Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

Jalan Mudah atau Jalan Sulit Pilihan Lyodra Ginting

 Kehidupan selebriti selalu menarik untuk diikuti dan dikomentari, demikian juga dengan Lyodra Ginting, sang juara Indonesia Idol 2020 yang prestasinya terus menanjak. Terakhir Lyodra dinobatkan sebagai wanita tercantik nomor 8 di dunia, versi TC Candler, mengalahkan antara lain Gal Gadot sang wonder woman dari Israel.

Bukan itu saja, sang diva bersuara merdu yang piawai menguasai teknik bernyanyi dan berkarakter humble ini, beberapa waktu yang lalu mendapatkan berbagai penghargaan antara lain Line Choice Awards, Mnet Asian Music Awards, MTV Awards, dan masih banyak lagi. Semua prestasi ini diraih Lyodra dalam usianya yang masih sangat belia, 19 tahun. Wooow.

Hari-hari ini berita tentang Lyodra adalah mengenai kedekatannya dengan seorang aktor dan penyanyi yang ganteng, Riza Syah. Awalnya publik menganggap kedekatan Lyodra dengan Riza Syah adalah hubungan profesional, sebab Riza menjadi salah seorang model dalam video clip lagu Lyodra Ginting. Namun belakangan ada pernyataan dari mereka berdua bahwa mereka sudah menjadi teman sangat dekat dan sedang berpacaran. Selamat ya….

Lyodra Br Ginting : Sumber photo Kompas.com

Salah seorang wanita tercantik di dunia dan punya prestasi yang sedang menanjak, siapa yang tidak suka. Demikian juga dengan Riza Syah yang wajahnya bersih,  yang kegantenganannya membuat luluh setiap wanita yang memandangnya. Mereka berdua sedang memadu hati dan kemesraan merengkuh kebahagiaan hidup. Diberitakan bahwa Riza Syah sudah berjumpa dengan ayahanda Lyodra dan beberapa kali bermain bulutangkis bersama. 

Saya pribadi sebagai seorang bermarga Ginting, dan merasa dekat dengan ayahanda Lyodra Ginting, sangat bangga akan prestasi Lyodra beru Ginting termasuk pertemanannya dengan Riza Syah. Namun saya harus berkata jujur bahwa saya menyimpan sedikit kecemasan. Saya cemas melihat masa depan percintaan Lyodra Ginting, akan kehidupan pernikahannya kelak, walaupun mungkin masih lama untuk sampai ke jenjang pernikahan, sebab usia Lyodra pun masih sangat belia yaitu 19 tahun.

Saya cemas karena dalam adat dan budaya suku Karo, pernikahan hanya sekali seumur hidup. Saya cemas akan kehidupan pernikahan Lyodra – yang pada saat perhelatan Indonesia Idol sesi ke-10 berhasil mempopulerkan sapaan suku Karo “mejuah juah” bukan horas – karena dua hal: banyak kasus di mana kehidupan rumah tangga para selebriti berakhir dengan perceraian di tengah jalan, dan juga adanya perbedaan keyakinan antara Lyodra dan Riza Syah.   

Saya dengar bahwa Riza Syah lahir di Jawa Tengah, dan beragama Islam. Sedangkan Lyodra beru Ginting adalah seorang penganut Katolik. Biodata Riza Syah saya dapatkan pada berita ini.

Namun saya juga harus membatasi diri dan berusaha untuk melihat pacarannya Lyodra Ginting dari perspektif yang seobjektif mungkin. Oleh sebab itu, berikut ini adalah pandangan pribadi saya.

1.    Setiap orang mempunyai hak memilih dan menentukan teman hidupnya. Ini merupakan hak yang paling azasi. Jadi di atas pandangan semua orang, maka Lyodra lah paling berkuasa atas keputusannya untuk memilih teman hidupnya. 

2.    Setiap orang berhak untuk bahagia dalam hidupnya. Setiap laki-laki dan wanita berhak untuk menentukan, memilih, memakai, mejadikan siapapun dan apapun demi kebahagiaan hidupnya. Demi kebahagiaan hidupnya kelak, Lyodra dan Riza berhak untuk memilih pasangan hidupnya terlepas dari semua saran dan pandangan pihak lain. 

3.    Setiap orang lahir dan hidup dalam adat dan budaya tertentu. Setiap orang harus bangga akan budaya dan ikatan primordial dengan tanah kelahirannya. Dan tentunya, ikut melestarikan adat dan budaya suku di mana dia dilahirkan. Ada satu peribahasa Karo yang sangat penting untuk diingat oleh semua orang Karo “prestasi kehidupan tiap orang (Karo) adalah kesangapen/berkah untuk suku Karo” 

4.    Jalan mudah dan jalan sulit. Saya mengatakan, bahwa pernikahan sesuku dan atau seagama adalah jalan mudah. Contoh yang menempuh jalan ini adalah Judika Sihotang dengan Duma Riris Silalahi, juga Joy Tobing dalam pernikahannya yang kedua. Ada yang menempuh jalan sulit dan berbahagia, yaitu mereka yang berbeda agama namun berhasil mempertahankan pernikahannya sampai sekarang dan menjadi kebanggaan, misalnya Adrie Subono atau mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. 

5.    Mengingat pesan orang tua. Meskipun punya hak memilih dan hak untuk berbahagia, namun pesan orang tua tetap perlu dijadikan pertimbangan utama. Dalam sebuah percakapan saya dengan ibunda Lyodra beru Ginting dalam podcast CADAS INSPIRATIF, saya bertanya siapa kelak yang bisa menjadi jodoh Lyodra. Ibunda Lyodra yang beru Tarigan ini menjawab seraya mengungkapkan keinginan dan harapannya, siapapun boleh asal seiman. Percakapan saya dengan ibunda Lyodra bisa didengar disini.

 Sumber ; https://www.youtube.com/watch?v=-0gTECbnpCQ&t=32s

Nah, saya berharap saat Lyodra Ginting dan Riza Syah berpacaran, kelima hal di atas bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan sebelum kelak memasuki kehidupan rumah tangga yang membahagiakan dan langgeng.

Last but not least, ada kata-kata berkat dan harapan dalam budaya Karo  yang berbunyi demikian, “la lit persirangan kecuali kematen’ sangap kam duana jumpa anak dilaki ras anak diberu” – tidak ada perceraian kecuali oleh kematian dan berbahagialah  mendapat anak laki-laki dan anak perempuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023