Berngi 7 Pekan Penatalayan 2025
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4Fr2nVtC8PSS9Cf9cS-ySAu7r_XkrbQylU7_7m_h3ln-R7IHuxw_do7ytL0FSguOtgQpur7gF6_YqT4uSR-Mze8hcoOZsZgu2_CpzrO0VPCak7zhmbVhNkAKcVloMVFD2FHxnMaCahscn9dbZFUd1Ut7Ag22uTxupSX0sDrzJyLOa6CWcN4fTwmIfZjMS/w393-h393/21-1-18.jpg)
-Perik Siduadua-
(Cinta Bersemi
Dimasa Pandemi)
BI TENGAH,
NOVA, RASTA dan beberapa pegawai
Andaliman Spice sedang terlibat diskusi yang hebat.
BI TENGAH sedang memegang ponsel, memeriksa berkas, sambil sesekali memasukkan makanan ke mulut.
NOVA sedang membolak-balik layar ponselnya sambil
berinteraksi dengan BI TENGAH dan RASTA.
RASTA sibuk dengan ponselnya. Sesekali tangannya dijulurkan untuk mengambil makanan yang terhidang
di atas meja.
RASTA
Sudah lah. Kita sudah terlalu
lama hidup dalam
mitos, bahwa lelaki karo itu pemalas dan cendrung
mengeksploitasi perempuan. Kam pun tau BI, bahwa ketika mereka berkunjung dan
menemukan laki-laki karo menghabiskan separuh
waktu siangnya di warung. Mereka
menulis itu. Mereka menerbitkannya dan mendistribusikan rekaman mereka
kepada kita. Sehingga kita percaya bahwa itulah kenyataan kita. Ini adu domba!
RASTA jadi begitu semangat sambil matanya terus memandangi
layar handphone.
BI TENGAH
Ya, mungkin yang kam katakan itu benar, Nakku. Mereka
memang tak merekam aktifitas dilaki yang sibuk menjajakan hasil panennya di
pajak dan tersasar di warung
kopi dan memutar
keuntungan jualan di meja
judi. Dan, bagaimana dengan Kam? Apakah
Kam tipikal laki-laki yang percaya dengan catatan
mereka, bahwa laki-laki karo memang pemalas?
NOVA tertawa sambal meletakkan ponselnya ke atas meja
makan. Dia memberikan selembar kertas kepada BI TENGAH
NOVA
Mana
ada pemalas yang menghabiskan waktunya memegangi ponsel dan main PUBG, BI...
BI TENGAH tertawa.
RASTA terdiam. Sambil pelan-pelan, memasukkan dan
menyembunyikan ponselnya ke dalam saku celana.
SHOT
JUMP
CUT TO MONTAGE
Suasana malam di seputaran
kantor Andaliman Spice di Kota Bandung
BI TENGAH (O.S)
Pengetahuanmu tentang adat dan tradisi kita cukup bagus,
Nakku. Kam kawallah si MAX ini. Usia kalian tak jauh-jauh kali bedanya. Kukira,
cara pandang kalian pun tak jauh berbeda ketika merespon sebuah fenomena. Si
MAX ini pasti jadi teman yang asik untuk melatih conversation.
MATCH CUT TO:
NOVA
Benar, Pal. Paling
tidak, siapa tau kalian bisa mabar di sepanjang
perjalanan...
RASTA bersungut-sungut sambal melorotkan posisi duduknya
menjadi lebih malas.
NOVA Kembali
menggoda RASTA
NOVA
PUBG… PUBG….
BI TENGAH
Tapi sebelum dia datang, Nova akan pulang duluan, untuk mengantar TUAB Scmidht dan istri
berlibur ke Parapat. Aku menyusul, setelah
urusan dengan orang India itu selesai.
RASTA gantian
menggoda NOVA
RASTA
Sayang sekali Nova harus duluan, Bi. Padahal dia ngefans
berat sama Shah Rukh Khan itu.
FADE
OUT FADE IN
IMRAN terduduk lesu memandangi sawah yang hasil panennya
tidak sesuai dengan harapan. Tangannya terus memegangi botol kemasan pupuk.
NANDE dan BAPAK
juga duduk bermuram durja dengan pikirannya masing- masing.
EBEN berdiri
menghadap NANDE dan BAPAK.
IMRAN (O.S)
Habis sudah. Gagal lagi. Lima ton. Dan harga jeblok lagi.
Mau diapakan wortel-wortel ini? Diolah? Modal lagi? Modal lagi. Kapan
penderitaan ini berakhir.
EBEN
Sabar, Kam. Apa sudah Kam coba program bantuan pemerintah
tempo hari? Kam pun bang tua, jangan sombong kali. Bantuan itu memang kecil dari tawaran peminjamanmu ke bank. Tapi
kukira cukup membantu di masa-masa seperti ini,
apalagi semua aplikasi utangmu ditolak bank.
IMRAN
Duabelas tahun, kenapa Sinabung belum muak juga
menghentikan erupsinya? Apa tak kasihan nini-bulangta terus melihat penderitaan kita?
EBEN
Sabar, Bang Tua. Aku pun tak bisa berbuat banyak. Kami pun
hanya pelayan dan bukan pembuat kebijakan. Kita putar otak lagi. Aku carikan
program bantuan lain.
IMRAN
Tagihan, Nak. Aku dikepung tagihan. Utang! BAPAK dan NANDE
pun, panennya hancur. Bantu kami...
FADE
OUT FADE IN
MONTAGE
Seputaran Tongging dan Danau Toba. Jalan-jalan dan
pasar-pasar buah. Kehidupan orang di warung kopi.
MAX sedang berselancar di dunia maya, mengumpulkan
foto-foto dan cerita tentang kehidupan di tepian Danau
Toba. Sekali-sekali layar laptopnya berganti ke kertas
kerja. Max menulis artikel mengenai pertumbuhan ekonomi di Tanah Karo.
Nova sedang duduk di kursi depan sambal memegangi ponsel.
Dia membaca sejumlah informasi mengenai tempat-tempat wisata di seputaran Danau
Toba. Sekali-sekali dia mengirimkan pesan kepada Rasta yang sedang memainkan
game online di ponsel.
Tuan
Schimdth dan Nyonya Scmidth duduk di kursi tengah dan terus berbicara.
CUT TO
Salah
satu ruangan di Andaliman Spice. Rasta duduk malas di sofa dan terganggu dengan
pesan-pesan yang masuk dari NOVA.
JUMP CUT TO
Kabin mobil, Nova
duduk di kursi depan.
NOVA (O.S)
Selain
parapat, wisata Kaldera Toba memiliki banyak sekali spot yang bisa dikunjungi
oleh TUAN dan NYONYA SCHMIDT.
TUAN SCHMIDT
Apakah lokasinya berdekatan? Mungkinkah kita mengunjunginya
tempat-tempat itu semua dalam dua hari kedepan?
NOVA
Bisa, Tuan. Dalam dua hari ke depan kita bisa menyapu bersih
semua tempat wisata di seputaran Danau Toba. Bahkan, kita bisa menyisir
dataran tinggi karo. Banyak tempat yang akan membuat Tuan dan Nyonya merasa
sedang berada di rumah.
TUAN SCHMIDT
Kamu yakin?
NOVA
Saya
lahir di dekat Danau Toba, saya kenal betul jalan-jalan yang ada di sana
daripada Googlemaps.
TUAN SCHMIDT menutup googlemaps yang sedang dibukanya di
ponsel. Dia melihat tajam ke arah Nova.
NOVA
Huttasialagan, Dokan, Desa Lingga, Kawasan Sipitu Huta.
Saya yakin, kujungan ke sana, akan menjadi bahan pembicaraan Tuan dan Nyonya
sekalian selama lima tahun ke depan...
TUAN SCHMIDT
Aku
suka optimism nona muda ini.
NYONYA SCHMIDT
Tapi dia terlalu banyak bicara. Sepanjang jalan. Aku butuh
istirahat.
NOVA
Kopi.
Kopi di Dokan bisa menebus kelelahan di perjalanan
NYONYA SCHMIDT
Luwak?
Tai musang? Weeks FADE OUT
FADE IN
ESTABLISH
Nova duduk di depan cermin.
Dia tengah bersiap
bertemu dengan TUAN dan NYONYA SCHMIDT di taman
penginapan. Tangannya masih membalas banyak pesan yang masuk serta mencari
artikel mengenai tempat wisata yang akan dikunjungi esok.
NANDE (O.S)
Pulang lah nak. Dokan dan Tongging tinggal selangkah lagi.
Lihat lah kami di sini, di sana pun kau tak jelas.
NOVA
NDE, aku sedang menjalankan pekerjaan dari BI TENGAH. Dia
memberiku banyak kesempatan untuk belajar dan menguasai ilmu yang tak kudapat
di sekolahku.
NANDE
Iya. tapi itu bukan pekerjaan. Menjadi asisten itu bukan perkejaan. Kita punya ladang, kita punya
kentang, kita punya kol. Itu pekerjaan kita, itu masa depan kita. itu yang
jelas dari takdir kita.
NOVA
Tapi NDE…
NANDE
Sudahlah, kami di sini menguatirkan masa depanmu.
Lingkunganmu di sana pun tak sehat.
Tak ada diberu yang berkumpul dengan banyak lelaki di sekelilingnya.
CUT TO
BI TENGAH sedang melangkah menuju kamar tempat Nova menginap
NANDE (O.S)
Impalmu, Si LISTON.
Sebentar lagi dia
pulang untuk menghadiri kerja tahun. Kalau hanya belajar ilmu ekonomi, Liston, Impalmu
bisa mengajarkan lebih dari yang kau mau. Bakatnya sudah teruji. Nanti kita
akan membicarakan kelanjutan rencana pernikahan kalian…
CUT TO
NOVA
Sehat-sehat Kam NDE.
Besok aku pulang.
Pintu
diketuk dari luar. NOVA melompat dari duduknya dan menepis air matanya
CUT TO
NOVA
membuka pintu. Terlihat BI TENGAH berdiri diambang pintu. NOVA menundukkan wajah, kemudian memeluk BI TENGAH.
BI TENGAH
Edaku?
NOVA mengangguk
pelan.
BI TENGAH
Pulanglah besok. Bawakan oleh-olehku untuknya. Aku tak
sempat singgah. Setelah kesepakatan ditandatangani, aku segera
kembali ke Bandung, besok
siang juga.
INSERT bingkisan kecil di dalam kotak yang diberikan BI
TENGAH kepada NOVA
NOVA semakin mengeraskan tangisannya.
NOVA
Bang LISTON…
BI TENGAH ikut
menangis
BI TENGAH
Sudah.
Aku sudah di sini. Urusannya kuambil alih. SHOT
ESTABLISH
CUT TO
ESTABLISH
Pemandangan alam Tongging. Tampak dari kejauhan puncak
Sinabung yang terus mengeluarkan debu vulkanik, serta
di sisi lain keindahan
Danau Toba.
NOVA sedang duduk di kursi tengah kabin mobil. Matanya
sembab dan dilempar ke luar. NOVA terus menatap kosong ke arah bukit-bukit dan
pepohonan.
NANDE (O.S)
Batalkanlah niatmu untuk meneruskan masa depan di Bandung.
Aku tau, Eda ku itu pasti menjaga dan merawatmu. Dia tak mungkin membiarkanmu
masuk ke dalam pergaulan yang salah. Tapi kau sudah diambang 30. Siapa yang tak
waswas dengan itu? Lagi pula LISTON itu semakin tumbuh menjadi laki-laki yang
matang. Kalian akan menjadi pasangan sempurna bila menikah nanti. LISTON
menguasai perencanaan. Kau akan menjadi ahli ekonomi. Hari-hari kalian kedepan
pasti akan diisi dengan pembicaraan tentang uang.
NOVA (O.S)
Tapi
ini bukan soal membicarakan uang, NDE…
NANDE (O.S)
Kalau
bukan itu, lalu apa? Suka? Cinta? Kalian akan membicarakan itu semua pada
akhirnya.
