Featured Post

Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Gambar
 Pembinaan khusus bagi Pertua dan Diaken Emeritus Klasis Bekasi-Denpasar yang dilaksanakan di Kinasih, Depok, pada 7 Februari 2025 mengangkat isu fundamental mengenai peran dan keterlibatan pertua dan diaken emeritus dalam gereja. Salah satu poin yang ditekankan oleh Pdt. Christoper Sinulingga, selaku Kabid Pembinaan Moderamen GBKP, adalah bahwa tidak ada perbedaan dalam hal melayani  antara pertua dan diaken aktif dengan pertua dan diaken emeritus. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan komunikasi dan peran yang cukup signifikan. Pertanyaan kunci yang muncul: 1. Mengapa terjadi kesenjangan komunikasi dan peran antara pertua & diaken emeritus dengan pertua & diaken aktif? 2. Benarkah dalam konsep teologis tidak ada perbedaan antara keduanya? 3. Jika secara konsep tidak ada perbedaan, mengapa dalam praktik muncul perbedaan? 4. Apa tujuan sejati dari pembinaan ini, dan bagaimana penyelesaiannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, analisis...

Masih Fokuskah Presiden Mengatasi 3 Masalah Utama Bangsa Indonesia?

Popularitas Presiden SBY melorot terus. Data terakhir adalah hasil Survey yang dilakukan oleh LSI pada bulan Januari 2012 dimana tinggal sekitar 33 % kepercayaan masyarakat kepada Presiden. Berbeda dengan dua tahun yang lalu dimana popularitasnya masih tinggi sekitar 66 %.

Menurunnya popularitas ini akan semakin mempersulit kinerja Presiden. Juga diakibatkan oleh Kisruh internal Partai Demokrat yang makin lama makin menampakkan kerapuhan partai ini. Tidak hanya karena banyaknya kasus korupsi, namun juga tanda tanda perpecahan diantara para kadernya yang semakin hari semakin sengit. Sebagian kader bahkan berani dan terang-terangan menyuruh Ketua Umum Anas Urbaningrum untuk mundur.

Lalu munculnya temuan temuan Dewan Kehormatan Partai yang sekarang dipimpin oleh TB Silalahi tentang banyaknya kader bermasalah. Antara lain Sudewo yang merupakan teman paling dekat Sang Ketua Umum Anas Urbaningrum yang diusulkan DK untuk dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPP Bidang Kaderisasi dan Organisasi. Demikian juga Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Andi Nurpati serta tentu saja Angelina Sondakh.

Situasi internal Partai Demokrat ini pastilah akan membuat jam tidur Presiden SBY semakin sempit. Yang kita khawatirkan adalah Presiden SBY tidak lagi fokus untuk menangani beberapa permasalah besar yang sedang dihadapi oleh Bangsa ini. Masih kah ada komitmen untuk menyelesaikan permasalahan kenegaraan yang dapat dicapai dan dipersembahkan oleh Presiden sebelum berakhirnya masa jabatannya 3 tahun lagi? Atau waktunya hanya habis untuk mengatasi kemelut di dalam Partai Demokrat serta kemungkinan mencuatnya kembali permasalahan Bank Century yang saat ini menurut sebagian besar orang sedang ditidurkan. Belum selesai.

Tiga Masalah Utama

Menurut keyakinan dan analisa saya ada 3 masalah utama yang paling mendesak untuk ditangani saat ini; yaitu masalah ketimpangan ekonomi yang mencuatkan demonstrasi buruh beberapa waktu yang lalu, kedua adalah masalah transportasi dan kemacetan lalu lintas yang satu minggu terakhir ini dibuktikan dengan banyaknya kecelakaan yang mengakibatkan korban tewas, serta masalah yang ketiga adalah penegakan hukum yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat seperti Kasus GKI Yasmin.

Kita berharap agar Presiden SBY benar benar tidak kehilangan fokus dalam menyelesaikan ketiga masalah ini. Masalah tuntutan buruh di Cikarang dan Tangerang sebenarnya sangat ironis sekali. Sebab kenaikan upah minimun sebesar empat ratusan ribu saja sulit direalisasikan padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti yang disampaikan sendiri oleh Presiden adalah sebesar 6,5 % pada tahun 2011. Salah satu angka pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dan paling paling baik di seluruh dunia. Mengapa Pemerintah tidak terfikir untuk mensubsidi dunia usaha supaya dapat memberikan kenaikan upah minimun kepada buruhnya? Dalam bidang yang lain Pemerintah selalu mensubsidi, maka dalam bidang yang langsung menyangkut kehidupan puluhan bahkan ratusan ribu buruh dan keluarga pemerintah ternyata abai?

Masalah kecelakaan lalu lintas serta kemacetan harus dicari jalan keluarnya, supaya masyarakat tetap percaya kepada pemerintah. Sejak kasus Xenia yang menewaskan 9 orang di tempat, kemudian berlanjut dengan tabrakan bus di Bogor serta yang paling baru tabrakan bus pariwisata di Garut yang menunjukkan seolah olah nyawa seorang manusia memang tidak ada harganya di Indonesia. Ini adalah kegagalan paling besar sang pemangku negara kalau masyarakatnya sendiri merasa tidak aman dan nyaman tinggal di negerinya sendiri.

Belum lagi kasus kemacetan lalu lintas yang makin hari makin menjadi jadi. Dulu Pak SBY pernah mewacanakan untuk memindahkan ibukota pemerintahan. Sekarang wacana itu seolah hilang tertelan angin. Bagaimana Pak SBY jadi pindah kah ibukota pemerintahan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ini pak? Atau Bapak punya dalih melupakannya karena maraknya kasus Partai Demokrat? Pak SBY kalau harus memilih antara membenahi Partai atau Negara tolong dong dipilih membenahi negara ya Pak...Please deh....

Lalu masalah kerukunan umat beragama, khususnya kasus GKI Yasmin Bogor. Tolong benahi Pak, karena nampaknya para menteri terkait tidak ada yang berani Pak. Sehingga kasus itu terkatung katung tidak tahu kemana beakhirnya. Dan ada kesan tidak peduli dengan kasus ini. Padahal Mahkamah Agung dan Ombdusman pun sudah melihat dan menguatkan kemenangan hukum dari pihak GKI Yasmin. Jangan biarkan kekuatan masyarakat yang lebih berperan Pak. Yang dibutuhkan hanya sebuah ketegasan agar kasus ini segera selesai, dan tidak diikuti kasus kasus yang serupa dimasa yang akan datang.

Kalau Bapak menyelesaikan kasus ini, maka akan terciptalah kedamaian diantara pemeluk pemeluk agama yang berlainan di Indonesia. Maka terbuktilah Indonesia adalah negara yang Bhineka Tunggal Ika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024