Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 29 September – 5 Oktober 2024

Gambar
    1 Timotius 6 : 6 – 10 Thema :  Cukup Erkiteken Kai Si Lit 1 Timotius 6:10-16 (KARO)  Sabap merangap nandangi duit e me sumbul kerina kejahaten. Nggo lit piga-piga kalak si merangap nandangi duit lanai tetap i bas kiniteken janah gulut ukurna ibahan erbage-bage kecedan ate. Tapi kam, o suruh-suruhen Dibata, tadingkenlah si enda ndai kerina. Usahakenlah ndalanken si ngena ate Dibata, tutus ersembah man BaNa, tetap ernalem ku Ia, cidahken keleng atendu, megenggeng dingen lemah lembut! Erlumbalah asa gegehndu i bas perlumban kiniteken, guna ndatken kegeluhen si tuhu-tuhu man gunandu. Sabap guna kegeluhen si e me maka ipilih Dibata kam asum iakukenndu kinitekenndu i lebe-lebe nterem saksi. I lebe-lebe Dibata, si mereken kegeluhen man si nasa lit bage pe i lebe-lebe Kristus Jesus, si erbahan pengakun si tuhu-tuhu i lebe-lebe Pontius Pilatus, kukataken man bandu gelah ikutkenlah pedah-pedah e dingen jagalah gelah tetap bersih dingen la ceda, seh ku warina Tuhanta Jesus Kristus

Kecerdasan Meminta

Cerdaskah kam meminta? Mungkin kam terkejut mendengar pertanyaan ini.  Terkejut sekaligus heran dan bingung.  Masak meminta pun kita harus punya kecerdasan?   Barangkali seperti itulah muncul dalam hati kecilndu.


Akan tetapi  sebenarnya dan sejujurnya kita selaku orang Kristen memang harus cerdas di dalam meminta. Satu orang yang sangat cerdas dalam meminta adalah Raja Sulaiman (Salomo).  Ketika dia meminta hikmah atau kepentaren kepada Tuhan.  Tuhan sendiri  memberikan tidak hanya hikmah kebijaksanaan (kepentaren) tadi, akan tetapi sekaligus memberikan kepada Sulaiman segala kekayaan dan harta yang sangat berlimpah.  Terbukti Raja Sulaiman sangat cerdas dalam meminta.


Cerdas meminta adalah tahu persis apa yang diminta.  Bukankah semua manusia tahu kebutuhan dan keinginannya?  Kalau dia tahu keinginan dan kebutuhannya berarti dia pasti tahu meminta sesuatu, yang pasti sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya tadi.   Jadi semua manusia pasti tahu dan cerdas dalam meminta.  Mungkin beginilah pandangan mayoritas manusia.



Namun,  eiiitttssss  tunggu dulu.   Apakah manusia pasti tahu kebutuhan dan keinginannya? Belum tentu.  Apalagi kalau ditanya lebih detail.  Kebutuhan jangka pendek atau kebutuhan jangka panjang?  Kebutuhan diri sendiri atau kebutuhan satu keluarga?  Kebutuhan untuk memenuhi fisik atau psikis?  Kebutuhan untuk  tubuh duniawi atau kebutuhan untuk jiwa atau  Roh?  Kebutuhan untuk kepuasan pribadi atau kebutuhan untuk memuliakan Tuhan?


Ah ternyata rumit bukan?   Jadi perlu kecerdassan dalam meminta..  Musa pernah berdialog dengan Tuhan sebagaimana yang tergambar dalam keluaran 13 : 14-18.   Musa pun meminta sesuatu kepada Tuhan, dan Tuhan mengabulkannya.


Dalam Keluaran 33 : 15 dan 16  Musa meminta kepada Allah supaya membimbing bangsa Yahudi katanya : Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?"

Lalu Tuhan menjawab pada ayat 17 : Lalu Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."


Setelah Tuhan menjawab permintaannya kembali Musa memohon kepada Tuhan seperti tertulis pada Keluaran 33 : 18  Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku

Musa meminta sesuatu yang sangat luar biasa kepada Tuhan, yaitu memperlihatkan kemuliaa-NYA.  Berikutnya kita tahu apa yang terjadi.  Tuhan hadir dalam perjalanan Bangsa Yahudi.  Sebagai tiang awan pada waktu siang yang menanungi bangsa ini dari terik matahari.  Dan sebagai Tiang Api yang memberi penerangan dan kehangatan pada malam hari.


Saya yakin bahwa Musa tidak pernah membayangkan sebelumnya Tiang Awan dan Tiang Api.  Sehingga dia tidak mungkin meminta yang dia tidak tahu.  Tapi Musa punya kecerdasan untuk meminta sesuatu kepada Tuhan yaitu “memperlihatkan kemuliaan Tuhan” Akhirnya Tuhan memberikan semua kebutuhan Bangsa ini dalam perjalanan.


Cerdas dalam meminta mempunyai dua syarat, yaitu (1) Tuhan mengenal kita secara pribadi.  Sebelum kam meminta kepada Tuhan, pastikan terlelih dahulu apakah kam dikenal Tuhan atau tidak?  Seperti Jawaban Tuhan kepada Musa dalam ayat 17 tadi.  Untuk dikenal Tuhan caranya sangat sederhana, panggil lah Tuhan sesering mungkin.  Bersseru lah kepada Tuhan sebanyak banyaknya, setiap pagi, setiap siang, setiap malam, setiap saat.  Tentu kalau sering berseru atau berdoa kepada Tuhan maka Dia pasti mengenal kam.


Syarat kedua (2) mintalah kepada Tuhan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan.  Bukan meminta kepada Tuhan kebutuhan kebutuhan fisik atau kebutuhan ekonomi  kita.  Kalau kita hanya meminta kebutuhan kita, Tuhan bisa saja bingung karena belum tentu yang kita minta itu sesuatu yang benar benar kita butuhkan.  Namun kalau kita meminta Tuhan untuk menyatakan kemulianNya dalam hidup kita, maka sudah pasti segala kebutuhan kita pun terlebih dahulu akan dipenuhi Tuhan.  “Tiang api dan tiang awan” akan diberikan Tuhan kepada kita sebagi simbol untuk memenuhi segala kebutuhan kita.


Cerdas dalam meminta artinya berani meminta kepada Tuhan agar hidup kita dipakai untuk tempat Tuhan memperlihatkan kemulianNYA.  Pakailah Tubuhndu, pikiran dan segala ilmu pengetahun serta ketrampilanndu sebagai tempat Tuhan menunjukkan kemulianNYA, maka sudah pasti Tuhan pun akan memenuhi segala kebutuhanndu.  Percayalah.  Bujur ras mejuah juah kita kerina.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024