NOVA (O.S)
Aku mau keliling
dunia
NANDE (O.S)
Perempuan
karo berdiri di samping suaminya. Kemanapun LISTON, kau akan bersamanya.
NOVA (O.S)
Keliling dunia tidak
sebagai istri, tapi sebagai seorang NOVA
NANDE (O.S)
Sebagai
apapunlah yang kau mau… Asal dengan LISTON… CUT TO
ESTABLISH
Sebuah
mobil sedang menyusuri tebing Danau Toba. Sekali-sekali mobil itu menghilang di
balik bukit.
Di dalam mobil duduk
RASTA memegang setir dan RAJA di sampingnya.
RAJA
Kau cium dulu bau
ini. Udara, tanah air kita.
RASTA
Pinus? Bau pinus,
maksudmu? Biar makin
mirip di film-film, mestinya kau buka jendelamu. Kemudian kau keluarkan kepalamu
sambal mengangkat tangan ke langit dan teriak “MAK, AKU PULANG!”
Mobil oleng ke kiri, karena Rasta melepas setirnya.
Keduanya tertawa.
RAJA
Gila kau. Hampir
saja kita jadi santapan ikan pra-pora. Lagian
ini bukan di dalam film. Karena kalau di film, memang hanya bau pinus
yang tercium. Kalau kubuka jendela mobil lebih lebar dan kau sedikit lebih
lambat seperti bekicot, maka yang tercium hanya bau amis.
RASTA Tersentak dan langsung menghentikan tawanya. Sorot
matanya berubah tajam terlihat di kaca spion mobil depan.
RAJA
Kau lihat itu, Nak. Kerambah. Lalap kerambah. Tak kunikmati
perjalanan ini karena kerambah.
RASTA
Maka
jangan kau lihat tepinya. Lihat tengahnya.
RAJA
Mana bisa tak melihat tepinya. Keindahan danau ini akan
semakin paripurna bila cakrawala mata kita bisa
menatap bentangan hamparan hijau. Warna surga sesungguhnya.
RASTA
Surga orang asing,
maksudmu.
RAJA
No. Surga diciptakan Tuhan untuk siapapun. Tak ada yang
salah dengan itu. Tata Kelola. Ini semua membutuhkan tenaga ahli yang bisa meramu
dan mengakomodir kepentingan semuanya. Tata Kelola
ya. Bukan Tukang olah. K-e-l-o-l-a.
JUMP CUT TO
Mobil
bergerak, meluncur di tepi danau. JUMP CUT TO
ESTABLISH
BI TENGAH berjalan bangkit dari meja makan menuju dapur.
RAJA dan Rasta duduk masih duduk di meja makan dan sibuk merapikan sisa makanan
dan berkas-berkas.
BI TENGAH
Dia
hanya dua hari dan kemudian pulang ke Tongging.
RAJA
Impal kel nya juga ya, yang bisa menaklukkan hatinya.
Akhirnya NOVA memakai akal warasnya. Dan untuk RASTA, carilah impal lain yang
bisa dinikahi dan diajak main PUBG sampai pagi.
RASTA
Anjing!
JUMP CUT TO
Halaman rumah, RASTA membuka ointu depan Mobil. Disusul BI TENGAH di kursi tengah. RAJA
memasukkan koper ke bagasi belakang, kemudian mengambil tempat duduk di samping RASTA.
RAJA
Aku akan menggantikan posisinya dengan senang
hati, BI. NOVA
sudah mengirimkan berkas-berkas dan
laporan transaksi keuangan Andaliman Spice. Sampai tadi bahkan dia membriefing aku dengan
cara yang sangat mudah kupahami.
BI TENGAH
Suddenly. hidup ini diisi oleh suddenly. Yang berhasil beradaptasi dengan ketakterdugaan, dia
yang menang.
RAJA
Nah,
pas Nak. Seperti tadi. Kuncinya m-a-n-a-g-e, kelola... FADE OUT
FADE IN
NOVA duduk di atas tempat tidur. Dia membuka laptop dan memainkan ponsel. Mengontak Kembali
teman-teman kecilnya.
JUMP CUT TO
RASTA
berbicara dengan NOVA serta RAJA melalui Zoom Meeting.
RASTA
…Tapi kita tak pernah menjadi guide. Andaikan semua profesi
dan mata pencarian menghilang dari muka bumi
dan hanya menyisakan itu, percayalah, belum tentu juga kita memilih itu.
RAJA
Kau berlebihan RASTA. Siapa yang akan menjelaskan kekayaan
bumi kita, kalau tidak
ada yang memperkenalkannya? Kau pikir, bagaimana suara-suara orang karo dan
segala doanya yang kini terdengar menggelegar di langit itu, bisa sampai di
sana? Karena kita berteriak-teriak dari bawah
sini?
RASTA
RAJA, kau jangan lupa. Kita adalah petani yang baik.
Sekaligus pedagang yang handal. Kita juga menerobos bukit-bukit ini untuk
menemukan dan membangun jalur-jalur distribusi sendiri. Kita pernah menguasai
jalur rempah. Sampai mereka akhirnya hadir dan melihat kehidupan kita. Dan
merampas semua yang kita punya.
RAJA
Kau
kesurupan lagi. Itu dulu, tidak untuk sekarang.
RASTA
Tidak untuk kapanpun. Tidak untuk siapapun. Apa lagi
perempuan. Satu lagi, perempuan kita terlalu berharga
untuk pekerjaan semacam itu. Menghabiskan waktu seharian dengan seseorang yang
sama sekali tak ada
kaitannya dengan keberlangsungan hidupnya.
RAJA
Loh! kok jadi mundur caramu melihat masa depan, ada apa
denganmu RASTA? Ini pesimis atau cemburu?
RASTA
Siapa yang mundur? justru aku melihat dan berjalan pasti
menuju masa depan.
NOVA
Sudahlah, cukup perdebatan kalian. Aku hanya meminta
pandangan kalian tentang apa yang harus
kulakukan di sini.
Kenapa jadi serius begini perdebatannya?
RAJA
Aku mendukungmu, NOVA. Aku ikut
dalam usahamu ini. Tampaknya RASTA tak bersama kita.
FADE
OUT FADE IN
IMRAN duduk
di kursi menghadap NANDE. NANDE sedang
berbicara dengan BI HARTINA
melalui telefon.
NANDE
Si LISTON hanya sebentar di sini. Sampai usai kerja tahun.
Setelah acara, dia kembali ke Inggris.
BI HARTINA
Jadi, membicarakan hal penting dilakukan di sela-sela
jadwal liburan ya? Membicarakan hal penting tidak
bisa dilakukan di sela-
sela waktu. Dimatangkan lagi. Apa NOVA benar
mau mengikuti rencana itu?
NANDE
NOVA anak yang
menurut. Dia sudah
lupakan Bandung dan kehidupannya
yang aneh kurasa. Lihatlah, di sini dia begitu semangat. Bangun pagi,
berkeliling danau. Bergaul kembali dengan teman-teman masa kecilnya. Memetik
bunga-bunga. Ada hal baru yang
membuat senyumnya semakin cemerlang
BI HARTINA (O.S)
Lihat saja, apa NOVA seperti itu. Dia itu keras kepala.
Mirip nandenya...
NOVA mengumpulkan beberapa teman masa kecilnya. Mereka
berdiskusi mengenai rencana pembuatan sebuah jenis usaha baru. RASTA berdiri di
ambang pintu mendengarkan NOVA presentasi.
NOVA
Desa kita akan semakin terbuka dengan semakin padatnya
jumlah kunjungan wisatawan yang hadir dan singgah. Sektor ekonomi akan
berkembang dan menemukan varian-varian baru.
NOVA
Sektor-sektor ekonomi lainnya akan terbuka. Menjadi pemandu
berarti menjadi pionir
dan perintis untuk
jalan baru. Untuk
harapan baru.
NOVA
Pertanian, kesenian, budaya, sumber daya manusia. Kita akan
memperkenalkan dan membuka pintu untuk orang lain masuk sehingga mereka bisa
merasakan langsung keramahan kita. Sebuah agen perjalanan, berarti
membuka kesempatan dan
peluang untuk kita
bisa bangkit dan mengembangkan potensi yang kita miliki.
RASTA
Termasuk penjajahan.
NOVA
Ya, peluang itu ada, tapi bukan itu yang kita harapkan.
Simbian. itu yang kita harapkan, agar kita bisa duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi dengan orang-orang di balik bukit ini.
CUT
TO
NOVA dan RASTA berjalan-jalan di halaman. Sementara dari
jauh terlihat aktivitas teman-temannya sedang berdiskusi merencanakan berdiri
sebuah travel di dalam Kafe milik EBEN.
NOVA
Jadi
kau datang hanya untuk menghancurkan mimpi-mimpi kami?
RASTA
Mungkin.
NOVA
Lihatlah mereka. Sekarang tangan mereka sedang menggenggam
kepastian.
RASTA
Pasti kalah.
NOVA
Kenapa kau tak mendukungku? Bukan
kah ini cita-citamu juga? Melihat
orang-orang di desa kita memiliki
peluang yang sama dan kesempatan membangun desanya.
RASTA
Awalnya, mereka merasa
semua ini penting. Namun ketika nanti
mereka menyadari, tanah-tanah di kapling dan mereka menemukan dirinya
ketika terbangun dari tempat tidur, mereka akan menyesal dan menganggap semua
hanyalah kesia-siaan.
NOVA
Kau ketakutan.
RASTA
Sejarah berulang.
NOVA
Pertama sebagai tragedi. Selanjutnya menjadi komedi. Itu
kutipan pamungkasmu. Siapa itu? Idolamu itu?.
RASTA
Kita tak tau kita sedang berdiri di sebelah mana. Apakah
pengulangan atau justru pembukaan.
NOVA
Kita membuat sejarah, dari sejarah sebelum kita. Tak ada
tragedi, tak ada komedi. Lagian kalau tak melangkah, manakita tau, kita berada
di sisi yang mana.
Seorang teman NOVA berlari menghampiri NOVA dan RAJA
TEMAN NOVA
Nova, sini, kita akan mengambil kesimpulan dari obrolan
kita hari ini.
NOVA
Iya,
sebentar. Rasta, apa kau ikut?
RASTA
Aku
di sini, memastikan semua berjalan dengan baik-baik saja... CUT TO
EBEN duduk sambil
memainkan ponselnya.
NOVA dan RASTA dalam
perjalanan pulang ke rumah. Mobil
berhenti di halaman, keluar
NOVA dan RASTA.
JUMP CUT TO
EBEN
Di kafeku,
aku sudah siapkan
sebuah ruangan seperti
yang kau minta.
NOVA
Terima kasih, Bang.
Tempatya bagus. Aku dan RASTA baru dari sana.
EBEN
Ada yang lain?
NOVA
Hm…
tadi sepanjang perjalanan aku bicara dengan RASTA, tempat itu nantinya sebagai
perwakilan Tongging Travel.
EBEN
Dan kantor pusatnya?
NOVA
Itulah…
RASTA
Nova membayangkan sebuah tempat yang
lebih private untuk
dijadikan kantor. Dan dia sekarang pusing dengan bayangannya itu...
EBEN
Itu dia. Masalah
kita.
RASTA
Masalah semua orang,
Pal. Hahahahahaha
FADE
OUT FADE IN
Di dalam kamar, NOVA tenggelam pada kertas-kertas rancangan
pembangunan TONGGING TRAVEL. NOVA kemudian mengontak RAJA dengan panggilan
video.
RAJA (O.S)
Nampaknya BI TENGAH, sedang galau. Aku ragu, kalau kau
membuka pembicaraan tentang ini, dia akan merespon dengan baik.
NOVA
RASTA tidak
mendukungku. Dia bahkan hampir merusak semuanya.
RAJA
Anak itu kolot. Yang modern cuma smartphonenya. Ngga bisa
diandalkan. Padahal, hanya dia yang bisa mencairkan suasana kegalauan BI
TENGAH.
