Featured Post

Pekan Doa 2024 Berngi 6 .

Gambar
  Thema : Untung kap ndalanken kebujuren  Nas : Kuankuanen 20 : 5 – 10  Nas Renungen    Perukuren jelma bali kap ras lau i bas telagah si mbages, tapi kalak si lit perukurenna ngasup njaruksa. Nterem kalak ngataken ia setia, tapi kalak si tuhu-tuhu setia mesera njumpaisa. Untung kap anak si erbapaken kalak bujur, dingen si ndalanken perbahanen si bujur. Tupung raja ngadili, iperiksana kerina, dingen idahna tep-tep kejahaten. Lit kin kalak si pang ngerana, "Nggo bersih perukurenna, aku nggo bebas i bas dosa nari?" Timbangen dingen sukat sukat si la bujur, la ngena ate Tuhan  Fakta dan Makna  1. Perukuren jelma bali kap ras lau i bas telagah si mbages, tapi kalak si lit perukurenna ngasup njaruksa. Kata kata bijak ibas perikop enda perlu si sadari ras siterapken ibas kegeluhenta.  Perukuren Jelma bali kap ras lau i bas telaga si mbages.  Seh bagesna janah mesera muatsa.  Tapi kalak si lit perukurenna ngasup njaruksa.  Pusuh hanya bisa didekati alu pusuh.  Sora pusuh, isi pusu

Hakim Albertina Ho Lebih Mirip John F Kennedy Dibanding Presiden SBY

Beberapa hari sebelum dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke 35, John F Kennedy memberikan sebuah pidato di ujung kariernya sebagai senator. Dalam pidatonya tersebut dia mengajukan 4 pertanyaan : Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai keberanian? Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai integritas? Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai pendapat? Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai dedikasi? Dalam salah satu seminar yang diadakan Harvard University, Ted Sorenson seorang penasihat yang paling dekat sekaligus penulis pidato JFK mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan penting sekali organisasi, struktur, prosedur dan peralatan. Namun lebih dari semuanya adalah “judgment”. Karena dia melihat apa yang dilakukan dan dipraktekkan oleh John F Kennedy
Setelah saya renungkan keempat pertanyaan tersebut, terutama kalau saya fokus kepada pertanyaan yang ketiga “apakah kita mempunyai pendapat (judgment)” maka saya berfikir bahwa Hakim Albertina Ho adalah orang yang berani mempunyai pendapat sendiri, berbeda dari yang lain. Hakim Albertina lebih mirip John F Kennedy daripada Presiden SBY yang selalu ragu ragu dalam berpendapat. Akibatnya, kebanyakan pejabat tinggi kita saat ini tidak mempunyai pendapat, tidak berani mempunyai pendapat. Mereka hanya mampu mengikuti apa kemauan partai nya saja. Yang paling parah barangkali dalam institusi yang sangat mengutamakan hierarki seperti militer. Mereka harus mengikuti perintah atasan. Jadi seorang kapolri atau kasad, kasal atau kasau tetap harus mengikuti apa perintah presiden. Presiden harus mengikuti atau takut kepada DPR, dan DPR tidak mempunyai rasa takut kepada rakyat. Jadilah semua hanya untuk kepentingan atasan dan partainya saja. Rakyat semakin menderita, karena pemimpinnya tidak mempunyai misi dan tidak mempunyai pendapat. Tidak pernah memikirkan pendapatnya hanya sibuk memikirkan untuk memperbesar pendapatannya saja.

Komentar

Barata7000 mengatakan…
Bagus Bro...bagus...selamat berjuang...!

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023