Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Mereka Tewas Saat Memakai Baju Seragam Kesebelasan Nasional Indonesia

Masih ingat dengan Martunis, bocah Aceh yang sangat terkenal? Martunis adalah nama bocah laki laki yang sempat terkatung katung di laut akibat Tsunami di Aceh pada akhir tahun 2004. Dirinya yang sempat diundang keberbagai negara setelah dikunjungi oleh Pemain Sepak Bola Paling terkenal sejagad Christiano Ronaldo. Apa pasal? Sebab saat terkatung katung beberapa jam di laut dan ditemukan selamat, Martunis kala itu memakai baju seragam Tim Nasional Portugal. Di mata Pemain Nasional Portugal yang saat itu dilatih Oleh Felipe Scholari, Martunis adalah bocah ajaib yang ikut memasyurkan Tim Nasional Portugal bahkan negara Portugal. Tidak itu saja Ketua FIFA Sepp Blater pun tidak ketinggalan memangku dan memuji Martunis.


Sejak saat itu beberapa celebrity dunia pun mengundang Martunis untuk acara yang dia pandu. Termasuk Celine Dion, dan presenter televisi paling terkenal di dunia, Oprah Winfrey. Bahkan Oprah Winfrey memanggil Martunis sebagai “ a boy who escaped the storm of the century” alias bocah yang selamat dari badai abad ini.

Keterkenalan Martunis berawal dari situasi yang dia alami dan Baju Nasional Tim Nasional Portugal yang dia pakai.



Pada hari senen dua hari yang lalu kejadian yang hampir mirip dengan Martunis terjadi di Jakarta. Di stadion Gelora Bung Karno yang sangat sakral dan menjadi kebanggan Sepak Bola Indonesia dan negara Indonesia itu dua orang penonton meninggal dunia, akibat berdesak desakan saat mau memasuki stadion untuk membela Tim Kesayangan mereka. Tim Nasional Indonesia Sang Garuda Muda. Mereka berdua adalah Reno Soeharto Alvino dan Eko Wicaksono. Mereka datang ke stadion dengan memakai BAJU kesebelasan Nasional Indonesia, Merah. Dan mereka akhirnya meninggal dunia akibat musibah.

Tim Nasional Portugal datang dari jauh dan memberikan perhatian maksimal serta dan memberikan Martunis santunan lebih Rp 500 Juta. Mereka menghargai semangat Martunis, dan mereka mempunyai nilai pri kemanusiaan yang begitu tinggi.




Di Senayan, dua orang memakai seragam kesebelasan nasional Indonesia sampai menghembuskan nafas yang terakhir. Reno yang menggunakan kaus tim nasional Indonesia berwarna merah itu diketahui juga sebagai pemain tambahan grup band DOT. Dia berperan sebagai pemain drum (Kompas) Apa respon kesebelasan nasional kita dan pengurus PSSI. Pengurus PSSI dikakatakan akan memberikan santunan. Tidak dirinci, bahkan ditambahkan sesuai dengan kemampuan PSSI. Bagaimana respon pemain Garuda Muda kita. Bagaimana reaksi Egi Meldiansyah dan kawan kawan? Ahh sedang larut dalam kucuran bonus yang mereka terima, puluhan bahkan ratusan juta.

Namun hanya sebegitukah penghargaan kita kepada almarhum berdua, yang ketika itu memakai seragam kebesaran Tim Nasional Sepak Bola Indonesia. Ronaldo jauh jauh datang dari Negaranya ke Aceh, karena ada anak orang asing yang memakai seragam Tim Nasional Negaranya. Bagaimana PSSI dan pemain Nasional kita? Saya menghimbau Egi, Tibo, Ferdinan dan seluruh pemain Nasional Garuda Muda untuk berkunjung ke rumah keluarga Almarhum Reno dan Eko.


Bahkan menurut saya, nama mereka berdua perlu diabadikan di Stadion Gelora Bung Karno dengan cara membuat prasasti. Sebagai peringatan untuk tahun tahun mendatang, sekaligus bukti bahwa Bangsa Indonesia menghargai nyawa manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023