NOVA menerima pesan. Dari seseorang bernama MAX yang memperkenalkan dirinya dan
menjadwalkan kunjungan ke Tongging.
CUT
TO
BI
TENGAH sedang berbicara dengan RASTA lewat telefon. Dia tampak marah dan kesal.
BI TENGAH
Ini
kita sedang sulit. Penjualan menurun. Barang reture pun masih nyangkut di pelabuhan. Kau malah berencana tak pulang?
RASTA
Tapi, BI, NOVA…
BI TENGAH
NOVA
lagi, NOVA lagi. Suruh dia telepon aku besok. FADE OUT
FADE IN
MONTAGE Suasana
bandara udara menjelang malam.
Di dalam mobil duduk RAJA dan MAX di kursi tengah. MAX
tampak mengatur isi tasnya. Sedang RAJA mencari sebuah booklet yang akan diberikannya kepada MAX
RAJA
BI TENGAH, titip
salam. Dia tak bisa ikut menjemput.
MAX
Oke,tak apa.
Sambutannya tetap istimewa.
RAJA
Ini ada booklet.
Peta-peta tentang objek
wisata di seputaran Toba. barangkali setelah liputanmu, kau tertarik untuk
berkunjung ke salah satunya. Pesawat yang akan mengantarmu ke Medan, dinihari
nanti. Di sana sudah ada yang akan menyambutmu.
MAX
Ku
dengar, Deli pernah menjadi kerajaan untuk produksi cigar.
RAJA
Kau akan
perkebunannya.
RASTA mematikan rokoknya. Dia menarik kerah
jaket kulit dan berlalu
menghampiri MAX yang keluar dari pintu kedatangan.
Di dalam kabin mobil duduk RASTA menyetir dan MAX duduk
disampingnya.
RASTA (O.S)
Yakin kita langsung ke tanah karo?
Tidak menghabiskan waktu
barang semalam di Medan?
Ini kota terbesar
ketiga di Indonesia. Aku punya tempat
bagus yang mungkin bisa kau datangi.
MAX
Waktuku tak banyak. Aku hanya dikasih izin waktu dua minggu
untuk menyelesaikan artikelku mengenai pertumbuhan ekonomi pasca erupsi Gunung
Sinabung.
RASTA
Apa pentingnya rekondisi ekonomi pasca erupsi Sinabung bagi
orang di negara asalmu? Bukan kah kalian tak memiliki gunung vulkanik?
MAX
Kami punya Vaalserberg. Tegak di perbatasan tiga negara
yakni, Belgia, Jerman dan Hollandia. Itu
puncak tertinggi yang kami punya. Sekitar 323 meter di atas
permukaan laut....
RASTA
Dan tak pernah
erupsi?
MAX
Tak pernah
menyulitkan pemerintah apalagi rakyatnya.
RASTA
Keren…
negerimu paten! Dan 323 meter di atas permukaan laut, itu undukan tanah yang
banyak dijumpai di sini.
MAX
Aha.
CUT TO
BI TENGAH sedang
duduk di meja kerjanya. Dia berbicara dengan
NOVA melalui telefon. Sementara RAJA mondar-mandir di hadapan BI TENGAH
sambil mencuri dengar pembicaraan.
BI TENGAH
Kalau segitu, aku bisa berikan siang ini juga. Tapi
bagaimana kau bisa mempertanggungjawabkan uang
itu?
Masuk RAJA
membawakan print out proposal kerja.
RAJA
Ini, BI.
BI TENGAH
Letakkan di situ.
NOVA
Ketika pelabuhan di Tongging ramai
dan banyak kapal
menepi di sana, BI.
BI TENGAH
Kau
ini keras kepala. Kita lihat nanti, apa yang bisa Andaliman Spice dapat dari
pekerjaanmu ini. Jadi apa namanya?
NOVA
Tongging Travel, BI.
BI TENGAH
Oke
baiklah. Kau sekarang mitraku. Dan, owner Tongging Travel, hari ini kau dapat
tamu pertamamu.
NOVA
Bujur Melala,
BI TENGAHku. Kam selalu tau dan mau mendukung apapun yang kukerjakan. Terima kasih BI TENGAH.
BI TENGAH
Ku tunggu
Pelabuhan Tongging ramai.
Kapal pesiarku mau berlabuh di sana.
NOVA
Siap BI. Segera
BI TENGAH
Itu si RASTA dan MAX sudah di Medan. Kau jaga si MAX. Di
aitu betul-betul buta dengan Sumatera. Dan Kau suruh nanti si RASTA segera
kembali ke sini. Banyak pekerjaan di sini.
NOVA
Baik BI TENGAHku. Aku akan menjadi
guide yang baik untuk Tamu
BIBI.
BI TENGAH
Tamu TONGGING TRAVEL
BI
TENGAH mematikan telefonnya dan mulai bicara pada RAJA yang dari tadi duduk di
mejanya.
BI TENGAH
Gila! Aku ini nekat
tapi tidak gila seperti si NOVA
RAJA
Jadi, BI?
BI TENGAH
Setua ini, aku baru tau, ada diberu dari kampung-kampung mau mengerjakan semua ini.
CUT TO
Persiapan pendirian Tongging Travel tampak sibuk. Orang lalu Lalang. NOVA berbicara dengan RAJA
melalui telepon.
NOVA
Aku tak tau kenapa
BI TENGAH menawarkan nilai yang fantastis
untuk membantuku. Sekarang aku yang jadi
takut tak bisa
memutar modalnya.
RAJA
Padahal, dia sedang
kesulitan. Bisnisnya sedang macet.
NOVA
RAJA
terima kasih atas bantuannya ya. Rayuanmu bisa meyakinkan BI TENGAH.
RAJA
Aku?
Aku tidak merayunya. bagaimana bisa, merayu perawan tua yang sedang galau karena bisnisnya macet semua…
NOVA
Apa? Jadi siapa?
RAJA
Meneketehe
Masuk telefon dari
RASTA menyela percakapan keduanya.
NOVA
Nanti kita sambung.
Ada telfon masuk. Dari RASTA.
RASTA
Belanda
ini merepotkanku. Salahku berbasa basi dengannya.
CUT
TO
Peristiwa malam sebelumnya. RASTA dan MAX duduk di sebuah
café di Berastagi. MAX menggoda seorang perempuan yang duduk sendiri di salah
satu kursi. Dia sudah mabuk. RASTA menarik MAX. Tiba-tiba seorang lelaki
menghampiri MAX dan memukul mata kirinya. RASTA menenangkan orang itu dan
menjelaskan tentang MAX.
NOVA (O.S)
Kenapa dia?
RASTA (O.S)
Dia mabuk, dan bikin
gaduh.
NOVA
Memangnya, kau tidak
begitu di saat mabuk? Kau lebih parah, pakai
acara muntah segala…
RASTA
Kami sudah dekat
NOVA
Dimana?
RASTA
Merek.
RASTA duduk memegang
setir dan MAX meringis memegangi matanya.
RASTA
Masih sakit?
MAX
Ya. Tangan kalian
tak seperti yang kuduga.
RASTA
Kan sudah kubilang. Sebelum kita naik,
kutawarkan semalam di Medan.
Tapi kau bilang waktumu singkat. Kau tak bisa bebas menggoda perempuan di sini.
Perempuan di sini seperti Mawar… mahal. Banyak
duri yang melindunginya.
SHOT
ESTABLISH
Panorama pembukitan
tongging dan Danau TOBA
NOVA memacu sepeda
motornya menelusuri jalan jalan berbukit.
NOVA (V.O)
Tak kusangka pada akhirnya jalannya semakin lebar terbuka.
Aku membayangkan membangun bisnis seperti memanjat tebing-tebing di Tongging. Bi Tengah sangat
mendukungku. Dia percaya
aku dan teman- teman di sini mampu menggerakkan
mesin industri pariwisata.
JUMP CUT TO
NOVA sedang bekerja membangun kantornya ketika telefon dari
MAX masuk dan mengingatkan NOVA bahwa sejak pagi dia menunggu NOVA di Kafe
milik EBEN.
NOVA masuk ke kafe dan menghampiri MAX yang duduk
menghadap barisan pegunungan.
Di hadapannya ada secangkir kopo dan tumpukan file yang dipermainkan angin.
NOVA
Aku lupa kita punya
janji. MAX. Akhirnya…
MAX
Jurnal.
Seperinya aku tak masuk dalam jurnalmu. NOVA
Oh, MAX. Aku minta maaf.
Dan, Hei... kenapa matamu?
MAX
Sambutan hangat. Pertama aku menerima ini,(menunjukkan mata
kirinya yang lebam) dan yang kedua, hampir ada nona yang tak menepati janji.
Betul-betul negeri yang ramah...
NOVA
Aku minta maaf untuk
ketidaknyamananmu. Rasta…
NOVA teringat pada RASTA, dia memeriksa kembali ponselnya.
NOVA melihat pesan RASTA yang masuk dan belum dibuka.
RASTA menulis
pesan
Aku titip menir ini. Hati-hati, dia
terlalu ramah untuk perempuan karo
seperti kam.
MAX
Tigabinaga.
Tiganbinaga. Atau sesuatu yang terdengar seperti itu.
NOVA
Iya. Tiga Binanga.
Rasta pulang ke rumahnya.
MAX
Good.
NOVA
Sorry....
MAX
Bagus.
Sepertinya dia kurang begitu suka denganku.
NOVA
Max, maafkan kami yang telah memberikan kesan pertama
padamu demikian buruk. Hm, bagaimana dengan kopi? Apakah itu semua bisa
dimaafkan dengan secangkir kopi?
MAX
Itu
yang kedua (menunjukkan gelas kopinya)
NOVA
Hm…
MAX
Tapi tidak masalah
dengan cangkir ketiga. Dimana?
NOVA
Yuk, ada tempat yang
indah untuk cangkir ketiga.
NOVA membantu MAX merapikan file-file nya ke dalam tas.
Kemudian mereka pergi ke lahan dimana Tongging Travel akan berdiri.
FADE
OUT FADE IN
NANDE duduk ditemani EBEN dan BAPAK. Mereka sedang
membicarakan aktivitas NOVA yang belakangan malah menguatirkan NANDE.
EBEN
Semua masih bisa dipantau, NDE. Di kafenya dia. Paling pun
pergi, ke lokasi wisata yang baru dibuatnya. Karyawan kita di kafe pun memantau
aktifitasnya.
NANDE
Bukan begitu. Dia
itu anak perempuanku satu-satunya.
BAPAK
Biarkanlah. Dia sudah
besar. Lagian dia kan sarjana
ekonomi. Sudah pas nya itu
bantu-bantu EBEN di kafenya. Daripada dia di Bandung. Semakin tidak terpantau.
NANDE
Impalnya si LISTON, sebentar lagi datang. Aku mau si NOVA
menjaga sikapnya dan mengurangi aktivitasnya. Apalagi kudengar sekarang dia
dikelilingi banyak teman laki-laki.
BAPAK
Beberapa kali kulihat dia diantar si RASTA. Kita KENAL si
RASTA sejak mereka anak-anak.
NANDE
Eh, jangan kam
salah, Pak. Belakangan ada lagi teman
barunya. orang bule. orang Belanda.
EBEN
Si MAX? Dia tamu NOVA. Sudah dua hari ini menginap di salah
satu ruangan di kafeku.
FADE
OUT FADE IN
MONTAGE: suasana Kota Berastagi. Hiruk pikuk pedagang di
Pasar buah. Anak-anak naik kuda. Prosesi kematian di salah satu jambur.
NOVA dan MAX duduk di sebuah kafe. Mereka singgah dan
memesan minuman. Sambil melanjutkan cerita-cerita di sepanjang jalan.
MAX
Jadi sistem itu ya, ya terus berlaku. Dan membuat kalian
tidak goyang dimasa erupsi
yang tak bisa
dijadwalkan itu? Apa tadi? Rakut Sitelu…
NOVA
Tutur Siwaluh dan perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada.
