Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Mei 2025

Gambar
  Thema: Kerina Arus Metenget / Semua Harus Perhatian Nas: Yakobus 1:19–25 Pengantar Dalam dunia yang semakin cepat dan bising ini, kita mudah tergoda untuk bereaksi spontan, berbicara tergesa-gesa, dan marah tanpa kendali. Padahal, iman Kristen mengajak kita untuk menjadi pribadi yang peka, sabar, dan reflektif. Yakobus, saudara Tuhan Yesus sendiri, menegaskan bahwa hidup beriman bukan hanya soal mendengar firman Tuhan, tetapi lebih dalam lagi, soal menghidupi firman itu dalam tindakan nyata. Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia, dan kemarahan manusia tidak membawa kebenaran Allah. Fakta Rasul Yakobus mengingatkan agar setiap orang cepat mendengar, dan lambat berkata-kata serta lambat untuk marah. Sebab amarah tidak mengerjakan Firman Tuhan. Orang Kristen harus membuang segala sesuatu yang kotor dan jahat dan menerima Firman Tuhan dengan lemah lembut. Orang yang meneliti hukum yang benar dan bertekun di dalamnya, dan melakukannya dengan sungguh-sungguh maka ia akan berbahag...

ARB Presiden, Jokowi Wapres, SALAH ! Jokowi Presiden BENARRRR!!!!

Ada dua strategi Aburizal Bakrie (ARB) yang menurut saya sudah usang, dan sudah terlambat. Dan saya yakin kedua strategi itu tidak akan pernah berhasil, sebaliknya bisa membuat peluangnya menuju presiden semakin kecil. Selain usang kedua strategi ini juga dapat dijadikan sebagai gambaran betapa kuatnya strategi pragmatisme yang dilakukan oleh tim Aburizal Bakrie ataupun Partai Golkar secara keseluruhan.


Diberitakan dalam Koran Tempo edisi Senen, 22 Juli 2013 Aburizal jajaki kemungkinan gandeng Jokowi. Ade Komaruddin yang menjadi sumber Koran Tempo mengatakan sedang menjajaki kemungkinan menggandeng gubernur DKI Jakarta Jokowi menjadi calon wakil Presiden. Ada ada saja. Elektabilitas Jokowi yang diatas 25 persen sedang dijajaki oleh Aburizal Bakrie yang elektabilitasnya hanya sekitar 9 persen menjadi wakil presiden.




Jokowi yang menurut beberapa hasil survey selalu menjadi yang terkuat sebagai calon presiden sedang dijajaki menjadi wakil presiden oleh seseorang yang peluangnya jadi presiden lebih rendah.  Sangat aneh bukan? Namun dalam dunia politik rupanya tidak ada yang aneh. Segala kemungkinan dan segala cara dilakukan untuk memenangkan tim nya, termasuk dengan menggandeng orang yang lebih kuat dan lebih populer.


Komunikasi politik dengan PDIP sudah dilakukan kata Ade Komaruddin (salah satu ketua DPP Golkar) menambahkan. Komunikasi dan deal deal politik akan dilakukan oleh Golkar untuk meminang Jokowi menjadi wakil Presiden. Menurut saya, Jokowi tidak akan pernah bersedia, dan PDIP pun tidak akan pernah menyetujuinya. Jadi bolah dikatakan upaya ini akan sia sia, dan strateginya sudah usang. ARB Presiden, Jokowi Wakil, Salah! Jokowi Presiden, Mr X Jadi Wakil Presiden Benar !


Stretegi yang kedua Partai Golkar untuk memenangkan Aburizal Bakrie adalah menyiapkan dana sebesar Rp 800 Milyard untuk melunasi pembayaran korban semburan lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo. Strategi ini dikatakan oleh Agung Laksono Wakil Ketua Umum Golkar. Pembayaran akan dilakukan untuk menghindari Kasus Lapindo ini digunakan lawan politik untuk menjatuhkan Aburizal Bakrie.


Oh, berarti partai Golkar mengetahui dan sadar bahwa kasus Lapindo yang sudah ditetapkan sebagai bencana (alam) secara nasional ternyata sudah menjatuhkan image partai Golkar khususnya Aburizal Bakrie. Lalu sekarang dilakukan pelunasan hingga Rp 800 M, untuk mengembalikan citra yang sudah jatuh? Secara kemanusiaan pembayaran yang Rp 800 Milyard ini perlu kita dorong untuk segera dilunasi oleh Aburizal Bakrie, namun secara politik hal ini justru semakin menurunkan citranya . Ini yang saya sebut sebagai strategi usang yang kedua. Rakyat tidak akan serta merta percaya kepada komitmen luhur ARB.




Bahkan bisa kebalikannya yang terjadi, sebab uang yang Rp 800 Milyard itu bisa saja dipersepsikan sebagai alat untuk menutup mulut penduduk korban Lapindo. Hanya dibayarkan karena ada motif politiknya?


Dua strategi yang mau diterapkan benar benar menempatkan Golkar sebagai partai yang sangt pragmatis. Kebijakan apapun mereka tempuh asal menguntungkan bagi partai. Idealisme partai Golkar sebagai partai nasionalis ternyata sangat rendah, dan kalah terhadap keinginan untuk berkuasa.


Jokowi mau ditempatkan sebagai calon wakil presiden oleh Golkar. Amien Rais bahkan berkata sebaliknya, Hatta Rajasa maun ditempatkan sebagai Wakil Presiden mendampingi Jokowi. Jelas tawaran Amien Rais lebih masuk akal. Namun yang lebih masuk akal lagi adalah jika Jokowi dipasangkan dengan Dahlan Iskan atau Mahfud MD.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025