Featured Post

Pekan Doa 2024 Berngi 2.

Gambar
  Thema : Ersada Ukur Ibas Pertoton Nas : 1 Petrus 3 :  8 - 12  Nas Renungen  1 Petrus 3:8-12 (KARO)  Dage kedungenna ersada min ukurndu ras ersada min penggejapenndu. Sikeleng-kelengen min kam bagi ersenina, dingen mesayang janah meteruk min ukurndu sekalak nandangi si debanna. Ula balas perbahanen si jahat alu si jahat, ntah sumpah alu sumpah. Tapi balaslah alu pasu-pasu, sabap pasu-pasu me si ipadanken Dibata IberekenNa man bandu, asum kam IdiloNa. Bagi lit tersurat i bas Pustaka Si Badia, "Kalak si mesikel nggeluh cawir metua dingen senang, la banci melasken si jahat, bage pe la banci erbual. Arus jera ia i bas perbahanen-perbahanen si jahat nari, jenari ibahannalah si mehuli; arus idaramina tuhu-tuhu perdamen alu bulat ukur. Sabap Tuhan tetap natap kempak kalak bujur, janah tetap IbegikenNa pertotonna; tapi IlawanNa kalak si ndalanken perbahanen si jahat." Fakta dan Makna  1. Dage kedungenna ersada min ukurndu ras ersada min penggejapenndu. Sikeleng-kelengen min kam ba

Tanggapan Wartawan Senior Pt Mathias Berahmana Tentang Kebesaran Jiwa Pdt Matius Panji Barus MTh

Kerendahan Hati Pendeta Matius Panji Barus ngumputi kesan siibereken seninaku Pt Analgin Ginting

Perjalanan Pt Analgin Ginting, seninaku, bersama Pdt Matius Panji Barus, mengetuk sedikit ingatan untuk berbagi seberapa rendah hatinya mantan Ketua Moderamen GBKP ini. Bermula dari letusan Gunung Sinabung pada 27 Agustus 2010, warga di 8 desa berkisar 12 ribu orang sudah mengungsi. Tapi Presiden SBY belum ada tanda-tanda datang ke Tanah Karo. Dalam beberapa peristiwa di tempat lain, misalnya, Presiden SBY mejingkat segera bergerak di lokasi. Ambil contoh pada hari Natal 25 Desember 2004 mengunjungi korban gempa Nabire. Pada 28 Desember 2004 dan selanjutnya berkali-kali berkantor dan mengunjungi Aceh sampai selesainya rekontruksi dan rehabilitasi.

Ingat tsunami Nias? Presiden SBY juga segera mendatangi pengungsi pada 13 Januari 2005, mengunjungi korban gempa bumi di Sumatera Barat pada 12 April 2005 dan mengunjungi korban gempa bumi Sumatera Barat dan 5 Januari 2006 mengunjungi korban bencana banjir Jember.

Berdasarkan dokumentasi Media Indonesia, cukup cepat mantan Menkopolhukam ini mendatangi lokasi. Misalnya, pada 17 Maret 2006 mengunjungi korban bencana di Kabupaten Buru, 16 Mei 2006 mengunjungi warga Merapi meninjau kesiapan menghadapi letusan ke daerah Pakem dan Muntilan. Pada 21 Juli mengunjungi korban gempa dan tsunami Pangandaran dan Cilacap.

Pada 17 September 2007 mengunjungi korban gempa Muko-Muko Bengkulu dan pesisir selatan. Pada 21 Januari 2009 mengunjungi korban gempa Sorong, Irian Barat, serta 2-5 Oktober 2009 mengunjungi korban gempa di Sumatera Barat. Sedangkan Gunung Sinabung yang sudah berulangkali sejak 27 Agustus belum juga mendapat perhatian.

Pressiden SBY dengan rombongan menteri saat menginap di Kabanjahe

Pemred Metro TV, waktu itu Elman Saragih, mendatangi saya dan menyapa dengan Bahasa Karo: “Uga e silih? Engkai maka lenga reh SBY ku Sinabung? Kasihan pengungsi di sana, perlu perhatian secara nasional,” cetusnya. Kami lalu berdiskusi dan akhirnya ketemu klunya yakni telepon tokoh agama yang umatnya terbesar di Kabupaten Karo.

Pada 3 September 2010, saya minta telepon Ketua Moderamen GBKP Pdt Panji Matius Barus kepada seninaku Pt Analgin Ginting yang saat itu ikut dalam struktur pengurus Moderamen GBKP. Ketika telepon terhubung dengan Pdt PMB, dia menanyakan siapa saya, lalu saya ceritakan bahwa saya adalah jemaatnya ketika dia menjadi Pendeta di GBKP Glugur Medan tahun 1980-an (saya lupa tahun persisnya). Dia langsung ingat dan menyebut nama orangtua saya. Luar biasa. Sudah 30 tahun meninggalkan GBKP Glugur tapi tetap saja ingat nama jemaatnya meski sudah berpusing-pusing (he he he) melayani di runggun lain.