Itu perangkat adat yang terus hidup di kami.
MAX
Dan
Ketika diaplikasikan ke dimensi ekonomi…
NOVA
Bisa jadi, Max. Seperti imajinasimu. Mungkin ikatan itu
menjadi hal yang berpengaruh terhadap establish ekonomi kami. Gotong royong dan
saling membantu…
MAX
Apa
itu juga hidup di orang karo di luar tempat ini?
NOVA
Kemanapun orang karo
pergi dia diikat
oleh tanahnya. Oleh marganya.
Dan sistemnya pun dia bawa. Kemanapun orang karo melangkah dia tetap menjadi
karo. Dia selalu membawa tanahnya. Dan tetap menggenggam sumpahnya.
MAX
Dimana aku bisa melihat aplikasi yang nyata dari sistem ketahanan orang karo ini?
NOVA
Nanti, MAX. Tadi, ketika kita dalam perjalanan menuju
Berastagi, ada prosesi si mate-mate…
MAX
Apa itu?
CUT TO
Ada prosesi kematian. Ramai orang berkumpul menjalankan
prosesi adat. NOVA dan MAX menghadiri dan mengambil posisi
dari jarak jauh.
NOVA (O.S)
Tempat ini semacam Gedung volksraad di tempatmu. Jambur,
namanya. Di sini kami juga berkumpul untuk membicarakan banyak hal demi
kepentingan Bersama. Didesain memang tak berdinding. Kami orang yang terbuka,
MAX. Orang di luar sana tak perlu curiga dengan orang-orang yang sedang
berkumpul di sini. Dan orang di sini bisa langsung mendengar aspirasi dari luar
sana.
MAX
Rumah Kaca? Kalian
sudah biasa dengan demokrasi ya?
NOVA
Aquarium. Kau jangan pernah berpikir kalau kau sedang
menonton. Karena, bisa jadi, sebenarnya kau lah yang sedang ditonton.
Kehadiran MAX dan NOVA di acara kematian di jambur itu
mendapat tatapan tanda tanya dari wargayang sedang berkabung. Mereka
berbisik-bisik…
MAX
Apa yang sedang
dilakukan orang itu?
Apa yang dia
katakan, sehingga yang lain menangis?
NOVA
Dia mediator. Yang
berbicara adalah orang yang mati itu.
MAX
Kau bercanda? Orang
mati bisa bicara?
NOVA
Dan itu bisa memakan duurasi yang cukup lama, karena orang
itu sedang bercerita tentang riwayat hidup si mati. Semakin Panjang umurnya, semakin
kaya riwayatnya. Pokoknya ahli pidato dan monolog
dimanapun bisa kalah.
Tak ada naskah…
karena si mediator
juga baru kenal dengan pihak
keluarga yang terkena musibah.
FADE
OUT FADE IN
NOVA dan MAX menyalami beberapa orang yang dikenalnya di
tempat itu. Max terus memotret, merekam gambar dan suara-suara yang berhamburan
di acara itu.
FADE
OUT FADE IN
MAX duduk menghadap laptopnya. Sekali-sekali tangan kirinya
diangkat menyrongkan gelas kopi.
MAX
Mereka patuh dan taat pada peraturan yang sudah
diperkenalkan kepada mereka sejak usia dini. Aturan itu diwariskan. Erupsi
Sinabung tidak dijadikan alasan untuk mereka mengeluh. Mereka punya
kepercayaan, bahwa Sinabung bukanlah penyebab kemunduran perkembangan ekonomi
mereka. Sinabung adalah bagian yang letaknya begitu sakral. Sistem Aron yang
sudah mereka kenal jauh sebelum mereka lahir, membuat keseimbangan alam tetap
terjaga. Gotong- royong dalam melewati kesulitan membuat mereka
tak pernah terlihat lemah. Dan mereka percaya,
nanti, pada masanya, Sinabung akan memberikan tanah-tanah yang lebih subur dari sebelumnya.
MAX berhenti menulis. Pesan masuk dari NOVA.
NOVA
Besok kujemput lebih
pagi. Kita akan ke Gundaling
FADE
OUT FADE IN
MONTAGE
MAX dan NOVA mengunjungi beberapa tempat, seperti
workshop uis dan anyaman tas. Mereka singgah di
workshop pandai besi.
Max mengambil sebilah tumbuk lada
dan memeragakannya seperti
orang bermain anggar.
NOVA
No,
MAX. Bukan begitu. Kami tak menggunakan tumbuk lada untuk menyerang.
MAX
Jadi, untuk apa ini
dibuat?
NOVA
Kami pedagang, Max. Kami pemuja kedamaian. Kami bukan
bangsa yang suka berperang. Pisau
itu dibuat sebagai
penanda, kalau pemiliknya adalah pebisnis. Penjual lada.
Mana ada pedagang yang suka perang. Kecuali bisnisnya memang perang.
Lagian pisau itu diselipkan laki- laki karo di acara pernikahan.
Untuk apa membawa pisau ke acara bersatunya
dua orang yang akan mengikat janji sehidup semati?
Untuk perang? Hehehehe
CUT
TO
NOVA dan MAX kemudian singgah di salah satu kafe. Di dalam,
terdengar music live sedang menyanyikan lagu Perik Sidua-dua dengan versi
aslinya.
NOVA
Tempat ini dulu dibangun oleh bangsamu, Max. Namanya gundaling.
tempat liburan akhir pekan tuan-tuan kebun.
MAX
Aku bisa melihat
struktur tata kelola
kawasannya. Ini mirip
seperti rumah-rumah pedesaan di eropa. Di atas bukit ada chapel, tempat
kami berdoa. Ada ranch tempat
kami berkuda. Dan rumah yang
dibangun bersusun di antara
pebukitan. Hmmm. Biar
kutebak, yang itu dibangun
bukan pada masa kolonial kan?
NOVA
Benar. amatanmu jeli. meski dibangun semirip mungkin dengan
bangunan belanda, tapi itu baru dibangun.
MAX
Aku
punya foto lama tentang landscape tempat ini.
Mata MAX terus mengedar sambil terus mendengarkan lagu yang
dibawakan penyanyi. Mereka berdua duduk berhadapan. Tenggelam dalam pikiran
masing-masing. Penyanyi berhenti bernyanyi.
Suasana mulai hening kembali.
MAX
Apa yang dinyanyikan tadi? Aku bisa merasakan energinya menyentuh emosiku. Bisakah kau
menerjemahkannya untukku?
NOVA
Aku kirim nanti terjemahannya. Lagu itu berjudul Perik
Siduadua, dituis oleh composer
lagu karo, Rahmadsys Barus dan populer
di era
80
an. Sampai sekarang menjadi semacam lagu kebangsaan di acara- acara pesta
perkawinan.
MAX
Lagu
kebangsaan di acara perkawinan? Ceritakan, bagaimana bisa.
NOVA
Lagu itu bercerita tentang sepasang manusia yang membangun
komitmen dalam satu rumah tangga. Kami akrab dengan alam kami, sehingga, kami
menggunakan unsur-unsur yang ada dan akrab dengan kami di dalam karya.
NOVA
Sepasang burung yang hidup bersama membangun sarang, satu
menderita, yang lain ikut merasakan. Di rumah kami semua bekerja seperti
kerbau.
MAX
Seperti kerbau?
NOVA
Kerbau Sada nioga.
Kerbau satu pikulan.
Biasa kami membajak
sawah- sawah kami dengan menggunakan sepasang kerbau satu pikulan. Satu
bekerja, yang lain harus ikut membantu. Satu Lelah, maka yang lain ikut beristirahat. Satu instruksi.
Bentuk tertinggi dalam komitmen.
MAX
Dan nyanyian itu, bagian dari
cara kalian meninggalkan pesan untuk generasi selanjutnya?
NOVA
Iya,
MAX. Kami memiliki diksi dan kaya metafora.
MAX
Kalian tak punya musim salju. Kalian tak harus menyimpan
makanan untuk bertahan untuk
melewatkan musim itu.
Wajar kalau kalian
semua bisa menjadi filsuf.
MAX mengedarkan matanya ke seluruh ruang. Di sebuah pojok,
dia melihat seseorang sedang menggulung tembakau.
Apakah itu sigar
Deli?
NOVA mengangkat
bahunya.
MAX
MAX
Sebentar.
MAX pergi
menghampiri orang yang sedang menggulung tembakau.
MAX
Apakah itu cerutu
Deli? Dimana bisa mendapatkannya?
Orang
yang ditanya pun bingung, tak tau apa yang diucapkan MAX. NOVA menghampiri.
NOVA
Teman saya bertanya,
apakah itu cerutu Deli?
TAMU
Oh, ini. Yes, yes
mister. Apa tadi? Deli ya Deli cerutu
NOVA
Delicious.
MAX
Aku
mau ke pabriknya. Sebelum pulang, aku mau kau antar ke sana. FADE OUT
FADE IN
NANDE duduk di kursi sambil terus memikirkan jalan hidup
yang diambil NOVA. Sementara BAPAK duduk sambil memegangi rokoknya. EBEN duduk
termangu menghadap pintu.
NANDE
Sudah banyak aku mendengar cerita di luar sana. Aku tak mau
kita jadi kuan-kuan, Pak. Semua berbisik tentang NOVA dan bule itu. Sudah
seperti perik sidua-dua kudengar mereka berhubungan.
NANDE
Inilah kenapa aku tak setuju pada rencananya membangun
usaha barunya itu. Apa kata orang-orang. Tak kuat aku membayangkan apa saja
yang akan dilakukan bule itu kepadanya...
Bapak mulai gelisah. Dia pun membayangkan kelakuan NOVA dan
MAX serta penghakiman tetangga kepada rumahnya.
BAPAK
Sudah, Mak. Nanti kupanggil si NOVA. Dan kupenggal si bule
itu kalau dia memang kurang aja. Cak kam apakan dulu BEN. Bel kan si NOVA.
CUT TO
NOVA dan MAX sedang berjalan-jalan melihat keramaian pasar.
MAX terus menjepret kameranya.
NOVA
Tempat, ini sebelumnya ramai oleh wisatawan lokal. Namun
setelah semburan abu vulkanik, kehidupan mendadak penuh ketidakpastian. Sedikit
yang mau berwisata dan belanja di pasar ini. Wisatawan berkurang drastic.
MAX
Ku dengar setelah letusan Sinabung dan relokasi penduduk,
banyak warga lain datang dan memulai kehidupan di sini.
NOVA
Ini aneh, MAX. Sinabung masih terus erupsi. Banyak di
antara kami pergi meninggalkan kampung. Tapi justru orang-orang dari Medan,
Jakarta dan kota lain, masuk ke sini dan membangun banyak jenis usaha.
JUMP CUT TO
Di sebuah toko
yang menjajakan hasil
kerajinan tangan, MAX
berdiri memepet NOVA. Dengan genit, MAX mencoba meraih tangan NOVA.
NOVA
MAX! Hentikan. Aku perempuan karo. Dan ini kampung bibi dan
bengkilaku. Hampir separuh orang di sini, mengenal keluargaku.
MAX
NOVA,
aku hanya ingin tahu, apakah telapak tanganmu sama seperti telapak tangan
perempuan asia lainnya...
NOVA
Stop! ini tidak
lucu. Kau mau orang-orang di sini menghajarmu?
MAX
Ini yang lucu. Dan
aku mau tertawa...
NOVA
Aku
mulai muak denganmu MAX. Aku akan laporkan ketidaksopananmu kepada BI TENGAH.
NOVA berlalu dengan tergesa-gesa, sambil mencari ponsel di tasnya dan berniat menelfon BI TENGAH.
Tapi MAX buru-buru meraih tangan NOVA. NOVA menghempaskannya, sehingga ponsel
yang dipegangnya terjatuh. Terjadi Tarik menarik di tengah keramaian.
Aksi itu menarik perhatian sehingga salah seorang pedagang
meneriaki MAX sebagai copet.
