Featured Post

Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Gambar
 Pembinaan khusus bagi Pertua dan Diaken Emeritus Klasis Bekasi-Denpasar yang dilaksanakan di Kinasih, Depok, pada 7 Februari 2025 mengangkat isu fundamental mengenai peran dan keterlibatan pertua dan diaken emeritus dalam gereja. Salah satu poin yang ditekankan oleh Pdt. Christoper Sinulingga, selaku Kabid Pembinaan Moderamen GBKP, adalah bahwa tidak ada perbedaan dalam hal melayani  antara pertua dan diaken aktif dengan pertua dan diaken emeritus. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan komunikasi dan peran yang cukup signifikan. Pertanyaan kunci yang muncul: 1. Mengapa terjadi kesenjangan komunikasi dan peran antara pertua & diaken emeritus dengan pertua & diaken aktif? 2. Benarkah dalam konsep teologis tidak ada perbedaan antara keduanya? 3. Jika secara konsep tidak ada perbedaan, mengapa dalam praktik muncul perbedaan? 4. Apa tujuan sejati dari pembinaan ini, dan bagaimana penyelesaiannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, analisis...

Bayang Bayang Kegagalan PSSI Usia 23 Tahun

Sea Games tahun 2013 akan diadakan pada bulan Desember nanti di Myanmar. PSSI sudah memasang target untuk meraih medali emas. Dan tim sepakbola untuk meraih medali emas tersebut sudah dibentuk yaitu tim Usia 23 tahun. Dengan persiapannya tim ini sudah beberapa kali latih tanding, dan dilatih oleh Rahmad Darmawan dengan dibantu oleh Aji Santoso.


Minimal dua pertandingan penting sebagai ujicoba sudah dijalani tim usia 23 tahun ini. Dua duanya kalah. Melawan Singapura pada tanggal 13 Juli lalu kalah 0-`1, dan terakhir pada tanggal 25 Juli minggu lalu, saat sebagian besar pemain usia 23 tahun memperkuat BNI All Star menelah kekalahan sangat telak 1-8.
Namun bukan karena dua kekalahan ini saya mengatakan bayang bayang kekalahan dan kegagalan meraih medali emas di Sea Games 2013 sudah terlihat dari sekarang. Faktor pertama yang membuat saya yakin tim usia 23 tahun ini akan gagal adalah rendahnya motivasi dan kebanggaan dalam bermain. Seperti dikatakan oleh Jose Maurinho setelah kekalahan telak 1-8 lawan Chelsea bahwa pemain Indonesia tidak mempunyai semangat dan kebanggan membela negara, membela Tim Nasional. Hal ini rupanya sulit untuk dirubah dan ditingkatkan.



Pengurus yang sekarang tidak mempunyai konsep sedikitpun untuk meningkatkan kebanggaan pemain yang mereka pilih. Bahkan memotivasi pemain pun para pengurus yang sekarang, khususnya ketua BTN  yang merangkap sebagai wakil ketua PSSI, tidak mempunyai cara karena tidak mempunyai kemampuan. La Nyalla hanya punya satu cara untuk meningkatkan motivasi pemain yaitu dengan iming iming bonus. Dan ternyata dalam banyak pertandingan cara ini salah dan gagal.


Ketika akan bertanding melawan Singapura pada tanggal 13 Juli lalu La Nyalla datang ke Singapura dan berjanji akan memberikan bonus kepada pemain. Ternyata PSSI usia 23 tahun tetap kalah. Bukti bahwa memotivasi pemain dengan iming iming bonus tidak berhasil dan gagal total. Saya sangat  yakin bahwa   cara memotivasi  dengan iming iming bonus tidak bisa meningkatkan  kebanggaan bermain.  Uang tidak ada hubungannya dengan kebanggaan bermain membela negara. Apakah seseoarng lebih bangga mendapat uang daripada membela negara? Jadi saya lihat dalam memotivasi  La Nyalla sangat lemah, dan tidak punya konsep dan dasar yang ilmiah sama sekali. Jadi bayang bayang kekalahan dan kegagalan itu sudah ada dari sekarang.


Penyebab kegagalan yang kedua berasal dari  pelatihnya. Pelatih yang akan menangani tim ini seperti sudah disebut diatas adalah Rahmad Darmawan. Apa sebab? Rahmad Darmawan pun tidak akan mampu menaikkan moral dan semangat bertanding pemain. Karena Rahmad Darmawan sendiripun saat ini tidak fokus menangani tim ini. Buktinya dia masih merangkap pelatih Arema. Rahmad Darmawan ternyata tidak melepaskan jabatannya sebagai pelatih kepala Arema. Mari coba kita analisa? Lebih tinggi mana motivasinya melatih tim usia 23 tahun atau Arema? Saya yakin sekali dirinya sendiripun jika ditanya tidak akan mampu memberikan jawaban yang sejujurnya.


Seandainya RD hanya fokus untuk melatih tim usia 23 tahun pun belum terjamin tim ini akan sukses. Apalagi kalau sekarang dia merangkap melatih Arema. Jangan jangan tim usia 23 tahun ini hanya dipakainya untuk melatih atau meningkatkan pengalaman dan skill dari pemain Arema seperti Kurnia Meiga, Egi Meldiansyah dan lain lain.


Belum ada di dunia ini pelatih Nasional merangkap atau tidak melepaskan diri dari melatih Club. Hanya di Indonesia hal ini terjadi. Dan nampaknya pengurus PSSI La Nyalla kembali yang berperan dalam pelatih rangkap seperti ini.



Kebanggaan pemain pun tetap akan sulit diangkat kalau mereka melihat dan menyadari pelatih kepalanya pun sangat oppurtunis dalam melatih. Jika serius, jika idealismenya tinggi, jika dia bangga melatih Tim Nasional usia 23 tahun maka Rahmad Darmawan harus mundur sebagai pelatih Arema. Atau dia mundur sebagai pelatih tim Usia 23 tahun dan menyerahkannya kepada Aji Santoso atau Nil Maizar.


Kalau tetap seperti sekarang, maka dapat dipastikan tim usia 23 tahun akan gagal meraih medali emas di Sea Games. Apalagi waktunya pun tinggal 4 bulan atau 16 minggu. Coba hitung berapa jam waktu yang dapat Rahmad Darmawan berikan untuk melatih  PSSI Usia 23 tahun kalau dia tetap juga melatih dan mendampingi Arema. Anda akan geleng geleng kepala. Peter Drucker berkata kalau gagal berencana, maka Anda sebenarnya sedang merencanakan sebuah kegagalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024