Singkat kata, saya tanyakan sejauh mana perhatian nasional kepada pengungsi. Setahu Pdt MPB masih perhatian secara lokal. “Mau kam supaya Presiden SBY datang Pak Pendeta?” ningku. “Maulah, kan untuk rayat sirulo, dan sebagian besar pengungsi itu jemaat kita,” cetusnya.
“Kam sebagai pemimpin 235 ribu umat (angka yang kami peroleh waktu itu), apakah kam melihat ada diskriminasi dari Presiden SBY? Kalau ke daerah lain cepat tapi ke Tanah Karo agak lamban,” kata saya lagi. “Janganlah pakai bahasa seperti itu, Pak SBY itu Kepala Negara kita,” imbuhnya. 
“Bahasa Pendeta dengan bahasa pers ada sedikit berbeda Pak Pendeta. Kalau Bapak bersedia mengatakan Presiden SBY diskriminatif, kami akan angkatkan di Harian Media Indonesia dan Metro TV!” ujar saya. Beberapa saat dia berdiam. Saya juga memberi waktu kepada Pdt MPB untuk memikirkan negative positifnya.

Tak berapa lama, dia memutuskan dan mengatakan begini: “Adi bage kin akapndu maka mehuli, labo dalih. Tujunta gelahna pesikap kondisi rayat sirulo.”
Kata-katanya sangat kebapakan dan dalam lima menit langsung tayang di NewsSticker Metro TV. Pemimpin 235 Ribu Umat Nilai SBY Diskriminatif.

Besoknya tanggal 4 September 2010 menjadi headline di Media Indonesia. Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam, Andi Arief, dikejar pers dan sibuk mengklarifikasi SBY tidak pernah diskriminatif dalam memperlakukan para korban bencana. Tanggal 6 September 2010, SBY mendarat di Polonia Medan dari Bandara Halim Perdana Kusuma. Anak-anak menyambut SBY dengan lagu Di sana senang, di sini senang, dimana-mana hatiku senang……

Tapi apakah anak-anak itu benar-benar senang atau disuruh menyanyikan lagu itu agar Presiden SBY senang, kita tidak tahu skenario dibalik itu. Tapi dari laporan wartawan yang kami kirimkan ke Tanah Karo (Edna Br Tarigan/jemaat GBKP Kebayoran Lama), Bupati Karo DD Sinulingga, kurang senang dengan pemberitaan Metro TV/Media Indonesia. Alasannya: repot mengurusi tamu VVIP yakni rombongan Presiden SBY. (Tapi belakangan jadi senang kan Pak DD, karena SBY datang bukan dengan tangan kosong).

Di sinilah terlihat kebesaran hati Pdt MPB sekaligus juga kerendahan hatinya yakni saat Presiden SBY bertemu dengan muspida dan tokoh agama, satu-satunya pemimpin puncak dengan jemaat terbanyak, yang tidak masuk dalam undangan adalah Pdt Matius Panji Barus.

Siapa yang menskenariokan agar orang yang telah berjasa mendatangkan Presiden SBY mengunjungi pengungsi Gunung Sinabung, tentu Pdt MPB sudah tahu. Tapi dia tidak mempermasalahkan. Saya telepon Pdt MPB, apa pembicaraannya dengan Presiden SBY?

“Aku la masukkenna ibas daftar tokoh agama sijumpa ras Presiden SBY. Labo dalih Pertua segelah nanamna lah gia man rayat sirulo e,” ujarnya singkat. Merinding bulu tanganku mendengar ketulusan hati Pdt yang tinggi badannya hampir sama denganku itu.

Presiden Jokowi dengan Pdt  MP Barus 

Di lain waktu, kekagumanku semakin besar ketika Bang Surya Paloh hendak memberikan sumbangan kepada pengungsi Tanah Karo. Saya telepon Pdt MPB, dengan rendah hati dia mengucapkan terimakasih. “Adi sumbangen ula arah aku,” katanya dan menghubungkan kami dengan Pdt Agustinus Pengarapen Purba yang saat itu menjabat Kabid Diakonia Moderamen GBKP. Pdt Agustinus yang kini menjabat Ketua Moderamen GBKP yang mendampingi Bang Surya Paloh dan Bang Elman Saragih menyalurkan bantuan kepada pengungsi.

Begitulah sedikit kenangan bagaimana kerendahan hati seorang hamba yang mengutamakan kepentingan umatnya. Baginya, menjadi Pdt bukan pekerjaan tapi sebuah pelayanan. Jika Pdt sebuah pelayanan tentu rela berkorban. Enda sitik ibas kami nari: Pt Mathias S. Brahmana

Komentar

Unknown mengatakan…
Saya jadi terharu mengingat kembali kerendahan hati Pdt Matius Panji Barus sekalipun menulisnya sendiri.
Analgin Ginting mengatakan…
Ya, sebuah keteladanan hidup yang sangat humble dari pendeta Barus. Tks, mejuah juah .
Unknown mengatakan…
Mantap bang Pt.M.Brahmana ibas tulisendu ena banci mpebetehken (mbuka wawasen) man banta uga sosok peminpin Moderamenta si kidekah enda la teridah man publik terkhusus man banta warga GBKP sirulo. Terharu ka aku ngoge tulisenndu e bang. Bagem kepe seharusna sebagai pelayan ibas peken anggur DIBATA tetap meteruk rukur janah la ngayaki pujin aminna pe gia enggo melala si idahikenna guna perpulungen TUHAN. Tabi ras mejuah-juah kita kerina TYM 🙏🙏👏👏

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023