PEDAGANG 1
Copet!
Sekejap
mata, orang-orang langsung berhamburan mengejar MAX dan memukulnya. NOVA
melerai dan menoba menjelaskan kepada warga.
PEDAGANG 1
Berani kau ya sama
perempuan kami. Kutebak ko kari
PEDAGANG 2
Tobak anggo pak ho
PEDAGANG 3
Ai unang marbada
hamu
NOVA
Tolong, hentikan.
Ini salah paham
(P.O.V
dari MAX yang dipukuli) FADE OUT
FADE IN
MAX duduk di tempat favoritnya. Dia terus meringis
memegangi matanya yang kanan. NOVA menghampiri sambil membawa baskom dan mulai
mengompres mata MAX.
Telfon masuk, EBEN bertanya dengan nada suara yang keras
EBEN
KAM dimana? Aku dari kantormu, Tapi kata orang di situ kau
sejak pagi tak ada ke sana.
NOVA
Aku di kafendu,
Bang.
EBEN
Dengan
MAX? JUMP CUT TO
Sebuah mobil berhenti mendadak di halaman. Suaranya sangat
kuat. Nampak NANDE, BAPAK DAN EBEN keluar dari dalam. Mereka melihat NOVA
sedang duduk Bersama MAX membelakangi mereka.
NANDE
Eh,
apa kataku. Ini tak bisa dibiarkan.
EBEN
NOVA!
NOVA
dan MAX terkejut dan menoleh ke belakang. Di sana sudah ada NANDE, BAPAK dan
EBEN.
FADE
OUT FADE IN
DAY
Duduk di ruangan itu NOVA sambil memegangi tangan NANDE.
Dia menangis. Sementara Bapak berdiri memegang rokoknya.
NOVA
Tolonglah NANDE, BAPAK, dia adalah tamu pertama. Usahaku
tergantung pada berita yang akan ditulisnya nanti di kampungnya sana.
BAPAK
Jadi
orang ini yang dipukuli oleh orang di pajak tadi?
NOVA
Iya pak. Aku masih NOVA BERU GINTING MUNTE. Aku tau apa
yang kulakukan. Dia kurang
ajar. Tapi dia mau belajar.
Dia akan menulis banyak artikel tentang usahaku
membangun bisnis ini.
NANDE
Sedih aku melihatmu begini NOVA. Di ladang, kita
punya kehormatan. Walaupun
paceklik, kita tetap bisa bertegak muka.
NOVA
Sekali ini NANDE. Setelah itu aku siap dengan apapun yang
Kam mau dari ku...
NANDE tersenyum. Dan menepis air matanya. Masuk EBEN disusul MAX
EBEN
Aku tak tau kali apa yang dia bilang. Tapi kuhitung ada 50
kali lebih dia bilang sorry sorry.
MAX
Meneer,
Mevrouw.... im sorry....
BAPAK
Ooh
yessss. Yes Meneer. You meneer.. FADE OUT
FADE IN
Di sebuah kafe nampak RASTA sedang duduk malas melihat
ponselnya. Dia membaca artikel
yang ditulis MAX mengenai perkembangan ekonomi warga terimbas erupsi. Wajahnya kusut. Dan memancarkan
ketidaksenangan...
CUT TO
Aktivitas pembangunan terus berlangsung. MAX muncul dan
menyapa orang-orang yang ada di sana. Dari kejauhan, NOVA melambaikan
tangannya.
NOVA
Hai
MAX. Maaf aku belum sempat ke kafe, bagaimana
matamu?
MAX
menyorong kan tangannya memberi sinyal tidak
apa-apa.
MAX
Apakah ini
tempatnya?
NOVA
Voila! Di sana nanti akan berdiri juga foodcourt kuliner
tradisional. Menghadap ke Danau. Biar orang-orang sepertimu yang merindukan
ketenangan bisa menyantap makanan dengan lebih kensentrasi. Di sana akan kita
bangun pasar buah modern. Dan tempatmu berdiri itu tadi, akan berdiri Menara
Gardu Pandang Tongging. Sehingga view Danau Toba yang indah bisa semakin jelas
dilihat.
MAX
Bagus.
Aku sudah sehat. Kemana kita jalan hari ini?
NOVA
Kau memang berbakat jadi pengusaha, tak mau menyianyiakan
waktu walau matamu bertambah jumlah lebamnya…
MAX
Argo… Argomu terus
berjalan…
NOVA
Baiklah, kemana kau
mau?
MAX
Itu yang kau bilang sebuah hamparan luas seperti dalam Film Sound of Music
NOVA
Siap Bos! Sesuai aplikasi ya? Tapi sebelumnya aku akan
membawamu ke sebuah tempat, ini akan jadi tulisanmu yang bagus.
SHOT
ESTABLISH
Lokasi
pembangunan Tongging Travel dari udara CUT TO
MONTAGE: Sejumlah
tempat yang disinggahi MAX dan NOVA
Mobil NOVA dan MAX berhenti
di sebuah kampung
yag sedang menggelar festival kerja tahun. NOVA
dan MAX keluar
dari mobil danmenghampiri kerumunan.
NOVA
Ini festival selamatan. Bentuk rasa syukur kami kepada
pemberi rejeki.
MAX
Ramai,
dan banyak makanan
NOVA
Kerja tahun, biasanya semua warga suatu
kampung yang sudah
menyebar di segala penjuru angin, akan pulang untuk ikut merayakannya
Bersama keluarga.
MAX
Keren…
Langkah Nova terhenti. Mulutnya terkatup. Dia melihat
LISTON ada di sana, berkumpul dan sedang berbicara dengan beberapa warga.
NOVA
MAX, aku ceritakan tentang ini di mobil saja, sekarang,
ayo, kita ke tempat utama.
JUMP CUT TO
NOVA dan MAX sudah kembali ke dalam kabin. Nova menarik
nafas dalam-dalam. MAX memperhatikan NOVA dengan dalam. NOVA menyembunyikan
perasaannya. Dia mulai menghidupkan mesin mobil lalu mulai bercerita.
CUT TO
Mobil
NOVA dan MAX berjalan menelusuri bukit-bukit
MAX (V.O)
Perempuan ini istimewa. Aku bisa membayangkan hari-hariku
dimasa datang penuh dengan kegilaan dan keajaiban kata-kata. Dia seakan tak
pernah lelah menjelaskan apa-apa yang di ketahui. Senyumnya. Tawanya. Dan itu membuatku seakan abadi, seperti
kisah-kisah abadi
yang diceritakannya. Kekuatan
dan daya analisaku luluh setiap kali dia memperlihatkan padaku, cara
pandangnya yang menurutku bukan hal yang biasa. Gagasan, ide cemerlang. Dia
seperti Syahrazade dalam kisah 1001 malam… di depannya, aku bukan penulis. Tapi anak kecil yang sedang menunggu masuk ke
alam mimpi.
Mobil berhenti di sebuah padang rumput ya luas. Max turun
disusul NOVA
NOVA
Ini dia.
NOVA
kemudian berlari menjauhi MAX. SOUND: Opening Film Sound of MUSIC
MAX (V.O)
Dan sekarang dia seperti Maria. Yang akan mengasuhku dan
memberikanku banyak cerita dan membayar lunas keletihanku setelah seharian bekerja.
MAX berlari menyusul
NOVA. Dia ikut
berputar-putar dan memeragakan anak anak manis di film itu. Mereka menirukan
adegan di Film Sound
Of Music
DISOLVED
TO
Hujan rintik mendadak turun.
NOVA berlari ke puing-puing sebuah rumah tua yang ada di
dekat situ
NOVA
MAX, sini…
MAX
Help me. Aku takut
hujan…
NOVA
Seperti dongeng
bulangku… belanda takut hujan…
MAX
Hehe. Apa saja, asal
kau tertawa…
NOVA
Kenapa?
MAX
Aku suka dengan
caramu tertawa
NOVA
MAX,
sini. Sedikit lebih rindang. Mestinya hari ini cerah. Sayang turun hujan.
MAX
Dari
balik tirai rinai hujan ini aku masih bisa melihat keindahan semua ini. Sayang, sekelilingku berpijak terasa
spooky.
NOVA
MAX, kau tau, tempat ini dibangun pada 1932. Orang setempat mengenalnya sebagai
rumah tuan. Tuan Gomuk. Menurut
cerita, tempat
ini dulunya megah. Dihuni sepasang suami istri
berkebangsaan Jerman.
MAX
Ya aku bisa merasakannya. Puing-puingnya mengatakan ini
pasti tempat seorang eropa yang bermukim dan mengenang kampung halamannya. Hei,
perapiannya masih tegak berdiri…
NOVA
Artinya, sejak masa lampau, orang-orang eropa sudah
menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata dan berlibur.
MAX
Separuh eropa jatuh melarat di tahun itu. Sedikit yang bisa
menikmati liburan.
NOVA
Yes. Krisis ekonomi yang memacu perang dunia kedua. Di sini
kami mengenangnya sebagai tahun malaise. Tahun meleset…
FADE
OUT FADE IN
NOVA mengendarai sepeda motornya dengan kencang. Berita
mengenai travel warning yang dikeluarkan sejumlah negara menyusul merebaknya
covid 19 membuat diatampak semas dan gelisah.
NOVA (O.S)
Hollandia juga sudah mengeluarkan travel warning. MAX,
bagaimana ini, mimpiku hancur dalam semalam…
CUT TO
MAX Sedang mengemasi barang-barangnya. Dia tampak cemas
dengan rencana penutupan penerbangan. NOVA tiba dan langsung menghampiri MAX yang sedang mengemasi
barang-barangnya.
MAX
Aku pun tak tau
sampai kapan peringatan ini berlaku.
NOVA
Kukira semua akan berjalan baik-baik saja. Bagaimana
menurutmu, MAX?
MAX
Entahlah. Aku tak
tau dengan apa di balik semua Itu.
NOVA
Aku
baru memulai harapan baru. Warga kami baru saja membangun mimpi. Tapi semua
kini layu Kembali.
NOVA
bolak balik melihat jam di layar ponselnya. NOVA
Jadi
ini adalah kunjungan terakhirmu sebagai tamuku. Bagaimana dengan rencanamu
melihat pabrik Tembakau Deli?
MAX
Tentu, itu akan jadi
cerita lain yang
menarik yang bisa
kukisahkan…
CUT TO
Mobil
EBEN berhenti. Kemudian EBEN menyerahkan mobilnya kepada NOVA.
CUT TO
MONTAGE: Nyaris sepanjang perjalanan mereka hanya diam.
Hanyut dalam bayangan masing-masing mengenai Covid 19. Sesekali NOVA tampak
gelisah dengan ponselnya. Dan berbicara dengan orang di seberang telefon.
MORNING
Tampak NOVA dan MAX berbicara dengan seorang teman NOVA
yang membawa berkeliling di area perkebunan. Mereka kemudian berpisah mobil dan
menuju ke kantor perkebunan di MEDAN.
NOVA dan temannya tampak berjalan menuju Gedung untuk
menanyakan jadwal kunjungan ke petugas. MAX memisahkan diri dan mengambil
beberapa foto di sekitar Gedung.
Dia berhenti lama di depan
sebuah pot bunga mawar yang sedang mekar.
INSERT MAX memotret bunga mawar itu berkalikali, hingga
menemukan gambar yang bagus.
NOVA memanggilnya untuk bergabung dan sama-sama masuk ke
dalam Gedung.
CUT TO
Di dalam mobil, duduk NOVA menyetir dan MAX melamun.
Keduanya tak berbicara sejak dari Gedung perkebunan tembakau.
NOVA
Aku
tak tau, apa tulisanmu itu bisa membantu usaha kami. Tapi aku akan menunggu
tulisan-tulisanmu.
MAX
Dan
aku menunggu ceritamu yang tak pernah selesai itu. Dan lebih dari itu,
tadi Ketika di pabrik, aku melihat ini.
Bunga yang bagus.
