Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Kisah Terhempasnya 3 Perempuan Cantik dan Cerdas

Politik di Indonesia mempunyai ciri khas yang sangat unik. Pada awalnya menarik dan sangat sexy. Sehingga banyak sekali orang tergiur untuk masuk dan bermain di dalamnya. Banyak f asilitas dan kemudahan yang mengkutinya. Apalagi kalau pilihannya dekat dengan kekuasaan, wah segala kemewahan, kedudukan, kehormatan, ketenaran dan publikasi serta berbagai previledge seketika bertaburan.

Namun implementasi politik di Indonesia nampaknya berbeda dengan filosofisnya. Politik itu sejatinya bertujuan untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat banyak, seperti sering di dengungkan Begawan Politik Dunia, Thomas Hobbes dan John Locke. Politik secara filosofisnya adalah segala cara untuk mengatur kebaikan, kemudahan, kesejahteraan dan kebanggaan rakyatnya dengan berlandaskan moral dan pemahaman yang amat tinggi tentang kemanusiaan serta sejarahnya dalam suatu Bangsa dan Negara. Dalam hal ini lah Politik di Indonesia itu Unik, sehingga tujuan untuk memajukan Rakyat sering sekali terbelakang dikalahkan oleh kepentingan kelompok dan pribadi.
Sumber Foto : Google.com


Jika dijalankan dengan benar, maka Politik akan mampu membawa politikus nya (atau politisi, mana yang lebih benar yach) menjadi orang orang terhormat. Orang orang yang namanya menjadi sejarah suatu Bangsa. Namun jika politisi mengendarai roda politiknya hanya untuk tujuan tujuan yang jauh dari kepentingan dan kebaikan rakyatnya, maka akan terjerat dalam upaya HANYA melanggengkan kekuasaannya. Dalam hal ini, terutama selama 15 tahun terakhir ini politik Indonesia lebih banyak berlandaskan UANG daripada MORAL dan KEBAIKAN.

Akibatnya banyak yang terjatuh bahkan terhempas. Banyak politikus yang pada awal kehadiran mereka begitu mempesona. Muda, Ganteng, Cerdas, Cantik, Jago berbicara terlihat santun, serta seolah menjanjikan. Namun belakangan menjadi pesakitan, dengan menjadi terdakwa daam banyak kasus yang seharusnya mereka tidak lakukan.

Beberapa nama politikus Indonesia yang pada awalnya sangat mempesona publik adalah Muhaimin Iskandar, Anas Urbaningrum, Benny K Harman, Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Nazarrudin, Rama Pratama, Tifatul Sembiring, Yudi Latif, Anies Baswedan, Bambang Soesatyo, Maruarar Sirait, Tantowi Yahya dll. Dari kalangan perempuan juga banyak yang meninggalkan profesi awal mereka dan terjun menjadi politikus; Rieke Dyah Pitaloka (Oneng), Marissa Haque, Angelina Sondakh, Sri Mulyani, Yenni Wahid dan lain lain.

Sumber Foto : matanews.com


Apa hasilnya? Sebagian besar diantara mereka hampir habis karier politiknya. Anas Urbaningrum banyak dituduh oleh rekannya sendiri Nazarruddin. Dan kalau terbukti akan menjadi tersangka juga dalam kasus Wisma Atlit. Kedudukannya sebagai ketua umum Partai Demokrat benar benar seperti telur di ujung tanduk. Muhaimin Iskandar anak muda yang karier politiknya meroket bak meteor, namun tersandung juga dengan kasus penyuapan. Memang dia berkali kali membantah. Nazarudin sendiri sudah menjadi tersangka dan saat ini ada di dalam penjara.

Dua hari yang lalu salah satu politisi paling cantik di republik ini Angelina Sondakh sudah ditetapkan oleh KPK menjadi tersangka dalam kasus penyuapan Pembangunan Wisma Atlit. Sebelumnya Miranda Gultom yang memakai kenderaan politik untuk mendapatkan jabatannya sebagai Deputy Senior Gubernur Bank Indonesia sudah ditetapkan sebagai tersangka, dalam kasus penyuapan untuk mendapatan kedudukannya itu.

Beberapa tahun sebelumnya, Sri Mulyani seorang profesional dalam bidang keuangan, terhempas juga oleh politik meskipun dia berusaha untuk tetap tegas d jalurnya. Namun politik yang seolah ada dimana mana tidak mampu dia elakkan yang membuat dia tersingkir, meskipun belakangan Image nya semakin positif.

Politik Dan Uang, Jauh Dari Moralitas.

Melihat nama nama politisi muda yang sudah tersandung dengan banyak kasus seperti di atas, kita sangat menyayangkan dan berharap agar orang orang cerdas berdedikasi seperti Yudi Latief, Anies Baswedan, Tifatul Sembiring, Rieke Dyah Pitaloka, Maruarar Sirait, Sahrianta Tarigan ataupun nama nama lain seperti Chairul Tanjung, Sandiaga Uno, Harry Tanoe Sudibyo, tetap bisa bersih dan jangan tersandung. Namun mungkinkah mereka tidak tersandung kalau mereka benar benar terjun dan masuk ke dalam dunia Politik?

Sumber Foto : tribunnews.com

Jika mereka tetap dibidangnya yang sekarang, apalagi kalau mampu membatasi diri dan mengontrol tindakan dengan Visi Misi hidup yang jelas kita pun meyakininya. Namun jika mereka benar benar terjun lebih dalam lagi ke dunia politik, dalam upaya untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan yang lebih tinggi, seketika optimisme kita hilang. Sebab sampai saat ini kita lihat bahwa Politik Indonesia hanya dikuasai oleh dua hal yaitu koalisi dan Uang.

Para Politisi untuk memenangkan suatu kebijakan atau kedudukan maka yang dicari dan dipergunakan hanya dua hal itu, teman teman yang pro dan mendukung lalu ada uang yang bisa dipakai untuk mempermulus upaya.

Kecerdasan politik apalagi kejujuran dan idealisme belum menjadi landasan utama dalam praktek politik Indonesia. Akhirnya segala upaya untuk membangun koalisi dan segala daya untuk mendapatan uang dipergunakan. Segala jalan pun ditembus. Nasib Rakyat atau bahkan kata Rakyat hanya dipakai untuk mendapatkan koalisi dan uang tadi. Hanya pepesan kosong.

Inilah yang membuat 3 wanita cantik dan sangat cerdas itu terhempas menjad korban keganasan politik Indonesia; Miranda Gultom, Angelina Sondakh dan Sri Mulyani. Padahal kecantikan, ketenangan, kecerdasan mereka membuat terpukau laki laki manapun di Pertiwi ini.

Komentar

Fahyuni Diar mengatakan…
Mungkin perlu ditambahkan 1 hal lagi pak, supaya bertambah keunikannya, yaitu : di Indonesia kalau mau kaya raya terjunlah kepolitik, para pengurus partai & anggota dewan yg kekayaan sebelumnya tidak seberapa, tiba2 dalam kurun waktu yg tidak lama bisa melejit fantastis, lihat saja gaya hidup mereka, mulai dari pakaian, kendaraan yg dipakai dan rekeningnya...
Analgin Ginting mengatakan…
Memang benar sekali Pak Fahyuni. Cpat sekali mereka kaya para politikus itu. karena itu tadi pak, semuanya koalisi, semuanya pake uang. Bagi mereka uang itu gampang sekali didapatkan. namun penjara pun menanti mereka. Biarkanlah para politikus itu melakukannya, kita tetap damai di GTI. hahahaha. Salam Pak.

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023