Featured Post

Catatan Tambahan Khotbah 30 Maret 2025

Gambar
Thema  Khotbah: Merasakan Penderitaan untuk Mempermuliakan Tuhan (Ngenanami Kiniseraan Guna Mpermuliakan Dibata) Nas: Yohanes 12:27-36 I. Pendahuluan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan. Namun, respons kita terhadap penderitaan dapat sangat berbeda. Ada yang menyerah, ada yang memberontak, ada pula yang berusaha mencari makna di balik penderitaan tersebut. Yesus Kristus, dalam Yohanes 12:27-36, mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan bukanlah tanda kegagalan atau hukuman, melainkan dapat menjadi sarana untuk mempermuliakan Tuhan. Penderitaan yang diterima dengan iman dan ketaatan justru dapat memperlihatkan kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Melalui khotbah ini, kita akan menggali lebih dalam makna teologis dari penderitaan Yesus, relevansinya bagi jemaat saat ini, dan bagaimana kita bisa menghidupi panggilan menjadi "anak-anak terang" di tengah dunia yang gelap. II. Fakta dari Yohanes 12:27-36 Ada empat fakta pentin...

Dua Hal Positif Dibalik Kekalahan Telak 1-8 Melawan Chelsea

Ada dua hal yang mau tidak mau harus kita puji dalam penampilan Tim Indonesia All Star malam ini. Dibalik kekalahan telak 8-1 tetap harus dicari pembelajaran yang berguna dan bermanfaat. Dua hal tersebut salah satunya adalah kemampuan untuk mencetak satu gol sebagai balasan. Karena dari empat pertandingan yang dilakukan oleh Tim Indonesia sejak melawan Tim nasional Belanda, Arsenal, Liverpool dan terakhir Chelsea, hanya dalam pertandingan melawan Chelsea lah berhasil menciptakan satu gol. Jumlah kemasukan dua puluh gol dan memasukkan satu gol. Sulit sekali memang menjebol tim kelas dunia seperti Belanda dan Arsenal, Liverpool dan Chelsea. Jadi walau pun hanya satu gol, maka gol ke gawang Chelsea yang merupakan gol bunuh diri, tetap perlu di apresiasi.


Gol tersebut harus dijadikan sebuah pelajaran mahal, sekaligus sebuh bukti nyata bahwa tidak ada tim yang tidak bisa ditembus. Juga hal ini harus bisa menambah rasa optimisme dan percaya diri yang semakin tinggi bagi tim Indonesia.



Hal yang kedua perlu diapresiasi dari hasil pertandingan melawan Chelsea ini adalah kemampuan tim Indonesia merebut Ball Possession. Dalam pertandingan melawan Tim Chelsea yang turun dengan kekuatan penuh termasuk dengan penyerang masa depannya Lukaku, tim Indonesia berhasil merebut Ball Possession menjadi sekitar 45 persen. Bahkan menurut komentator dari MNC TV sempat pada babak kedua menjadi 50-50.


Memang pada babak kedua, terutama setelah Indonesia berhasil membalas satu gol, Indonesia terlihat bermain lebih santai, lebih berani dan lebih mengandalkan permainan tim. Bahkan pada sepuluh menit terakhir terlihat serangan Indonesia semakin banyak terarah kegawang Chelsea. Termasuk Titus Bonai sempat melepaskan sebuah tendangan terarah kegawang Chelsea. Namun tendangannya bisa dibaca oleh penjaga gawang Chelsea dan tidak menghasilkan gol.



Kekalahan Tim Indonesia yang sangat besar dari Chelsea tidak melulu karena kelemahan tim semata. Namun faktor kesungguhan bermain Chelsea ditunjang oleh permainan tim yang sangat kompak dan berkelas adalah penyebab utama. Gol gol yang diciptkan Chelsea dalam babak kedua adalah gol gol yang sama kualitasnya saat bertanding dalam Liga Primer Inggris atau Liga Champion yang mereka ikuti. Kehebatan Chelsea adalah faktor utama kemenangan besar mereka melawan Tim BNI Indonesia All Star. Sedangkan kelemahan Tim Indonesia adalah faktor utama kedua.


Kekalahan Tim Indonesia bukanlah kekalahan pertandingan pada saat ini saja. Tapi kekalahan Tim Indonesia adalah kekalahan dari sepakbola kita secara keseluruhan. Kekalahan itu adalah kekalahan dari pengurus sepakbola PSSI kita, kekalahan itu adalah kekalahan sistem kompetisi kita, kekalahan itu adalah kekalahan dari kurangnya persiapan kita, kekalahan itu adalah kekalahan dari ketidak mampuan kita melakukan pembinaan sejak usia muda. Jadi kekalahan Tim Indonesia dibawah Coach Rahmad Darmawan adalah kekalahan yang sudah dimulai sejak 15 atau 20 tahun yang lalu.


Empat pertandingan melawan tim tim kelas satu dari Eropah harus dijadikan sebagai momentum untuk introspeksi semua insan bola di Indonesia. Ini adalah kesalahan bersama kita semua. Jadi mari semua saling mengakui kelemahan kita, jangan lagi saling menyalahkan, jangan lagi saling menuduh. Kita harus bersama sama punya komitmen untuk melakukan yang terbaik untuk Tim Indonesia.



Fokus pembinaan Indonesia harus lebih kepada orientasi jangka panjang. Bukan satu dua tahun kedepan, namun 5 sampai 10 tahun kedepan. Jika kita punya kesempatan bermain denghan Chelsea kembali pada tahun depan, ataupun melawan Arsenal atau Liverpool tidak ada jaminan untuk menang. Lalu kita pun tidak berharap untuk menang. Yang lebih penting adalah bagaimana mengalahkan tim tim elit itu 5 tahun atau 10 tahun kedepan. Inilah yang harus menjadi fokus semua pembina dan pencinta bola di Indonesia.


Dukungan penonton, dukungan sponsor dengan segala potensi keuangannya, serta infrastruktur bola di Indonesia sangat menjanjikan. Yang menjadi kelemahan utama kita adalah belum padunya konsep pembinaan jangka panjang, serta bersatunya komitmen semua pihak dan semua elemen untuk memajukan sepakbola Indonesia.


Potensi kualitas pemain Indonesia, keberanian, semangat bermain serta teknik bermain sebenarnya tidak terlalu jauh dibawah pemain manapun di dunia ini.  Hanya pembinaan dan sistem kompetisi kita yang belum mampu memaksimalkan semua ketrampilan permainan para pemain kita. Pertandingan dengan Chelsea, Liverpool, Arsenal dan Tim Nasional Belanda harus dijadikan momentum untuk keseriusan pembinaan sepakbola Indonesia selanjutnya. Momentum ini harus direbut dan dijadikan awal kebangkitan baru sepak bola kita, kalau tidak keketertinggalan sepakbola Indonesia akan semakin jauh. Bravo PSSI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024