan parkir sekaligus pelarangan parkir sembarangan  diterapkan maka hal ini membuat jalan yang lebih sempit menjadi lebih luas.  

Untuk para pejalan kaki diberikan bus khusus atau bus wisata yang hanya beroperasi di jalan Jamin Gintings, maka wisatawan akan merasa lebih nyaman lagi.  Maksimalkan Berastagi menjadi kota wisata yang paling bersejarah dengan banyak thema. Kota sejuk, kota bunga, kota kopi, kota fulkanik, kota air panas sekaligus kota romantis.  Sedangkan untuk Karo Diaspora, maka Wajik Peceren tak akan pernah bisa dilupakan dan  mempunyai magnit yang sangat kuat untuk menarik semua perantau Karo dari seluruh dunia. 

Ide ini bukan kritik dan mencari cari kesalahan, namun muncul karena ada kecintaan dan kebanggaan yang sangat mendalam tentang BERASTAGI. Ini adalah sebuah  pemikiran yang justru muncul atas dasar cinta pada TANAH KARO SIMALEM dari kaum millenial. Bila gagasan ini  dipertimbangkan dan ditindaklanjuti (sangat diharapkan), bukankah BERASTAGI akan semakin menjadi tempat yang sangat menarik  dan nyaman bagi wisatawan untuk berkunjung dan selanjutnya sumber devisa yang sangat tinggi ? 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023