Featured Post

Catatan Tambahan Khotbah 30 Maret 2025

Gambar
Thema  Khotbah: Merasakan Penderitaan untuk Mempermuliakan Tuhan (Ngenanami Kiniseraan Guna Mpermuliakan Dibata) Nas: Yohanes 12:27-36 I. Pendahuluan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan. Namun, respons kita terhadap penderitaan dapat sangat berbeda. Ada yang menyerah, ada yang memberontak, ada pula yang berusaha mencari makna di balik penderitaan tersebut. Yesus Kristus, dalam Yohanes 12:27-36, mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan bukanlah tanda kegagalan atau hukuman, melainkan dapat menjadi sarana untuk mempermuliakan Tuhan. Penderitaan yang diterima dengan iman dan ketaatan justru dapat memperlihatkan kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Melalui khotbah ini, kita akan menggali lebih dalam makna teologis dari penderitaan Yesus, relevansinya bagi jemaat saat ini, dan bagaimana kita bisa menghidupi panggilan menjadi "anak-anak terang" di tengah dunia yang gelap. II. Fakta dari Yohanes 12:27-36 Ada empat fakta pentin...

Hakim Albertina Ho Lebih Mirip John F Kennedy Dibanding Presiden SBY

Beberapa hari sebelum dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke 35, John F Kennedy memberikan sebuah pidato di ujung kariernya sebagai senator. Dalam pidatonya tersebut dia mengajukan 4 pertanyaan : Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai keberanian? Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai integritas? Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai pendapat? Apakah kita benar benar manusia yang mempunyai dedikasi? Dalam salah satu seminar yang diadakan Harvard University, Ted Sorenson seorang penasihat yang paling dekat sekaligus penulis pidato JFK mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan penting sekali organisasi, struktur, prosedur dan peralatan. Namun lebih dari semuanya adalah “judgment”. Karena dia melihat apa yang dilakukan dan dipraktekkan oleh John F Kennedy
Setelah saya renungkan keempat pertanyaan tersebut, terutama kalau saya fokus kepada pertanyaan yang ketiga “apakah kita mempunyai pendapat (judgment)” maka saya berfikir bahwa Hakim Albertina Ho adalah orang yang berani mempunyai pendapat sendiri, berbeda dari yang lain. Hakim Albertina lebih mirip John F Kennedy daripada Presiden SBY yang selalu ragu ragu dalam berpendapat. Akibatnya, kebanyakan pejabat tinggi kita saat ini tidak mempunyai pendapat, tidak berani mempunyai pendapat. Mereka hanya mampu mengikuti apa kemauan partai nya saja. Yang paling parah barangkali dalam institusi yang sangat mengutamakan hierarki seperti militer. Mereka harus mengikuti perintah atasan. Jadi seorang kapolri atau kasad, kasal atau kasau tetap harus mengikuti apa perintah presiden. Presiden harus mengikuti atau takut kepada DPR, dan DPR tidak mempunyai rasa takut kepada rakyat. Jadilah semua hanya untuk kepentingan atasan dan partainya saja. Rakyat semakin menderita, karena pemimpinnya tidak mempunyai misi dan tidak mempunyai pendapat. Tidak pernah memikirkan pendapatnya hanya sibuk memikirkan untuk memperbesar pendapatannya saja.

Komentar

Barata7000 mengatakan…
Bagus Bro...bagus...selamat berjuang...!

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024