Featured Post

Perlunya Pembinaan Partisipatif dan Regeneratif di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi

Gambar
  Pt. Em Analgin Ginting M.Min.  Pendahuluan Pembinaan jemaat merupakan salah satu tugas hakiki gereja yang tidak dapat dipisahkan dari panggilan teologisnya sebagai ekklesia—umat Allah yang dipanggil, dibentuk, dan diutus ke tengah dunia (Ef. 4:11–13). Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembelajaran iman, karakter, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pembinaan yang berkelanjutan, partisipatif, dan regeneratif menjadi indikator penting kesehatan sebuah gereja lokal. Dalam konteks Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pembinaan memiliki makna yang lebih luas karena terkait erat dengan sistem pelayanan presbiterial-sinodal yang menekankan kepemimpinan kolektif-kolegial (runggu). Artikel ini hendak memperdalam, melengkapi, dan mengontekstualisasikan tulisan awal mengenai perlunya pembinaan di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi, dengan tetap mempertahankan esensi pengalaman empiris yang telah dituliskan, sekaligus memperkaya dengan muatan teologis dan refleksi aktual....

SIDANG SINODE GBKP 34 DIBUKA DENGAN RESMI


Dengan Nada Kocak Ketua Modramen mengatakan “begiken Presiden GBKP” ngerana nake. Kata “Presiden GBKP” pertama sekali memang dimunculkan oleh Pdt Jenni Eva dalam khotbah pembukaannya. Langsung saja, seluruh peserta sidang menyambutnya dengan gerrrr. Apa lagi ketika dilanjutkan “ sepuluh tahun jadi Presiden GBKP bagenda-bagenda ngenca nake”, dengan tawanya yang sangat lepas. Namun nanti pada pertengahan khotbahnya Pdt Jadiaman mengoreksi bahwa pemimpin GBKP adalah pemimpin kolektif bukan Presiden GBKP.

Kata Sambutan ini disampaikan setelah Sidang Sinode GBKP yang ke-34 ini dibuka dengan resmi oleh yang mewakili Gubernur Sumatra Utara, H Syamsul Arifin, SE dengan memukul Gong yang telah disediakan panitia di sebelah kanan pentas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025