Saya terpukau dengan pidato Yusuf Macan Effendi atau
Dede Yusuf yang dia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Partai Partai
Pendukungnya kemarin Minggu 6 Januari 2013. Saya hadir pada acara itu
karena diajak oleh Seorang Saudara saya yang merupakan Ketua Umum KIRA,
salah satu sayap Partai Gerindra yang merupakan salah satu Partai yang
ikut mendukung pencalonan Dede Yusuf sebagai calon Gubernur Jawa
Barat. Menurut saya Dede Yusuf akan menjadi “Macan Podium”, bukan hanya
“singa podium”. Sebutan bagi orang orang yang jago berpidato seperti
Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno ataupun Barack Obama, Preisden
United States America.
Saat tiba gilirannya , Dede Yusuf berbicara tanpa teks dalam
menyampaikan program serta visi dan misinya sebagai Calon Gubernur
Propinsi Jawa Barat. Dengan sangat fasih Dede menyampaikan Visi Tri
Baktinya. Program Tri Bakti merupakan tiga konsep pembangunan yang
ditawarkan kepada masyarakat Jawa Barat. Pertama menjemput yang
tertinggal, kedua berdaya babarengan, dan ketiga berkahnya keberagaman.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai program Tri Bakti ini boleh
dibaca
disini.
Yang membuat saya terpukau dan berani mengatakan Dede Yusuf akan menjadi
“Macan” Podium adalah gaya pidatonya yang sangat menarik. Mulai dari
alur dan kecepatan presentasinya yang sangat enak diikuti. Tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Intonasinya yang dinamis,
dengan volume suara yang kadang kadang dibuat lebih keras, dan kembali
lagi ke volume suara semula.
Pernafasan Dede Yusuf dalam berpidato pun sangat santai dan lumrah.
Sehingga mendengar Dede Yusuf berpidato sama dengan mendengar seorang
kawan yang sedang bertutur kepada kita. Senyum diwajah diberikan pada
saat yang tepat. Ada kalanya mimik wajahnya sangat serius, namun ada
kalanya dia tersenyum sehingga ketampanan wajahnya pun terlihat jelas.
Dede Yusuf Sedang Berpidato. Sumber Foto : Koleksi Pribadi
Pandangan mata “Eye Contact” nya dibagikan secara merata kepada semua
hadirin yang memenuhi Aula Hotel Horison Bandung. Sehingga terkesan dia
berbicara kepada semua hadirin, bukan hanya kepada orang orang tertentu
saja. Bahkan sekali sekali dia menyebutkan nama beberapa orang, yang
membuat hubungannya sangat erat denga
audience. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh salah seorang Mantan Presiden
Amerika Serikat, FR Roosevelt; “Jika berpidato jangan pandang haidirin
sebagai kelompok massa, tapi perlakukan mereka secara individu.”
Isi pidato yang paling menarik yang disampaikan oleh Dede Yusuf selain program Tri Baktinya adalah kemampuannya membingkai (mem-
framing)
mind set
pada hadirin semua pengurus wilayah dan pengurus cabang kota dan
kabupaten dari 4 partai pengusungnya. Dede dengan sangat tajam
mengatakan : “hilangkan keraguan, bahkan sedikit keraguan pun tidak
boleh ada dalam pikiran Anda semua untuk memenangkan saya sebagai
Gubernur”. Kalau ada yang masih ragu dalam perasaan dan pikirannya,
benahi dan cari alasannya mengapa ragu, setelah itu baru kita bekerja
keras semuanya. Kata Dede menegaskan dalam kalimat yang sangat
menghipnotis.
Dede Yusuf ternyata jago sekali berpidato. Pengalamannya sebagi
presenter berbagai acara Televisi pada waktu dulu, serta jabatannya
sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat sejak tahun 2008 ternyata membuat Dede
Yusuf benar benar sangat percaya diri dan piawai sekali dalam berpidato
untuk mempengaruhi pandangan dan
mind set pendengarnya.
Sehingga tidak salahlah hasil pooling beberapa lembaga survey yang
sampai sekarang menempatkan pasangan Dede Yusuf dan Lex Laksamana
sebagai pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang
paling tinggi nilainya.
Satu hal yang perku diperhatikan oleh Dede Yusuf dalam berpidato adalah
kemampuannya untuk menyentuh emosi para pendengarnya. Harus ada
bagian dalam pidatonya dimana dia tidak hanya berbicara tentang dirinya
dan programnya saja. Dalam pidatonya dia harus juga mampu membicarakan
siapa dan apa permasalahan aktual
audience nya. Jika ini dia lakukan, maka Yusuf Macan Effendi akan benar benar menjadi “Macan Podium” Indonesia berikutnya.
Komentar