Catatan Tambahan PJJ 27 April - 3 Mei 2025
.jpg)
Ada sisi lebih dalam sisi lebih dalam, pemindahan ibu kota yang diputuskan oleh
Presiden Jokowi, yaitu kepemimpinan yang kuat (strong leadership). Bahwa
hanya karena adanya kualitas kepemimpinan yang kuat yang dicirikan oleh visi
yang jelas, kemampuan memengaruhi dan keberanian. Tanpa adanya tiga unsur ini, maka
pemindahan ibu kota hanya sebuah wacana.
Pada tahun 2010 saya pertama kali menulis di Katmospir bahwa pemindahan
ibukota (bisa dilihat disini) adalah satu satunya solusi untuk mengurangi
kemacetan lalu lintas di Jakarta. Tidak
berapa lama setelah tulisan itu, muncullah sebuah wacana yang dilontarkan oleh Presiden
SBY untuk memindahkan Ibukota Pemerintahan.
Wacana itu sempat menjadi pembicaraan hangat namun tetap tidak ada langkah langkah kongkrit
kearah itu.
Pada tahun 2011 kembali lagi saya membuat sebuah tulisan
yang intinya mengungkapkan kekecewaan saya terhadap Presiden SBY karena wacana pemindahan
ibu kota semakin meredup. Pada tulisan itu saya mengingatkan bahwa Presiden SBY
akan kehilangan kesempatan untuk menorehkan namanya dalam sejarah, karena jiwa
penakutnya. Bahkan saya menuliskan
dibagian akhir bahwa jika Presiden SBY tidak mengambil keputusan untuk
memindahkan Ibukota, maka hal itu akan dilakukan oleh presiden berikutnya.
Dan benar, presiden berikutnya – Presiden Jokowi –yang mengambil keputusan untuk memindahkan ibu kota negara . Mengapa Presiden Jokowi? Karena Presiden yang sangat humble ini memiliki visi yang jelas, punya kemampuan memengaruhi (influence) dan punya keberanian.
Pemindahan ibu kota
negara yang populer
dengan singkatan IKN, mirip dengan pendaratan manusia di bulan untuk pertama
kalinya. Pada tahun 1963, presiden John F. Kennedy mencanangkan visi bahwa bangsa Amerika
akan mengirim astronot ke bulan, padahal kemampuan ekonomi dan
teknologi saat itu masih sekitar 30%. Benar saja, visi itu menjadi kenyataan di tahun 1969 ketika Neil Armstrong, Edwin Aldrin,
dan Michail Collins mendarat di bulan. Hal itu terwujud karena semua elemen bangsa Amerika mendukung visi
yang jelas tersebut.
Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur mungkin saja punya
daya dukung ekonomi dan teknologi sekitar 30-60% saat ini, namun visinya
jelas, tujuannya pun sangat jelas yaitu untuk pemerataan ekonomi dan kesempatan
bagi seluruh rakyat
Indonesia. Seharusnya dan seyogyanya semua
elemen bangsa ini saling mendukung, saling bekerja sama, saling berkolaborasi
dan saling mengisi untuk mewujudkan rencana
itu. Toh itu bukan rencana pribadi Jokowi, juga bukan untuk keagungan
pribadi Jokowi.
Wacana pemindahan IKN sudah ada sejak masa pemerintahan presiden
Soekarno. Bahkan di akhir masa pemerintahan presiden Soeharto sempat dibicarakan
pemindahan IKN ke Jonggol. Disusul kemudian pada tahun 2010 muncul wacana
yang sama oleh presiden SBY dan dikongkritkan oleh presiden Jokowi.
Saya berani mengatakan, bahwa keputusan Presiden Jokowi untuk
memindahkan IKN ini bukan sekedar meninggalkan legacy, karena
ide atau gagasan awal pemindahan ibu kota bukan dari Presiden
Jokowi. Tapi keberanian presiden Jokowi memindahkan ibu kota ini
karena tujuannya yang sangat nyata untuk seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, kita berharap seluruh elemen bangsa ini bersatu
dan saling bekerja sama, saling menguatkan, saling mendukung untuk mewujudkan
rencana besar ini. Hidup Indonesia.
Komentar