Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 2 - 8 Nopember 2025

Gambar
Thema: Agama yang Benar dan Baik Nas: Yakobus 1:26–27 “ Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Pengantar Dalam kehidupan beriman, seringkali manusia terjebak dalam bentuk-bentuk lahiriah agama, tetapi mengabaikan hakikat batiniahnya. Rasul Yakobus menegaskan bahwa ukuran kebenaran dan kemurnian agama bukan terletak pada ritual semata, melainkan pada buah kehidupan dan perilaku sehari-hari yang memuliakan Allah melalui tindakan kasih kepada sesama. Dengan demikian, agama yang benar tidak berhenti pada liturgi, tetapi berlanjut dalam empati, kepedulian, dan disiplin moral yang nyata dalam hidup sehari-hari.¹ Fakta • Kehidupan beragama dewasa ini sering diwarnai oleh paradoks: semakin banya...

Catatan Tambahan PA PERMATA, Minggu : 8-14 Maret 2020



Bahan Alkitab :         Lukas 2 : 46-52

Thema              :        Cerdas  IQ, EQ dan SQ


Lukas 2 : 46 – 52

2:46       I bas wari si peteluken idapetina Jesus kundul ras guru-guru agama Jahudi i bas Rumah Pertoton. Ibegiken Jesus pengajaren guru-guru e janah isungkuniNa pe.

2:47      Janah adi nungkun guru-guru e man baNa mamang ate kalak kerina megi jabapNa si dem kepentaren e.

2:48      Orang tuana pe mamang atena ngidah Ia, jenari nina nandeNa man baNa, "O Anakku, ngkai maka bagenda perbahanenNdu man kami? Aku ras bapandu enggo ndarami Kam alu aru ate."

2:49      Erjabap Jesus man bana, "Engkai maka idaramindu Aku? La kin ietehndu Aku arus i rumah BapangKu?"

2:50      Tapi la iangka nande ras bapaNa kai si ikatakenNa e.

2:51     Jenari mulih Ia radu ras orang tuaNa ku Nasaret; ibegikenNa kata orang tuaNa. Kerina si enggo jadi enda itimbangken nandeNa i bas ukurna.

2:52     Jesus pe reh belinna dingen reh tambahna pemetehNa, janah reh tambahna pe ngena ate Dibata ras manusia man baNa


FAKTA

1.    Jesus Kristus sejak usia sangat muda mempunyai kegemaran berkumpul dan berdiskusi dengan Guru Guru Agama di Rumah Doa.  Jesus aktif bertanya kepada guru guru agama itu, dan juga selalu memberikan jawaban yang tepat tidak ditentukan oleh usianya yang masih sangat muda.  Jesus cerdas berdiskusi dan memberikan pandangannya.

2.    Pernah, Maria dan Jusuf mencari cari Jesus Kristus, karena asyik berdiskusi di Rumah Doa.  Maria menyampaikan perasaan cemas nya karena tidak melihat Jesus. Jesus menjawab bahwa “Dia harus di rumah BapaNYA”.  Maria tidak mengerti makna jawaban Jesus, namun dia simpan semua dalam hati.

3.    Jesus sangat menghargai orang tuaNya dan patuh akan nasihat orang tuaNya.  Jesus bertumbuh dan semakin dicintai Allah Bapa dan juga manusia.



MAKNA

1.     Pelajaran itu dimulai dari usia yang sangat muda.  Bahkan pelajaran yang paling menentukan dalam hidup diyakini adalah berkaitan dengan seuatu pelajaran spiritual, kemampuan mengendalikan diri dan karakter lalu pengetahuan secara umum. 

2.    Jesus adalah seseorang yang sangat cerdas secara sipirtual (SQ) , karena teman Dia diskusi adalah guru guru agama. Tentu pokok pokok diskusinya berkaitan dengan agama,iman, penerapan iman/karakter dll 

3.    Sebagai seorang anak Jesus juga sangat menyayangi kedua orang tuaNya bukti bahwa dia sangat berbudi luhur, mampu mengatur perasaannya (EQ) sejak kecil.

4.    Jesus berumbuh denga sempurna, baik dalam tubuh/ragaNYA, wawasan (IQ) keagamaanNYA, percaya diriNYA dan tentu saja dalam semua hal  lain

PENGKENAINA

·      Anak anak permata pun perlu meningkatkan kegemarannya dalam hal hal yang berhubungan dengan iman dan spiritualitas.  Kemampuan untuk melihat dan menghubungkan segala sesuatu denga TUHAN disebut SQ singkatan Spiritual Quotient (kecerdasan spiritual)

·      Anak Anak Permata harus mampu mengendalikan emosinya. Harus mampu memilih respon yang posistif saat berkomunikasi denga setiap orang.  Tidak cepat tersinggung, tidak cepat marah, tidak cepat putus asa, tidak cepat bosan, mampu mengatasi rasa malasnya mampu megatasi rasa takutya, mampu mengatasi rasa khawatirnya dan tidak pernah takut melakukan kebenaran. Inilah semua yang disebut dengan Kecerdasan Emosi (Emotional Quotient /EQ)



·       Seperti Maria yang sangat bijak, yang tidak marah kalau anaknya memberikan jawaban yag sama sekali tidak dia mengerti, maka kaum orang tua pun harus mampu memperlakukan anak anaknya dengan penuh kerendahan diri dalam semangat belajar.   Majelis Gereja, dan orang orang yang lebih tua, perlu sekali berdiskusi denga anak anak Permata dengan nuansa yang sangat positif

Bujur ras mejuah juah kita kerina



Pt. Analgin Ginting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025