Featured Post
BERASTAGI JADI MALIOBORO KARO?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Akhir akhir ini saya sering
melewati jalan di kota Berastagi. Seperti umumnya mereka yang selalu alami saat melewati
jalan tersebut, macet menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Ketika ditanya apa penyebabnya, maka kebanyakan menjadikan angkutan umum sebagai penyebab kemacetan. Tapi apakah benar
demikian? Benarkah seandainya angkot tidak lagi beroperasi di Berastagi, kemacetan
dapat dihindari?
Tanggapan lain
mengatakan bahwa faktor jalanlah yang kurang lebar. Apakah benar demikian? Bila dibandingkan
dengan Malioboro di Jogjakarta, maka jalan berastagi itu jauh lebih lebar. Jadi, apa penyebab
utama dari kemacetan di Berastagi? Semua orang bisa memberikan tanggapannya dan aku juga memiliki pandangan terhadap ini.
Pernahkah para pembaca memimpikan Berastagi menjadi Malioboro di Tanah Karo? Atau bahkan melebihi Malioboro yang menjadi sumber inspirasi banyak seniman itu ? Memang semua kembali kepada kesadaran dari pengguna jalan tersebut. Namun, kita harusnya tidak berhenti sampai situ saja memikirkannya.
Seperti para politikus yang banyak
bicara soal Berastagi, kita orang awam juga harus melihat dan membicarakan
tersebut. Bisa saja ide kita yang awam lebih strategis dari para politikus yang hanya sekedar bicara. Satu faktor lagi yang paling penting, kita harus
mendorong Pemerintah Kabupaten Karo untuk membangun dan melakukan perbaikan jalan utama di Kota sejuk dan sangat terkenal, Berastagi.
Sederhananya, bila kita melihat Malioboro
maka suasana lalu lintas disana tidak jauh berbeda dengan di Jalan Berastagi. Dulu “SEBELUM” Malioboro terjadi pembangunan situasinya persis seperti Jalan Jamin Ginting di Kota Berastagi. Sretelah Pemerintah Yogyakarta melakukan renovasi dan pembangunan untuk jalan tersebut, maka tercipta sesuatu yang membuat
kemacetan lebih terkendali.
Jika penataan kembali dilakukan Pemkab Karo kita yakin bahwa hal ini akan membuat wisatawan menjadi lebih nyaman untuk berjalan kaki di Berastagi. Tidak berhenti sampai disini saja, jika pembangunan lahan parkir sekaligus pelarangan parkir sembarangan diterapkan maka hal ini membuat jalan yang lebih sempit menjadi lebih luas.
Untuk para pejalan kaki diberikan bus khusus atau bus wisata yang hanya beroperasi di jalan Jamin Gintings, maka wisatawan akan merasa lebih nyaman lagi. Maksimalkan Berastagi menjadi kota wisata yang paling bersejarah dengan banyak thema. Kota sejuk, kota bunga, kota kopi, kota fulkanik, kota air panas sekaligus kota romantis. Sedangkan untuk Karo Diaspora, maka Wajik Peceren tak akan pernah bisa dilupakan dan mempunyai magnit yang sangat kuat untuk menarik semua perantau Karo dari seluruh dunia.
Ide ini bukan kritik dan mencari cari kesalahan, namun muncul karena ada kecintaan dan kebanggaan yang sangat mendalam tentang BERASTAGI. Ini adalah sebuah pemikiran yang justru muncul
atas dasar cinta pada TANAH KARO SIMALEM dari kaum millenial. Bila gagasan ini dipertimbangkan dan
ditindaklanjuti (sangat diharapkan), bukankah BERASTAGI akan semakin menjadi tempat yang sangat menarik dan nyaman
bagi wisatawan untuk berkunjung dan selanjutnya sumber devisa yang sangat tinggi ?
Komentar