Sea Games tahun 2013 akan diadakan pada bulan Desember nanti di Myanmar. PSSI sudah memasang target untuk meraih medali emas. Dan tim sepakbola untuk meraih medali emas tersebut sudah dibentuk yaitu tim Usia 23 tahun. Dengan persiapannya tim ini sudah beberapa kali latih tanding, dan dilatih oleh Rahmad Darmawan dengan dibantu oleh Aji Santoso.
Minimal dua pertandingan penting sebagai ujicoba sudah dijalani tim usia 23 tahun ini. Dua duanya kalah. Melawan
Singapura pada tanggal 13 Juli lalu kalah 0-`1, dan terakhir pada
tanggal 25 Juli minggu lalu, saat sebagian besar pemain usia 23 tahun
memperkuat BNI All Star menelah kekalahan sangat telak 1-8.
Namun bukan karena dua kekalahan ini saya
mengatakan bayang bayang kekalahan dan kegagalan meraih medali emas di
Sea Games 2013 sudah terlihat dari sekarang. Faktor pertama yang membuat saya yakin tim usia 23 tahun ini akan gagal adalah rendahnya motivasi dan kebanggaan dalam bermain. Seperti dikatakan
oleh Jose Maurinho setelah kekalahan telak 1-8 lawan Chelsea bahwa
pemain Indonesia tidak mempunyai semangat dan kebanggan membela negara,
membela Tim Nasional. Hal ini rupanya sulit untuk dirubah dan ditingkatkan.
Pengurus yang sekarang tidak mempunyai konsep sedikitpun untuk meningkatkan kebanggaan pemain yang mereka pilih. Bahkan
memotivasi pemain pun para pengurus yang sekarang, khususnya ketua BTN
yang merangkap sebagai wakil ketua PSSI, tidak mempunyai cara karena
tidak mempunyai kemampuan. La Nyalla hanya punya satu cara untuk meningkatkan motivasi pemain yaitu dengan iming iming bonus. Dan ternyata dalam banyak pertandingan cara ini salah dan gagal.
Ketika akan bertanding melawan Singapura pada
tanggal 13 Juli lalu La Nyalla datang ke Singapura dan berjanji akan
memberikan bonus kepada pemain. Ternyata PSSI usia 23 tahun tetap kalah. Bukti bahwa memotivasi pemain dengan iming iming bonus tidak berhasil dan gagal total. Saya sangat yakin bahwa cara memotivasi dengan iming iming bonus tidak bisa meningkatkan kebanggaan bermain. Uang tidak ada hubungannya dengan kebanggaan bermain membela negara. Apakah seseoarng lebih bangga mendapat uang daripada membela negara? Jadi saya lihat dalam memotivasi La Nyalla sangat lemah, dan tidak punya konsep dan dasar yang ilmiah sama sekali. Jadi bayang bayang kekalahan dan kegagalan itu sudah ada dari sekarang.
Penyebab kegagalan yang kedua berasal dari pelatihnya. Pelatih yang akan menangani tim ini seperti sudah disebut diatas adalah Rahmad Darmawan. Apa sebab? Rahmad Darmawan pun tidak akan mampu menaikkan moral dan semangat bertanding pemain. Karena Rahmad Darmawan sendiripun saat ini tidak fokus menangani tim ini. Buktinya dia masih merangkap pelatih Arema. Rahmad Darmawan ternyata tidak melepaskan jabatannya sebagai pelatih kepala Arema. Mari coba kita analisa? Lebih tinggi mana motivasinya melatih tim usia 23 tahun atau Arema? Saya yakin sekali dirinya sendiripun jika ditanya tidak akan mampu memberikan jawaban yang sejujurnya.
Seandainya RD hanya fokus untuk melatih tim usia 23 tahun pun belum terjamin tim ini akan sukses. Apalagi kalau sekarang dia merangkap melatih Arema. Jangan jangan tim usia 23 tahun ini hanya dipakainya untuk melatih atau meningkatkan pengalaman dan skill dari pemain Arema seperti Kurnia Meiga, Egi Meldiansyah dan lain lain.
Belum ada di dunia ini pelatih Nasional merangkap atau tidak melepaskan diri dari melatih Club. Hanya di Indonesia hal ini terjadi. Dan nampaknya pengurus PSSI La Nyalla kembali yang berperan dalam pelatih rangkap seperti ini.
Kebanggaan pemain pun tetap akan sulit diangkat
kalau mereka melihat dan menyadari pelatih kepalanya pun sangat
oppurtunis dalam melatih. Jika serius, jika idealismenya tinggi, jika dia bangga melatih Tim Nasional usia 23 tahun maka Rahmad Darmawan harus mundur sebagai pelatih Arema. Atau dia mundur sebagai pelatih tim Usia 23 tahun dan menyerahkannya kepada Aji Santoso atau Nil Maizar.
Kalau tetap seperti sekarang, maka dapat dipastikan
tim usia 23 tahun akan gagal meraih medali emas di Sea Games. Apalagi
waktunya pun tinggal
4 bulan atau 16 minggu.
Coba
hitung berapa jam waktu yang dapat Rahmad Darmawan berikan untuk
melatih PSSI Usia 23 tahun kalau dia tetap juga melatih dan mendampingi
Arema.
Anda akan geleng geleng kepala.
Peter Drucker berkata kalau gagal berencana, maka Anda sebenarnya sedang merencanakan sebuah kegagalan
Komentar