Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Angelina Sondakh Dari Seorang Putri Indonesia Menjadi Ratu Pembohong?

Semua tersentak. Lalu semua memberitakan. Ada yang gemas, ada yang geleng geleng kepala. Ada yang tidak percaya. Bahkan sebagian mengumpat, begitu mendengar pengakuan Angelina Sondakh yang berperan sebagai saksi dalam kasus korupsi Nazarruddin. Sebagian mengatakan Angelina Sondakh berbohong, tatkala dia berkata tidak mengenal Mindo Rosalinda Manullang. Yang lebih seru lagi pengakuannya yang belum memakai Black Berry pada tahun 2009 itu. Sesuatu yang memang nampaknya sangat mustahil.

Yang lebih mematikan akal sehat lagi adalah cara Angie menjawab semua pertanyaan. Tenang, singkat sambil mengumbar senyum di rona merah pipi tembemnya. Lalu analisa pun muncul bertubi tubi. Sebagian sangat yakin bahwa dia berbohong. Sebagian lagi mengatakan dia melindungi seseorang yang tak lain adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Sebenarnya apa yang terjadi dalam diri Angelina Sondakh?




Bermacam-macam analisa muncul sesuai dengan paradigma dan pengalaman orang yang berusaha untuk mengomentarinya. Max Sopacua sendiri yang merupakan pendiri dan petinggi di Partai Demokrat yakin sekali Angelina sudah berbohong. Tentu saja dengan pandangan Max Sopaua ini isyarat perpecahan pada Partai Demokrat semakin kuat.

Yang saya ingin soroti dari fenomena Angelina Sondakh adalah paradigma dasar dari seorang politikus Indonesia saat ini. Mari coba kita diskusikan dengan asumsi tidak berbohong atau berbohong.

Angelina Sondakh Tidak Berbohong.

Jika Angelina tidak berbohong, maka pengakuan Mindo Rosalia Manullang lah yang bohong. Istilah istilah Apel Malang, Apel Washington, Ketua Besar, Bos Besar dan sebagainya adalah sebuah rekayasa. Berarti Rosa sangat cerdas bisa menghadirkan berbagai istilah yang sangat kreatif dan unik. Kalau ini terjadi berarti yang salah hanya Nazaruddin saja.

Lalu apa dasar KPK menetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka dalam kasus Wisma Atlit jika dia bersih dari segala keterlibatan? Berarti KPK yang salah, dan krediilitas KPK pun akan dipertanyakan. Apa dasarnya KPK menetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka kalau dia bersih dari kasus Wisma Atlit? Kembali semakin meguat tuduhan bahw dalam kasus korupsi Wisma Atlit hanya Nazarrudin lah pelakunya. Dan KPK pun salah menetapkan dirinya sebagai tersangka.

Sekali pukul dua pihak terkapar, KPK dan Nazarrudin. Jadi pengakuan tidak mengenal Rosa dan tidak memakai BB adalah strategi yang sangat jitu. Sekali pukul dua orang Knock Out. Hebat itu Angie. Memang hebat lah, sebab sekarang ini dirinya sangat terkenal. Karena semua media memberitakannya, baik Media Main Stream maupun Citizen Journalism, twitter dan blog blog pribadi. Semua memberitakan kehebatan Angie. Lalu berapa persen kemungkinan Angie tidak berbohong? Menurut saya pribadi hanyalah dibawah 5 %.

Angelina Sondakh Berbohong.

Jika Angelina berbohong, maka benarlah dia seorang politikus Indonesia sejati. Dia bukan lagi artis, bukan lagi seorang wanita yang anggun, bukan juga ibu yang berusaha untuk mengajarkan kejujuran kepada anak anaknya yang masih kecil. Juga Angelina tidak ikut dalam upaya Bangsa untuk memberantas korupsi. Dia bukan seorang negarawan yang siap berkorban kepada kebenaran dan kejujuran yang menjadi pilar suatu bangs besar .

Angelina bukan juga seorang pemeluk agama yang baik. Apapun agamanya jika dia seorang yang berbohong, dan peristiwa keberbohongannya diketahui demikian banyak Rakyat Indonesia maka dia bersaksi tidak baik dan tidak terpuji kepada Rakyat.

Dan yang paling parah menurut saya adalah bahwa fakta keberbohongan nya adalah sekaligus bukti bahwa di dalam pikiran dan hati para politisi Senayan tidak ada ketulusan untuk memperjuangkan rakyat. Tidak ada keberanian dan kemauan berkorban untuk menumpas gurita korupsi yang sudah sangat membuat rakyat menderita.

Angie adalah representasi dari sekelompok orang yang suka disebut orang hebat, wakil rakyat, namun kesadarannya sedikitpun tidak tertuju kepada rakyat. Sebab dengan kebohongannya berarti dia lalai untuk memperjuangkan sesuatu yang sangat fundamental bagi kemakmuran rakyat yaitu pemberantasan korupsi. Dia hanyalah manequin hidup yang otaknya disesaki oleh pikiran untuk melindungi atasannya, partainya dan terutama dirinya sendiri. Dia tidak pantas menjadi wakil rakyat, dan rakyat pasti sangat menyesal telah memilihnya.

Yang lebih mengharukan sekaligus mengesalkan adalah, fenomena Angelina Sondakh dapat dipakai untuk memahami pendidikan politik yang dijalankan di Partai Politik. Ternyata tidak berhasil untuk mendidik calon calon negarawan yang akan membawa Indonesia ke Era yang lebih baru. Pendidikan politik di Partai hanya bertujuan untuk kejayaan Partai Politiknya saja. Dengan cara mengorbankan semua kepentingan rakyat. Mengorbankan akal sehat serta keikhlasan dan kejujuran. Bisa kah Anda bayangkan apa jadinya Bangsa Indonesia, jika dalam diri orang orang yang diposisikan terhormat hanya ada rekayasa untuk kepentingan diri, golongan dan partai nya saja?

Saya sudah tidak bisa menjawab apa itu Sila Keempat dari Pancasila kita. Angie adalah korban sekaligus pelaku di dalam penghilangan kata “Kerakyatan”. Dia menjadi orang yang gagal dalam segala hal. Kehidupan rumah tangga, peran sebagai ibu, peran sebagai anak untuk orang tuanya, sebagai teman, sebagai selebrity, sebagai pemeluk agama, sebagai politisi dan sebagai pengemban kejujuran dan sifat sifat keibuan. Jadi konyol lah semua pertaruhannya dengan keberbohongannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023