Menarik untuk menyaksikan penampailan Ronaldo dalam
laga yang sangat menentukan babak 16 besar Liga Champion antara Real
Madrid melawan Manchester United. Real bertandang ke kandang MU, Old
Trafford yang sangat angker bagi tim manapun. Namun bagi Christiano
Ronaldo (CR7) pertandingan ini ibarat pulang kandang. Karena dia pernah
sangat berjaya bermain di stadion ini ketika masih tercatat pemain
hebat di MU.
Real Madrid datang dengan penuh percaya diri dan keyakinan yang sangat
tebal, sebab pada laga pertama di Santiago Barnabeu, kandang Real skor
1-1. Ronaldo sendiri sudah sangat yakin bahwa tim nya akan menang,
bahkan berjanji mencetak gol.
Hanya perasaannya sangat campur aduk, mengingat sampai sekarang fans nya
di MU masih sangat mencintai dia, bahkan tetap mengelu elukan dirinya
sejak kedatangan ke kota Manchester sampai pada permainan berlangsung.
Gol penentuan untuk kemenangan Real Madrid benar terbukti, lahir dari
kaki Ronaldo. Dia senang karena membawa tim nya memasuki babak perempat
final. Gelar juara tahun ini terbuka lebar. Sesaat setelah mencetak
gol, Ronaldo tidak melakukan celebrasi ataupun ungkapan kesenangan.
Ungkapan celebrasi biasanya selalu datang karena merupakan bagian
ternikmat dari para pemain bola adalah saat mereka mencetak gol. Momen
ini ternyata lebih membahagiakan para pemain bola sejati dibanding
dengan saat mereka menerima gaji. Kenikmatan bermain bola dan saat
mencetak gol adalah segalanya. Jadi tidak heran pemain Club ISL di
Indonesia tetap antusias bermain bola meskipun berbulan bulan gajinya
tidak dibayar.
Kembali ke gol Ronaldo, dia tidak melakukan celebrasi atau perayaan
seperti biasanya. Bahkan terlihat dia sedikit merasa bersalah. Satu
tangannya di dada, satu tangannya terangkat. Seolah olah dia berkata
“aku mohon maaf dari hati ikhlasku atas gol yang kubuat, aku memang
harus mencetak gol karena itulah tuntutan tertinggi dalam karier
profesionalku”.
Sumber Foto : Kompas.com
Menarik sekali foto Ronaldo yang saya ambil dari Kompas dot com. Foto
yang juga dapat mengingatkan kita bahwa emosi tetap dapat dikendalikan.
Perasaan euforia dapat dikelola. Demikian juga perasaan sedih, sakit
hati, marah, benci dapat dikendalikan. Ronaldo membuktikan emosi bisa
ditundukkan dan dikelola.
Daniel Goleman sang pakar Kecerdasan Emosional bahkan mengatakan bahwa
orang yang lebih sukses adalah orang yang mempunyai kecerdasan emosional
yang lebih tinggi. Yaitu orang orang yang secara cerdas mampu
mengelola dan mengendalikan perasaannya, sehingga setiap saat mampu
mengambil keputusan dan ekspresi yang paling pas. Otak tetap
mengendalikan hati, hati boleh panas tapi otak/kepala tetap harus
dingin. Yang dingin akan mengendalikan yang panas.
Ronaldo membuktikan dalam kesenangan yang setinggi apapun emosi dapat
dikendalikan.
Ronaldo seorang pemain besar yang mampu mengendalikan
emosinya sehingga dia dapat dinobatkan sebagai pemain hebat yang
mempunyai EQ yang demikian tinggi. Berbeda barangkali dengan Eric
Cantona, pemain legendaris MU berkebangsaan Prancis yang pernah mengejek
dan menyakiti penonton dengan tendangan ala Kung Fu. Eric Cantona
tidak mampu mengendalikan perasaannya.
Dalam dunia politik, Anas Urbaningrum mirip Almarhum Sutradara Ginting
dan juga mirip Akbar Tanjung, terkenal santun dalam berpolitik karena
mampu mengendalikan perasaannya. Tidak pernah meledak ledak, akan
tetapi bisa bertutur dengan jernih dan mantap. Kata katanya disimak dan
didengarkan banyak orang. Namun sekarang Anas tersandung dalam masalah
korupsi, dan mundur dari ketua umum Partai Demokrat. Sangat disayangkan
karena politisi santun seperti dirinya pun akhirnya tersandung juga.
Mungkin karena dunia politik berbeda dengan dunia sepakbola. CR7 pemain
bola legendaris bisa mengelola emosinya sehingga dia pemain besar dan
semakin besar. Anas Urbaningrum pemain politik yang sangat piawai,
sekarang mengecil dan bisa bisa akan hilang dari peredaran. Padahal
potensinya sangat luar biasa. Kita sarankan kepada Anas Urbaningrum
untuk berguru kepada Christiano Ronaldo, khususnya dalam mengelola
emosinya.
Jalani saja dengan tabah dan sabar peristiwa yang sedang dihadapi
sekarang. Kalau salah mengaku saja salah, lalu benahi dan perbaiki
diri. Kalau terbukti nanti salah dan masuk penjara terima dan jalani.
Siapa tahu itu jalan untuk menuju Presiden. Sebab Presiden Soekarno pun
pernah dipenjara. Demikian juga Nelson Mandela pernah dipenjara.
Namun akhirnya mereka berdua termasuk presiden terbesar di dunia. Anas
pun bisa juga seperti Soekarno dan Nelson Mandela, namun dengan sayarat
jika dia mau belajar dari Christiano Ronaldo.
Komentar