NOVA
Rose…
MAX
Tunggu jangan
ceritakan apapun tentang
mawar. Aku tak mau kau
merusak imajinasiku
tentang mawar…
NOVA tertawa
MAX
Aku kirim kepadamu
sebagai tanda persahabatan kita.
NOVA
Terima kasih MAX.
Aku punya yang hidup dan lebih segar.
MAX
Aku
tau, tapi itu punyamu. By the way, kau tau kenapa mawar punya banyak duri mengelilingi
tangkainya?
NOVA
Sepertinya, selain
tulip, kau tau banyak tentang mawar…
MAX
Nanti, sesampai
di sana, aku
akan cerita tentang
mawar. Hanya mawar
dan durinya…
CUT TO
Mobil yang mengantarkan NOVA dan MAX tiba di parkiran,
aktifitas di Bandara mulai ramai dengan orang-orang bermasker mulai sepi.
NOVA
Jangan lupa, tulisan
terakhirmu tentang tembakau kami, kutunggu.
MAX
Terima kasih NOVA, hal pertama yang kulakukan setelah masuk
ke dalam penjara covid itu adalah menulis tentang tembakau Deli.
Keduanya berpisah. NOVA melihat MAX masuk dan menungguinya hingga hilang dari pandangan mata.
FADE
OUT FADE IN
RASTA duduk sendiri. Dia terus memandangi sekuntum mawar
merah. Sementara layar ponselnya terus terbuka dan memperlihatkan pesan dari NOVA yang mengatakan dia menginap di rumah temannya
di Medan.
FADE
OUT FADE IN
NANDE dan BAPAK sedang duduk sambil menonton pemberitaan
Covid. NANDE semakin gusar,
mengingat jadwal kepulangan LISTON ke Inggris segera menyusul.
NANDE
Kita tak punya waktu lama, PAK. Si LISTON pun segera
mempercepat kepulangannya ke Inggris. Pemerintah mulai menutup kedatangan orang
dari luar.
BAPAK
NOVA itu anak
perempuan ku satu-satunya. Harapan terbesarku adalah melihat dia bahagia. Tak pernah
kulihat dia sebahagia Ketika dia membicarakan tentang ide-idenya memajukan
kampung, Mak. Sekarang dia sedih. Dalam
hitungan hari covid
ini sudah merebut
kebahagiaan darinya.
NANDE
Dia
akan lebih Bahagia nanti bila hidup dengan impalnya.
BAPAK
Iya.
Dia akan Bahagia. Tapi, travel ini, adalah kebahagiaan dia.
FADE
OUT FADE IN
Aktivitas di kantor TONGGING TRAVELS mulai ramai. Tampak
beberapa karyawan sedang memegang kamera dan mencicipi berbagai hidangan
makanan.
NOVA berbicara dengan MAX tentang banyak hal mengenai
keberlangsungan bisnis di masa pandemic.
RASTA duduk di salah
satu pojok, dan terus mengamati NOVA.
MAX
Aku mulai gila dengan kehidupan di sini. Semua akses
ditutup. Aku mulai ragu dengan
eksistensi manusia dan kemanusiaan,
NOVA
MAX, aku juga punya rencana gila untuk bertahan dikegilaan
ini semua.
MAX
Kegilaan macam apa yang mau ditampilkan oleh perempuan gila
sepertimu?
NOVA
Pameran kuliner,
eksebisi buah dan sayur
MAX
Pameran? Dimasa
pandemic seperti ini?
NOVA
Kau bisa menulis ceritanya. Dan meyakinkan kalau foto-foto
yang akan kita share di medsos Tongging Travel itu nikmat. Buah dan sayurnya
segar. Seperti baru dipetik.
MAX
Ini cara lain untuk memiliki alasan hidup. NOVA! Hari ini
semua orang dipenjara di apartemennya masing-masing. Dan kau menyuguhkan
aneka foto yang akan dirindukan orang? Nostalgia dan harapan mencicipi
lezatnya kuliner karo.
MAX membuka
laptopnya dan melihat
foto-foto yang pernah
diambilnya ketika masih berada di Karo.
MAX
NOVA, kau memang
gila! Aku tak pernah memikirkan ini sebelumnya!
NOVA
Kau sibuk dengan
foto mawarmu itu…
Tiba-tiba EBEN
muncul dan langsung menghampiri NOVA.
NOVA (O.S)
MAX, nanti kita
sambung kegilaanya…
EBEN berbisik
kepada NOVA. NOVA tersedu dan berlari ke dalam mobil EBEN
(P.O.V)
RASTA SHOT
CUT TO
Di ruang
Tamu duduk NANDE,
BAPAK IMRAN dan EBEN sedang
membicarakan rencana pernikahan NOVA
dan LISTON. NOVA
sudah kembali ke kamarnya.
EBEN
Tak perlu memaksanya, NANDE. Kalau dia memang tak siap
dengan pernikahan dan hidup Bersama LISTON, berikanlah keleluasaan.
NANDE
Dia sudah hampir 30, bukan anak-anak lagi. Aku sudah
beranak tiga diusia itu. Sudah bisa
menjaga sikap sebagai seorang istri dimanapun aku berdiri.
IMRAN
Lagian hidup semakin sulit, lihatlah, covid menyuruh kita
istirahat sejenak dan memulai hidup
yang baru. Sebentar
lagi pintu keluar masuk ke
wilayah ini pun segera ditutup. Tak ada yang tau sampai kapan. Tak ada harapan bila NOVA bersikeras dengan apa yang ada di batok kepalanya itu.
EBEN
Tapi dia
bukan anak-anak lagi.
Dia cukup mandiri. Aku mengawasinya.
IMRAN
Justru karena dia bukan anak-anak lagi, kita harus menjaga
muka kita. Menjaga nama baik Gintig
Munthe ini. Lagian
kalau dia dengan si LISTON, dia akan hidup jauh
lebih baik. LISTON itu berbakat. Dia banyak menawarkan solusi dan memberikan terobosan dan strategi dagang untuk petani wortel. Dia
calon bupati masa depan!
NANDE
Sudahlah, sejak saat ini, dia tak boleh lagi ke lahannya
itu. Itu bukan kerjaan. Kam, BEN,
jangan kam terima dia lagi di kafe kam itu.
CUT
TO
NOVA duduk di atas Kasur. Dia menangis sesenggukan. Kertas kertas kerjanya berserak. Laptopnya
masih terbuka. Masuk pesan. Foto bunga mawar. Nova menoleh, membuka pesan, tak
lama disusul dengan panggilan video
yang masuk.
MAX
Sudah dapat fotografer yang bisa memindahkan lezatnya makanan khas karo di sana ke orang-orang yang sudah bosan
dipenjara di rumahnya di segala penjuru dunia?
Nova mengangguk pelan. Tidak bersemangat.
MAX
Aku pun berpikir
untuk membuat hal yang sama dengan bunga-bunga di sana. Di sini, tulip adalah bunga kebangsaan kami. Kami
memasarkannya ke penjuru dunia. Alam menolak diatur siapapun, meski manusia di
kurung, tulip tetap tumbuh. Dan kami mengirimkannya kepada manusia yang
lain di luar
sana, sebagai tanda kami masih hidup.
MAX
Kau tau maksudku? Tanah di pegununganmu adalah surga untuk
keindahan tumbuh. Nanti, setelah kegilaan semua ini berakhir, aku membayangkan, tulip juga tumbuh di
sana, sebagai cadangan pasokan
kebutuhan industry tulip di sini. Pameran mawar-mawar itu akan membuka peluang,
tulip bisa berdampingan dengan yang lain. Konsepkan pameran foto yang bagus.
Aku akan membuat ceritanya.
MAX
Nova? Kau tidak suka dengan ide ini? Kau tidak meresponsku.
Ada apa dengamu.
NOVA
MAX,
tidak apa-apa. Don’t mind.
MAX
Tapi, apa aku terlalu serius?
Atau, ide itu biasa saja dan kau tak
tertarik mendengarnya?
NOVA
Sudahlah, MAX. Aku sedang bingung. Pikiranku sedang tidak
sehat. Bisakah kita membicarakan hal ini di lain waktu.
MAX
Oke, Maria. Aku
menunggu. Tapi selain
hal itu, tadi
aku mau sedikit pameran di depanmu. Bukan Maria
saja yang bisa bernyanyi, Kapten Von Trap juga.
NOVA merespons
dengan malas.
MAX
Tapi agaknya, kau tak punya mood untuk melihat aku
mendemonstrasikan sedikit keahlianku selain menulis berita.
NOVA
Kau tidak keberatan,
pameran Kapten VonTrap mu itu kita tunda?
MAX
Baiklah Maria.
Hubungi aku kalau kau siap untuk membeli tiketnya
NOVA
Ah, kau. Aku tutup
ya.
MAX
Baiklah. Sampai
bertemu di Konser tunggal keluarga Von Trap.
NOVA menutup
telefonnya. Pikirannya kembali kusut
SHOT
Isi kamar dan wajah
nova yang sedih.
MAX (V.O)
Ini bukan bisnis. Aku tak bisa identifikasi ini. Mungkin
ruangan dan kebosanan ini sudah membuatku gila. Dia muncul di tengah kegilaan
ini semua. Apa yang harus kulakukan? Aku menghormati kebaikan orang-orang di
sekelilingnya. Konsistensi dan kebiasaan yang berlaku di sana. Aku tak bisa.
Aku bukan mereka.
JUMP CUT TO
MAX mengambil gitar dan harmonica. Meniup dan memetik. Dia
menyanyikan sebuah lagu yang belakangan memang sering dimainkannya bila setiap merindukan karo.
JUMP CUT TO
Di kamarnya NOVA benar-benar ingin menumpahkan perasaannya.
Dia tak mau membantah NANDE yang sudah berharap NOVA akan menikahi LISTON. Tapi
dia memang ingin menjalankan kehidupannya dengan caranya.
CUT TO
Tampak kesibukan di Tongging Travels
mulai sepi. RASTA
masih duduk. Menghabiskan
rokoknya. Matanya terus memandangi bunga mawar di dalam pot.
RASTA (V.O)
Oh Karo simalem. tanah kelahiran tanah pujaan. NOVA, aku
tak tau, siapa yang benar
di antara kita.
Ada yang perlu
dipertahankan. Ada yang perlu
diperjuangkan. Tapi hidup harus terus berjalan. Tanpa paksaan. Tanpa paksaan…
Kemudian, dia memetik mawar dan tangannya terluka oleh
duri. Jarinya tertusuk duri. Darah menetes dari jarinya.
RASTA (V.O)
Keindahan itu mahal. Dan membutuhkan pengorbanan untuk
mempertahankannya. Oh tanah karo simalem. tanah kelahiran, tanah pujaan. Aku
akan menjadi duri untuk melindungimu…
CUT TO
MAX menghentikan lamunannya. Alunan gitarnya berhenti.
Persis setelah ada panggilan suara dari ponselnya. NOVA menelfon.
NOVA
MAX, kau sudah
tidur?
MAX
Belum, apa kau sudah
siap melihat pameran bermusikku?
MAX
Sebentar kita video
call saja. Pertunjukan akan dimulai
NOVA
MAX, aku…
Telfon mati. Panggilan berubah menjadi video call. Max
sudah memegangi gitar dan harmonikanya. Nova menatap layar dengan tatapan yang
kosong. MAX memainkan harmonikanya sebagai intro, kemudian berpindah ke gitar. MAX menyanyikan perik
si duadua dengan terbata-bata. NOVA menggantikan
posisi kamera. Sehingga MAX tidak bisa melihat wajahnya. Namun MAX tetap
menyelesaikan lagu itu.
MAX
NOVA, kau di sana?
Nova mengembalikan
kamera.
MAX
Kau menangis? Aku minta maaf. Apakah aku salah menyanyikan
lagu itu? Kau tak suka?
