Dapatkan Anda berubah karena perkataan orang lain?
Maksudku, jika ada seorang berkata bahwa Anda adalah seorang yang kurang
tampan, apakah Anda menjadi orang yang kurang tampan? Misalnya wajah
Anda persis mirip Bradd Pitt atau Tom Cruise, lalu sekelompok orang
mengatakan bahwa wajah Anda mirip (maaf) beruk. Apakah Anda akan
menjadi orang yang mempunyai wajah seperti beruk (maaf) ?
Atau seorang yang mengatakan bahwa Anda sangat kaya, padahal uang Anda
hanya secukupnya, dapatkah Anda menjadi orang kaya? Orang mengatakan
Anda kurang setia, pembohong, atau apa saja yang negatif. Mungkin hati
Anda akan panas, namun sejujurnya anda tidak akan berubah menjadi
seperti yang dikatakannya.
Tatkala orang banyak mengkritik Anda, namun Anda hidup dengan prinsip
yang benar, sebenarnya tidak perlu lah sakit hati. Orang memfitnah pun
tidak akan ada dampaknya apa apa kalau kita tetap setiap hidup sesuai
dengan nilai nilai kebenaran yang kita miliki.
Eleanor Roosevelt pernah berkata, bahwa seseorang tidak mungkin
menyakitimu tanpa seijinmu. Artinya kita akan sakit hati terhadap
kritikan atau fitnahan orang lain, jika kita mengijinkannya. Jika
pikiran kita membenarkan fitnahan orang lain itulah yang akan membuat
kita merasa sakit. Selanjutnya besar kemungkinan kita akan membalas
dengan bantahan ataupun dengan mencari cari kesalahan orang lain itu.
Membalas kritikan dengan kritikan, membalas fitnahan dengan fitnahan
atau pun membalas rasa sakit (yang kita ijinkan) dengan tindakan fisik
berupa memukul atau menampar orang lain itu, hanya bisa terjadi kalau
kita memilih seperti itu.
Jadi sebenarnya yang menentukan adalah pikiran kita. Ada info masuk ke
dalam diri kita melalui panca Indra, masuk ke otak turun ke hati,
kembali ke otak, lalu otaklah yang membuat kesimpulan. Jika otak tidak
sempat membuat kesimpulan, langsung masuk ke hati kita, maka hati bisa
panas, sakit, benci dan dendam.
Misalkan Anda sedang mengendarai sepeda motor Anda dengan kecepatan
lumayan tinggi di tempat sepi. Lalu dari depan pengendara sepeda motor
yang lain datang berpapasan dengan Anda. Saat persis di dekat Anda
dengan suara agak kencang dia berkata “ Anjing….”. Pikiran Anda kalau
tidak mampu diolah otak akan langsung merasa sakit hati. Mungkin saja
Anda berbalik mengejar dia dan bahkan memukulnya.
Namun kalau Anda sempat berfikir mungkin Anda akan bertanya apa
maksudnya? Bisa saja di depan Anda , di tempat yang sudah dilalui oleh
pengendara yang dari depan tadi ada bangkai anjing yang banyak sekali di
jalan. Atau pun bisa saja ada anjing lepas yang dapat menghambat
perjalanan Anda.
Jadi masalah kita sebenarnya ada dalam pikiran kita masing masing. Ada
pikiran yang terbiasa reaktif, bereaksi jika ada aksi. Bereaksi jika
ada stimulus, atau rangsang atau informasi dari luar diri kita. Dan
biasanya keputusan orang yang terbiasa reatif lebih sering menjurus
kepada negatif. Akhirnya membalasa dengan kritikan atau kemarahan.
Marak sekarang dalam media sosial memberi komentar atau merespon dengan
cara yang reaktif ini.
Namun ada juga pikiran yang proaktif. Proaktif artinya pikirannya tidak
ditentukan oleh stimulus atau aksi dari luar dirinya. Tapi pikirannya
lebih banyak ditentukan oleh nilai nilai atrau prinsip hidup yang
dimilikinya. Orang yang berfikir seperti ini, tidak akan pernah merasa
sakit hati atau disakiti. Karena bagi dia, pilihannya ditentukan oleh
dirinya sendiri. Anda bisa berkata jelek kepadanya, namun dia berifikir
dan membalas dengan kebaikan, seperti misalnya mengucapkan terima
kasih.
Contoh lain adalah : Anda berkata bahwa saya bego. Namun saya berfikir
mungkin pikiran anda sedang butuh perhatian, lalu saya menjawab ,
terima kasih mungkin Anda salah alamat. Sebab baru beberapa waktu yang
lalu sepuluh orang teman mengatakan saya sangat normal cenderung cerdas.
Hahahha.
Jadi teman teman sekalin pikiran kita yang menentukan tindakan kita,
perasaan kita, ataupun respon kita. Orang yang terbiasa berfikir
proaktif, akan menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Dia tidak akan
pernah sakit hati kepada siapapun, karena dia selalu punya pikiran
ataupun sudut pandang yang lain. Jadi saya berksemipulan bahwa untuk
menghilangkan kebiasaan melakukan cyberbully adalah dengan melatih diri
berfikir proaktif. Setujukah teman teman sekalian?
Komentar