Featured Post

GBKP Menjadi Keluarga Allah yang Diutus untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia bagi Seluruh Ciptaan

Gambar
  (Markus 16:15; 1 Pet 2:9-10) Ceramah utuk Konvent Pendeta GBKP Wilayah 4 (7 Nov.2025) Pdt.Prof.Dr.Risnawaty Sinulingga MT.h Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan untuk kesempatan berharga saat ini dalam menyampaikan ceramah tentang visi baru gereja GBKP. Ceramah ini disampaikan menurut perumusan visi, dianalisa berdasarkan teks acuan (Markus 16:15 dan 1 Petrus 2:9-10), dibandingkan dengan panggilan gereja dalam Tata Gereja GBKP. Rumusan visi dan panggilan GBKP yang sedikit berbeda dengan teks acuan Alkitab, menunjukkan bahwa GBKP memiliki landasan dogmatis yang cukup kuat dalam perumusan vissi ini. Dalam bagian pertama ceramah, akan dipaparkan makna kata-kata dalam visi yaitu “Menjadi Keluarga Allah yang Diutus”, “Untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia” dan “Bagi seluruh Ciptaan”. Penjelasan ini penting bukan saja karena merupakan bagian dari visi GBKP, tetapi karena adanya perbedaan dengan kalimat teks Alkitab (“…beritakanlah Injil kepada segala makhluk…”) dan panggi...

Anak Anak Sangat Menikmati Sensasi Menunggang Kuda Di Mutiara Gading Timur

Permainan menunggang kuda sangat marak di Mutiara Gading Timur Bekasi.  Hampir setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari libur berjubel orang tua mengantarkan anaknya untuk menunggang kuda.  Tentu berita ini sangat positif ditengahnya maraknya permainan anak yang lain, yang pada umumnya hasil permainan impor.  Kalau kita berangkat ke Mall Mall maka hampir disetiap lantai ada permainan anak, umumnya dengan mesin.

1358758738271672552
Bangga Menunggang Kuda. Sumber : Foto Koleksi Pribadi


Permainan menunggang kuda sangat diminati oleh orang tua yang mempunyai anak berusia dibawah `10 tahun. Selain karena biayanya sangat murah, juga karena tempat permainan ini juga dekat sekali dengan komplek perumahan tempat mereka tinggal.  Mutiara Gading Timur di Bekasi Timur adalah perumahan untuk kelas bawah sampai kelas menengah bawah.


Dengan biaya Rp 5000, untuk sekali putaran (mengelilingi ruko yang jaraknya tidak sampai 400 m) adalah jumlah uang yang sangat terjangkau untuk para orang tua muda.  Anak-anak laki laki dan wanita berebut untuk menunggang kuda.  Mungkin ada sensasi khusus yang dirasakan oleh anak anak.


Sang Joki akan memandu kudanya yang sudah ditungganga sambil berjalan, sekali sekali tentu saja sambil berlari.  Jika si anak minta tambah putarannya, maka orang tuanya cukup menyediakan uang kelipatan Rp 5000,.

13587589031189968802
Antri menunggu giliran, bila giliran tiba berduapun jadi. Sumber Foto : Koleksi Pribadi


Pada hari minggu kemarin (20 Januari 2013) ketika saya mengantarkan anak saya yang berusia 6 tahun dan 4,5 tahun, saya harus menunggu sekitar 15 menit untuk mendapat giliran.  Ada sekitar 20 ekor kuda yang dijajakan untuk ditunggangi, semuanya mempunyai pelanggan.  Para orang tua yang lain juga bersabar menunggu kuda yang kosong untuk anak anak mereka. Mereka tertib antri menunggu giliran.


Jadi tidak ada masa istirahat bagi Sang Joki, karena setiap kali kudanya kosong langsung ada orang tua yang mengangkat anaknya dan menaikkannya ke punggung kuda yang sebagian dihiasai dengan indah.


Kalau kita teliti lebih jauh, maka permainan menunggang kuda ini mempunyai makna sangat mendalam dalam habitat kehidupan manusia.  Tercipta simbiosis mutualisme dalam permainan menunggang kuda di Mutiara Gading Timur ini.


13587590241890979178
Cukup melelahkan bagi Sang Joki yang sudah tua seperti bapak ini. Sumber foto : Koleksi Pribadi. 


Pemilik kuda umumnya adalah penduduk setempat yang dulunya adalah (sebagian)  pemilik lahan yang akhirnya terjual kepada pengembang perumahan.  Mereka tersingkir, terpinggirkan dan terkonsentrasi di dalam perkampungan di sekitar komplek perumahan ini.  Sebagian mereka menjadi tukang cuci, penjual makanan, supir ojek dan sebagian lagi menjadi joki kuda tunggangan.


Arus urbanisme dan modernisasi yang terjadi  tidak mereka rasakan sebagai kesempatan untuk menaikkan taraf kehidupan.  Meskipun harga jual tanah/lahan semakin lama semakin tinggi, namun tanah tanah mereka terjual untuk menutupi biaya hidup sehari hari.  Sebagian dari mereka mempunyai kesempatan untuk beribadah ke Tanah Suci.  Namun karena tidak mempunyai kecerdasan mengelola uang hasil menjual tanahnya kepada pengembang, akhirnya mereka menjadi yang tersingkirkan dari tanah mereka sendiri.


Namun cukup lumayan untuk para Joki pemilik Kuda.  Sebab pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur, mereka bisa membawa pulang sekitar Rp 500.000 sd Rp 600.000.  Jika dikali empat minggu, mereka bisa memetik sekitar Rp 2.000.000 sd Rp 2.500.000 per bulan.  Yang penting pada sore hari pada hari Sabtu atau  Minggu cuaca harus panas, jangan sampai hujan.


Sedangkan pada hari hari biasa, Senen sd Jumat, sulit bagi mereka mendapatkan anak anak untuk menunggang kuda.  Tetap ada, pada sore hari anak anak yang menunggang kuda pada hari hari biasa, namun pendapatan para Joki itu hanya sekitar Rp 75.000 – Rp 100.000,.  Padahal untuk memelihara kudanya, untuk makanan dan obat obatannya mereka tidak kurang mengeluarkan Rp 40.000 per harinya.


Jika permainan anak  anak di Mall Mall hanya menguntungkan pengusaha, maka permainan menunggang kuda di Mutiara Gading Timur adalah siombiosis untuk memelihara kehidupan beberapa keluarga.



Nah,  kalau Anda tinggal di sekitar Mutiara Gading Timur, ajaklah anak anak Anda untuk menunggang kuda.  Sensasi naik kuda, dan kenangan menunggang kuda di masa kecil bisa bisa menjadi pengalaman yang sangat baik untuk perkembangan keberanian anak anak Anda.  Selamat menunggang kuda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025