NOVA
MAX, aku punya cita-cita yang tinggi, kau tau? Aku tak tau
harus bicara dengan siapa
tentang ini. Tapi di pikiranku, hanya ada kau,
MAX
Aku pendengarmu yang baik, NOVA. Sejak kita pertama
bertemu. Ceritakan. Aku mendengarmu.
NOVA
Terima kasih. Sebelumnya aku tak mau terlihat rapuh di
depan siapapun, apalagi di depanmu. Tapi aku bingung. Benar-benar bingung. Aku
tak tau harus kepada siapa aku menceritakan ini.
MAX
Ini pertama kali kau
berbicara serius tentang dirimu.
NOVA
Keluargaku segera menetapkan hari pernikahanku dengan
impalku. Mestinya aku bahagia. Tapi kenyataannya tidak. Aku tidak bisa menerima
pernikahan itu. Seandainya aku punya satu alasan yang kuat untuk bisa menerima
atau menolaknya, aku tak tau max. kehidupan ini sudah menjebakku. Bagaimana
menurutmu, MAX?
MAX
Adat yang hidup
di antara kaummu
sungguh kuat. Dan
itu yang membuat eksistensi kalian saling
terikat. Kalian sudah melewati masa-masa sulit dengan terus bergandengan
tangan. Dan itulah kekuatan. Kadang-kadang, aku membayangkan bisa menjadi
bagian dari kalian. Punya peran dalam
sebuah acara, entah
itu sebagai anak beru, sukut atau kalimbubu. Punya seorang
impal, dan merasakan seperti yang sekarang kau
rasakan.
NOVA
Aku tak bisa hidup dengan bang LISTON.
Aku… aku punya gairah dalam hidupku. Dan jalan hidup yang
kupilih ini takkan bisa dipahami keluarga besarku. Tiba-tiba semua jadi tak
berpihak padaku. Aku tak punya alasan lagi untuk meneruskan travel hidupku.
MAX
Jangan! Kau tetap
bisa menjadi pemandu.
NOVA
Tapi bang LISTON
kuragukan punya waktu untuk mendengar ocehanku…
MAX
Aku.
Aku pendengar setiamu. Berapa malam ini, kau suka merpet di mimpiku.
NOVA
Tidak lucu, Max. Aku
serius.
MAX
Aku tidak sedang
melucu NOVA. Belakangan ini, aku tak tau bagaimana kau bisa masuk kedalam mimpiku
dan bercerita lebih banyak tentang
hal hal yang aku tidak ketahui.
NOVA
Kau membuatku takut
MAX
MAX
NOVA. Aku tau, kita jauh dalam segala
hal. Warna kulit,
kebiasaan, cara kita menghadap hidangan di meja
makan, jarak yang
terbentang… ini tak seharusnya kulakukan. Kami terbiasa dengan
keterbukaan. Dan hari ini,
hanya kau yang
tersisa dari kewarasan di tengah badai kegilaan covid ini!
NOVA
Aku tak mau
mendengarnya…
MAX
NOVA, keluarkan aku dari beban ini. Bantu aku. Aku ingin
menjadi salah satu duri yang tumbuh mengawal bunga mawar… aku mencintaimu nova.
NOVA
MAX, sudahlah. Kau membuatku semakin hancur. Aku akan
melupakan leluconmu yang ini.
MAX
Lelucon? Setelah kau bebas masuk dan membawaku keliling di banyak tempat di dalam mimpiku?
NOVA
Max! Aku dipaksa menikah, dan kau menggombalku? Kau sudah
mencederai
pertemanan kita…
MAX
Gombal? Apa aku seperti Don Juan? NOVA,
aku tak berniat
mencederai pertemanan kita. Katakan padaku, apakah aku boleh menaikkan
proposal permintaan? Mengubah pertemanan ke pernikahan? Katakan, NOVA? Ini
hanya terjadi padaku?
Atau di dalam
mimpimu kau pun
telah memanduku menjelajah banyak tempat? NOVA, ini tak seharusnya
kulakukan. Seharusnya aku pergi ke bandara, terbang melipat jarak
10 ribu kilometer di antara kita dan mengatakan ini semua langsung di hadapanmu,
NOVA
Cukup MAX! Kepalaku
semakin berat.
MAX
Nova! Nova! Nova!
NOVA memutus telefonnya. Dia menangis terus. MAX
mengiriminya pesan bergambar. Sebuah mawar yang selalu dikirimnya ke NOVA. MAX
menulis pesan dibawahnya.
MAX
Biarkan aku menjadi durimu. Menjadi pelindungmu
NOVA membaca pesan
yang masuk dan membalas
NOVA
Kau jahat MAX! Kau
Jahat! 143
FADE
OUT FADE IN
NOVA berkeliling TONGGING sendirian naik sepeda motor. Dia
mengunjungi beberapa tempat
yang pernah disinggahinya bersama MAX.
Ingatan-ingatannya kembali ketika MAX masih menghabiskan waktu di Karo.
Dia mengenang MAX, sebagai seorang teman yang lucu, pandai
bercerita dan suka membuat tertawa. Sepanjang hari NOVA menghabiskan waktu
untuk mengenang MAX,
mimpinya yang terhenti dan rencana pernikahan dengan
LISTON.
CUT TO
NANDE sedang duduk menghadap televisi. Nande sedang
berbicara dengan seseorang melalui ponsel. Matanya berkaca kaca.
BI HARTINA
Kau jangan melampiaskan dendam masa lalumu kepada NOVA ya?
Dia memang Anakmu. Bagianmu. Tapi tak bisa kau paksakan maumu tanpa
memperhitungkan apa maunya. Dia bukan kau.
NANDE
Eh, kenapa Kam. Kenapa kam bawa-bawa masa lalu? Siapa yang cerita soal rencana pernikah NOVA dan
impalnya itu? Siapa yang bilang si
NOVA tak mau ikut pada pilihan keluarga besar?
BI HARTINA
Sudahlah, di sini masih terlalu pagi untuk marah-marah dan
memberimu kuliah. Yang jelas, si NOVA itu bukan anak-anak lagi. Yakinkan padanya,
tanya dia, benarkah dia menerima karena
dia suka? Aku minta maafkalau
ada salah kata. Kam perlu renungkan lagi rencana itu.
CUT
TO FLASHBACK
Dari tengah penonton, seorang bapak menghampiri sekelompok
band perempuan yang sedang bernyanyi di atas panggung.
Kelompok band berhenti. Sang bapak menarik paksa salah satu
dari ketiga perempuan yang menyanyi. Ikat kepala anak perempuan itu jatuh.
Seorang temannya mengutip dan memegang kain itu.
FADE
OUT FADE IN
NOVA masuk ke dalam rumah.
Hatinya sudah siap menerima segala.
Dia berjalan dengan langkah ringan. Dan melihat NANDE sedang duduk
sambil memegangi bungkusan pemberian BI TENGAH.
NANDE
menepis airmatanya, ketika NOVA datang menghampiri.
NOVA
Nde, kam kenapa?
NANDE
Tak apa-apa.
NOVA
NANDE…
NANDE
Sudahlah NOVA, BI TENGAHmu sudah menyadarkanku, BI
HARTINAmu pun sudah menegurku dengan keras. Tak seharusnya aku memaksakan
kemauanku. Kau puya kehidupan sendiri. Ambillah dan terima semua resiko dari
pilihan-pilihan yang kau ambil…
NOVA
Tak perlu begitu
NANDE,
Air mata NOVA
mengalir. NANDE menyodorkan ikat kepala pemberian BI TENGAH
NANDE
Ini, kau saja yang simpan. Selain travelmu itu, ada lagi
hal yang membuat kau menolak LISTON? siapa laki-laki itu?
NOVA
Aku tak mau melihat Kam bersedih, NANDE. Aku tak mau Kam menangis.
Tapi benarkah yang kudengar ini semua? Benarkah, NANDE akan merestuinya?
NANDE
Siapa?
NOVA
MAX…
NANDE
Haaaa. Kau memang tak mau aku menangis, tapi kau mau aku
mati… Oh TENGAH, OH HARTINA, bunuh ajalah aku. Yang kumau si LISTON… tapi yang
datang si MAX… oh Tuhan? Apa salahku?
NOVA
NANDE…
DISSOLVE TO
RASTA duduk di salah satu kursi dan berbicara dengan MAX
lewat telefon.
RASTA
Kau pikir mudah menjadi
bagian dari kehiduan
kami? Kehidupan
baratmu
itu tak bisa dan tak akan pernah cocok dengan kami…
MAX
Tiga bulan terakhir, aku merenungkannya. RASTA, ini bukan
hal biasa. Aku hanya mau dia mengisi hari-hariku dengan cerita- ceritanya.
RASTA
Bagaimana bisa? Bahkan saat ini kau tak bisa kemana-mana.
Kau terkurung, semua orang orang dikandangi. Kau berpikir mau menikahinya? Tata
cara lamaran kami di sini aja kau tak tau.
MAX
Iya, aku tau.
Tapi NOVA pernah
bercerita tentang ritual
dan prosesi adat di Karo, dan
itu merepotkan.
RASTA
Iya merepotkan. Itu akan mengingatkan pada pasangan yang
menikah bahwa untuk menjalin komitmen berumah tangga
di Karo, tidak
mudah. Tak mudah membangunnya, tak mudah untuk berpisah.
MAX
RASTA, meski aku bisa merasakan kau tak berkenan atas
kehadiranku di tengah-tengah kaummu, tapi dengar ini, aku mau menjadi bagian
dari kalian. Dan aku berjanji kepadamu. Aku mau menikahi perempuan Karo.
RASTA
Kau jangan sembarang mengucapkan itu. Kau tau perempuan
kami tak bisa dijadikan bahan lelucon. Dan sama sekali tidak pantas untuk
dijadikan bahan becanda.
MAX
Iya, RASTA. Aku tau. Aku sudah tau konsekuensinya. Aku
sudah menerima pukulan dua kali di mataku. Dan tidak untuk yang ketigakali dan
itu darimu.
RASTA
Kami
mengormati ibu kami. Kami menjaga saudara perempuan kami.
MAX
Mawar. seperti mawar.
Aku tahu, mereka
mahal, dan karena
itu, duri tumbuh di sekujur batangnya.
MAX
RASTA, tolong aku, bantu aku untuk bisa menjadi bagian
darimu. Menjadi salah satu duri yang akan menjaga kuntum mawar yang indah itu.
RASTA
Maka kau harus punya
marga.
MAX
Clan, ya, Marga. Dimana aku bisa membelinya? Apakah ada
sekolah yang mengeluarkan semacam sertifikat untuk itu? Berapa lama? Setahun?
Dua tahun?
RASTA
Hei tolol, tak ada sekolah
yang mengeluarkan gelar
marga. Apa NOVA tak pernah bercerita tentang itu?
MAX
Iya, kukira pernah. Dia tak akan melewatkan satu hal
penting pun yang dia lihat. Mungkin itu bagian yang terlewatkan olehku.
RASTA
Nah, aku bisa
membantumu mendapatkan marga. Tapi itu mahal…
MAX
Berapa? Berapa
harganya? Aku ingin segera punya marga…
RASTA
Eh… kau ini motu apa
motu?
MAX
Ya
itu. Motu. Bagus juga marga motu… MAXWELL VAN HECK MOTU. Ini terdengar keren
RASTA
menepuk jidatnya, iba dan curiga beradu aduk
dikepalanya. CUT TO
Suasana dan panorama
sekitar TONGGING TRAVEL dari udara
NANDE (O.S)
Kam janji tidak akan
ikut si max ke belanda?
NOVA
Ini masa depanku. Di
sinilah aku. Aku tak akan kemanamana, NANDE.
NANDE
Kau
bohong. Perempuan karo selalu berada di samping suaminya. FADE OUT
FADE IN
Di ruang tamu sudah berkumpul semua keluarga NOVA. RASTA
sudah hadir dan duduk di sofa, sementara yang lain duduk berbaris menghadap kea
rah Laptop
IMRAN
Suruh
bapaknya yang bicara. Apapulak dia tak bawa bapak. NOVA memberi isyarat kepada
kepada Imran untuk tenang.
