Featured Post

Berngi 7 Pekan Penatalayan 2025

Gambar
  K hotbah: "Menciptakan Perdamaian" Perikop: Matius 5:9 "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." 1. Pembukaan / Ice Breaker Salam Damai Sejahtera! Bapak, ibu, dan saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, siapa di antara kita yang pernah menjadi "penengah" dalam suatu konflik? Mungkin saat teman berselisih, atau saat ada perdebatan di keluarga? Menjadi pembawa damai itu tidak mudah, tapi juga tidak mustahil. Mari kita renungkan: dunia kita hari ini sering kali penuh dengan konflik—baik di rumah, gereja, maupun masyarakat. Tetapi Allah memanggil kita bukan hanya untuk menghindari konflik, melainkan untuk menciptakan perdamaian . Itulah panggilan mulia yang diajarkan oleh Yesus dalam Matius 5:9. 2. Fakta-Fakta dari Matius 5:9 A. Damai Adalah Panggilan Anak-Anak Allah Dalam teks ini, Yesus menyebut mereka yang membawa damai sebagai “anak-anak Allah.” Fakta penting: Menjadi pem...

Ronaldo Memang Pemain Hebat Dan Berjiwa Besar

Menarik untuk menyaksikan penampailan Ronaldo dalam laga yang sangat menentukan babak 16 besar Liga Champion antara Real Madrid melawan Manchester United.  Real bertandang ke kandang MU, Old Trafford yang sangat angker bagi tim manapun.  Namun bagi Christiano Ronaldo (CR7) pertandingan ini ibarat pulang kandang.  Karena dia pernah sangat berjaya bermain di stadion ini ketika masih tercatat pemain hebat di MU.


Real Madrid datang dengan penuh percaya diri dan keyakinan yang sangat tebal, sebab pada laga pertama di Santiago Barnabeu, kandang Real skor 1-1.  Ronaldo sendiri sudah sangat yakin bahwa tim nya akan menang, bahkan berjanji mencetak gol.


Hanya perasaannya sangat campur aduk, mengingat sampai sekarang fans nya di MU masih sangat mencintai dia, bahkan tetap mengelu elukan dirinya sejak kedatangan ke kota Manchester sampai pada permainan berlangsung.



Gol penentuan untuk kemenangan Real Madrid benar terbukti, lahir dari kaki Ronaldo.  Dia senang karena membawa tim nya memasuki babak perempat final.  Gelar juara tahun ini terbuka lebar.  Sesaat setelah mencetak gol, Ronaldo tidak melakukan celebrasi ataupun ungkapan kesenangan.


Ungkapan celebrasi biasanya selalu datang karena merupakan bagian ternikmat dari para pemain bola adalah saat mereka mencetak gol.  Momen ini ternyata lebih membahagiakan para pemain bola sejati dibanding dengan saat mereka menerima gaji.  Kenikmatan bermain bola dan saat mencetak gol adalah segalanya.  Jadi tidak heran pemain Club ISL di Indonesia tetap antusias bermain bola meskipun berbulan bulan gajinya tidak dibayar.


Kembali ke gol Ronaldo, dia tidak melakukan celebrasi atau perayaan seperti biasanya.  Bahkan terlihat dia sedikit merasa bersalah.  Satu tangannya di dada, satu tangannya terangkat.  Seolah olah dia berkata “aku mohon maaf dari hati ikhlasku atas gol yang kubuat, aku memang harus mencetak gol karena itulah tuntutan tertinggi dalam karier profesionalku”.


13625435151867104668
Sumber Foto : Kompas.com


Menarik sekali foto Ronaldo yang saya ambil dari Kompas dot com.  Foto yang juga dapat mengingatkan kita bahwa emosi tetap dapat dikendalikan.  Perasaan euforia dapat dikelola.  Demikian juga perasaan sedih, sakit hati, marah, benci dapat dikendalikan.  Ronaldo membuktikan emosi bisa ditundukkan dan dikelola.


Daniel Goleman sang pakar Kecerdasan Emosional  bahkan mengatakan bahwa orang yang lebih sukses adalah orang yang mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi.  Yaitu orang orang yang secara cerdas mampu mengelola dan mengendalikan perasaannya, sehingga setiap saat mampu mengambil keputusan dan ekspresi yang paling pas.  Otak tetap mengendalikan hati,  hati boleh panas tapi otak/kepala tetap harus dingin.  Yang dingin akan mengendalikan yang panas.
Ronaldo membuktikan dalam kesenangan yang setinggi apapun emosi dapat dikendalikan. 


Ronaldo seorang pemain besar yang mampu mengendalikan emosinya sehingga dia dapat dinobatkan sebagai pemain hebat yang mempunyai EQ yang demikian tinggi.  Berbeda barangkali dengan Eric Cantona, pemain legendaris MU berkebangsaan Prancis yang pernah mengejek dan menyakiti penonton dengan tendangan ala Kung Fu.  Eric Cantona tidak mampu mengendalikan perasaannya.


Dalam dunia politik, Anas Urbaningrum mirip Almarhum Sutradara Ginting dan juga mirip Akbar Tanjung, terkenal santun dalam berpolitik karena mampu mengendalikan perasaannya.  Tidak pernah meledak ledak, akan tetapi bisa bertutur dengan jernih dan mantap. Kata katanya disimak dan didengarkan banyak orang.  Namun sekarang Anas tersandung dalam masalah korupsi, dan mundur dari ketua umum Partai Demokrat.  Sangat disayangkan karena politisi santun seperti dirinya pun akhirnya tersandung juga.


Mungkin karena dunia politik berbeda dengan dunia sepakbola.  CR7 pemain bola legendaris bisa mengelola emosinya sehingga dia pemain besar dan semakin besar.  Anas Urbaningrum pemain politik yang sangat piawai, sekarang mengecil dan bisa bisa akan hilang dari peredaran.  Padahal potensinya sangat luar biasa. Kita sarankan kepada Anas Urbaningrum untuk berguru kepada Christiano Ronaldo, khususnya dalam mengelola emosinya.


Jalani saja dengan tabah dan sabar peristiwa yang sedang dihadapi sekarang.  Kalau salah mengaku saja salah, lalu benahi dan perbaiki diri.  Kalau terbukti nanti salah dan masuk penjara terima dan jalani.  Siapa tahu itu jalan untuk menuju Presiden.  Sebab Presiden Soekarno pun pernah dipenjara.  Demikian juga Nelson Mandela pernah dipenjara.  Namun akhirnya mereka berdua termasuk presiden terbesar di dunia. Anas pun  bisa juga seperti Soekarno dan Nelson Mandela, namun dengan sayarat jika dia mau belajar dari Christiano Ronaldo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024