MAX
I’m Sorry, Meneer,
Mevrouw…
NOVA mendelikkan
matanya.
MAX
Oh Sorry. Minta
maaf. Saya minta
maaf, Mama dan mami. But,
oh this, Papa, mendekatlah. Ini bapak saya,
dia akan berbicara dalam rencana ini.
IMRAN
Ya ah, mana kalak Tarigan tadi? Sini kam duduk, Nak. Dampingi
bapakndu ini…
RASTA pun segera
bangkit dan mengambil duduk di dekat laptop.
BAPAK MAX
Saya minta maaf.
Tidak seharusnya ini dilakukan dengan
cara seperti ini. Saya minta
maaf. Ah, saya bapak Maxwell Van Heck motu. Apa? Taringan? Tarigan?
Ya Tarigan. Saya
asli bapaknya. Dan
satu satunya bapak yang
pernah dimiliki MAX…
IMRAN
Keluarga pelawak
kalak enda… rupanya
FADE
OUT FADE INI
NOVA tampak sibuk
berbicara dengan MAX melalui panggilan video. Di hadapannya
terbuka laptop dan catatan mengenai calon pemesan buah dan sayur serta daftar
pelancong yang menjadwalkan berlibur ke Tongging pasca pandemic.
MAX
Ini, orang tua temanku. Dia berencana mengunjungi Tongging
dan sejumlah situs yang sudah kutulis. Aku sudah kirim ke E-mailmu tentang
aplikasi yang sudah diisinya.
NOVA
Jadi,
semua sudah ada 28 orang ya.
MAX
Ya, Semoga mereka
semua berhasil hidup
sampai pandemic ini selesai.
Segera covid ini berakhir, mereka akan menjadi gelombang pertama tamu TONGGING
TRAVEL dari Hollandia.
NOVA
Dan Kau?
MAX
Tentu. Aku akan
menjadi pemandu mereka.
NOVA
MAX, malam tadi usai
kita mempertemukan orang-orang tua itu,
MAX
Ada yang salah? Ada
yang berubah?
NOVA
Tidak MAX. Tak ada yang salah. Pada prinsipnya, mereka
sudah setuju. Dua kakak lelakiku sudah menjadikan RASTA sebagai tawanan mereka.
MAX
Rasta menjamin itu
semua?
NOVA
Aaha. Hanya MAX, katakanlah semua sudah sesuai dengan
keinginan kita. Bapakku dan bapakmu serta
RASTA sudah bicara.
Ini soal waktu.
MAX
Ini hanya karena
covid sialan, NOVA.
Setelah pintu kunjungan wisata dibuka, aku pasti
ke sana. Catat
ini, keluarga besarku
akan menjadi gelombang
tersendiri untuk tamu Tongging Travel.
NOVA
MAX, mereka semua di rumah mendesakku untuk segera
menggelar pernikahan kita.
MAX
Godverdomne! Menikah di masa pandemic? Apa tidak cukup
menghadirkan bapakku utuk memberikan jaminan tentang waktunya? Maaf kan aku
NOVA, aku tak tau seperti ini kebiasaan di
tempatmu.
NOVA
Bukan MAX. Ini bukan prosedur dari bagian ritual dalam
adatku. Ibuku, tak mau anak perempuan kesayangannya ini disia-siakan…
MAX
Menikah dimasa pandemic? NOVA, kita semua terjebak dalam
situasi yang sama. Aku tak bisa ke tempatmu dan tak ada gereja yang akan
menikahkan kita di masa sekarang ini. Nova, di sini masih terlalu pagi untuk membuat kepalaku
pusing. Aku cari caranya nanti ya?
FADE
OUT FADE IN
NOVA dan RASTA
sedang berjalan menuju
salah satu tempat
di Tongging Travel. Rasta
menyalakan rokoknya dan sesekali menaikkan kerah jaketnya mengusir dinging.
NOVA
Maafkan aku, RASTA. Karena sudah berprasangka buruk padamu.
Kau punya tingkat kekuatiran yang tinggi terhadapku. Dan kau selalu ada untuk
membantuku pada waktu-waktu yang terjepit. Tempat ini, semua ketidakmungkinan
ini. Aku tau, BI TENGAH mau membantuku karena
kau yang mendesaknya. Kau juga menceritakan isi hatiku yang menolak bang LISTON ke BI TENGAH,
sehingga dia dan BI HARTINA meluluhkan semangat NANDE. Dan MAX. Kau mau berbagi
tempat dengannya, kalak Tarigan. MAX, laki-laki yang selalu membuatmu merasa khawatir
RASTA
Cemburu! Tepatnya
cemburu.
NOVA
RASTA?
RASTA
AKU
cemburu pada keberanian MAX. Karena dia mampu menyampaikan rasa itu kepadamu.
NOVA
Aku tak tau. RASTA, aku tak tau kalau kau punya perasaan
yang dalam kepadaku. Oh, NOVA yang malang. Maafkan aku,
RASTA.
RASTA
Sudahlah,
jangan cengeng. Kau pikir aku membantumu mewujudkan ini semua karena aku ingin memilikimu? Tidak NOVA. Tanah ini
adalah
segala-galanya untukku. Aku tidak melakukannya untukmu.
Apalagi MAX. Aku akan terus mengawal tanah ini, menjaganya… seperti yang selama
ini aku lakukan kepadamu.
NOVA
Aku tak tau harus bilang
apa. Kau sudah berkorban banyak
untuk ini semua.
RASTA
Cukup. Jangan banyak
bicara lagi. Katakan, apa yang harus
kulakukan sekarang?
NOVA
Nande dan bapak mendesak agar pernikahannya dilakukan dalam waktu dekat ini, di masa pandemic ini.
RASTA
Ah,
kau jangan gila… tak mungkin itu kuwakilkan!
FADE
OUT FADE IN
Nova berputus asa. Keluarga besarnya ingin bukti dan segera
diwujudkan. Sementara badai covid masih terus berlangsung. Nova membuka
medsosnya. Dia tak kuat lagi untk menyelesaikan persoalan baru yang dia hadapi. Maka dia pun menulis status
di Facebook nya.
NOVA
Bagaimanakah bisa melaksanakan pernikahan di masa
pandemic?
NOVA mulai mengetik dan mulai mendapat respons dari banyak
teman yang ada di Facebooknya.
Dalam beberapa menit sudah banyak yang memberikan komentar
untuk NOVA bersabar, melewati pandemic. Sebagian lagi, mendukung. Pro- kontra
mulai terjadi.
Sebuah komentar masuk
Warganet
Ini beru ginting munthe itu
kan yang punya Tongging Travel? Kam mau bikin sensasi apalagi di masa pandemic?
Ramai yang menyerbu NOVA, menganggap NOVA sedang melakukan
strategi marketing bisnisnya.
NOVA semakin pusing,
ingin menghapus statusnya. Dia tak bisa
tidur dan mulai melakukan interaksi dunia maya sepanjang malam.
Menjelang matahari terbit, NOVA mengirim pesan kepada Max
dan kemudian menelfonnya
NOVA
143
MAX mengetik, tanda siap untuk
membalas. NOVA tau MAX belum
tidur. Dia langsung melakukan panggilan
video
NOVA
MAX, kau di sana
MAX
Iya, aku baru mau tidur. Tapi komentar-komentar di dinding
facebookmu membuatku semakin pusing. Lalu aku ikut berkomentar.
NOVA
Ya, aku lihat kau berkomentar. Apa maksudmu dengan
pernikahan online? Kau semakin
membuat ramai komentar tentang aku dan TONGGING
TRAVEL…
NOVA
MAX,
kita pernah membuat pameran kuliner online. Pameran buah dan
sayur
mayur online…. tapi… ini, Pernikahan Online?
MAX
Kenapa tidak? Aku tak tau secara tehnis
itu bisa dilakukan
di adat kalian. Tapi untuk
situasi seperti ini. Itu cukup make sense. Aku
siap membangun komitmen denganmu, NOVA.
NOVA
Tapi? Coba kau lihat, komentar komentar setelahmu di
statusku… mereka malah menghakimi idemu. Ini tak mungkin terjadi di gereja
kami. Tak ada pendeta yang mau melakukannya. Tuh, semakin hebat hujatan yang
masuk.
FADE
OUT FADE IN
NOVA duduk menghadap laptopnya. Statusnya menyita banyak
perhatiannya. Dia bolak-balik scroll komentar komentar yang masuk.
Sebuah komentar masuk.
Seorang pendeta yang
simpati dengan keadaan NOVA.
PENDETA ROBERT
Saya akan melakukannya. Dan itu tugas saya sebagai gembala
untuk niat baik yang dimiliki dua hamba Tuhan.
NOVA
tersentak dia tak tau harus lakukan apa. Dia panik dan mulai membuka ponselnya. Dia menghubungi MAX
NOVA
MAX, MAX! Kau
dimana? Bangun MAX, lihat facebook ku.
MAX
Aku baru
saja melintasi jalan
jalan setapak di Tongging bersamamu, NOVA. Kenapa kau bangunkan
aku sepagi ini?
NOVA
MAX, PENDETA ROBERT
mau menikahkan kita secara online
MAX
What?
Kita kawin? FADE OUT
FADE IN
Kesibukan nampak di ruang kerja
BI TENGAH. Dia memerintah beberapa pegawainya untuk
mempersiapkan zoom meeting
yang akan dihadirinya. Ada RAJA dan beberapa pegawai lainnya yang
sibuk mengatur tampilan televisi agar BI TENGAH bisa
melihat prosesi pernikahan NOVA
BI TENGAH
Mana maskerku tadi. Eh, anu, siapa? Ambil dulu maskernya.
Raja, itu mana, gambarnya kok tak ada? Iya, suaranya, mana suaranya?
RAJA masuk
dan menarik-narik kabel,
dia tampak bingung
mengerjakan perintah BI TENGAH
Tivi
mulai menyala. Di sana muncul beberapa layar peserta zoom meeting.
BI TENGAH
Mana pengantin
laki-lakinya. Kok masih gelap?
Gambar Nova dan
keluarga muncul dan tersambung.
BI TENGAH
MAK IMRAN… kau
menerima pesanku ya…
NANDE
Sudahlah, kam tak
tengok ini. Cantik kali si NOVA kan?
Masuk gambar dari
California
BI HARTINA
Woi, nak, pagi kali kalian buat acaranya. Mana si NOVA? Dapat bule juga dia ya?
NOVA
Bule kesasar BI
Masuk RASTA, mengambil duduk jauh dari kamera. Sehingga
memperlihatkan aktivitasnya yang sedang asik memainkan ponselnya.
Muncul gambar
pendeta di layar.
Disusul gambar-gambar undangan
lain…
Gambar MAX dan keluarganya pun muncul. BI TENGAH menyapa
MAX dan keuarga dan mengacungkan jempol.
BI TENGAH
Woi, pakai. Pakai maskernya. Hei RASTA, sini dekat, mari.
Berhentilah main game… kau kau sudah selesaikan permainanmu hari ini. Pakai,
pakai maskernya.
RAJA
BI, mereka di
rumahnya masing-masing.
BI TENGAH
Ramai, sudah seperti
di gereja kurasa.
PENDETA
ROBERT memulai prosesi pernikahan SHOT
NOVA (O.S)
Pandemi ini mungkin bisa mngurung kita untuk beberapa
waktu. Tapi tidak bisa membendung
cerita dan cinta yang tumbuh.
MAX (O.S)
Aku akan menjagamu, menjaga tanahmu. Menjadi duri bagi
mawar yang mahal.
RASTA masih duduk mengikuti prosesi pernikahan online. Rasta mengirim pesan kepada PENDETA ROBERT
RASTA
Terima
kasih pendeta. Selanjutnya, perik si duadua ini akan jadi
urusan
saya…
RASTA
tersenyum. Sambil memasukkan rokok ke celah bibirnya ZOOM
FADE OUT
F.I.N
Komentar