GBKP Sedang Tidak Baik Baik Saja ?

Thema: Berbahagialah Orang Yang Hidup Menurut Undang-Undang Tuhan (Malem Ate Ngikutken Undang-Undang Tuhan)
Nas: Masmur 119:1–7
Pembukaan
Setiap manusia pada hakikatnya mencari kebahagiaan. Namun pertanyaan yang mendasar adalah: apakah sumber kebahagiaan itu? Sebagian orang mencari kebahagiaan melalui kekayaan, jabatan, atau penghormatan. Akan tetapi pengalaman hidup dan kesaksian Kitab Suci menunjukkan bahwa kebahagiaan yang sejati hanya didapat ketika manusia hidup sesuai dengan firman Allah. Pemazmur menegaskan bahwa “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN” (Mzm. 119:1). Artinya, kebahagiaan bukan hasil dari pencapaian lahiriah, melainkan dari ketaatan batiniah pada perintah Allah.
Fakta
1. Kitab Mazmur 119 adalah pasal terpanjang dalam Alkitab dengan 176 ayat, seluruhnya berfokus pada keindahan, kekuatan, dan manfaat firman Allah bagi kehidupan umat-Nya.
2. Struktur pasal ini tersusun secara akrostik menurut huruf-huruf Ibrani, menandakan kelengkapan dan kesempurnaan firman Tuhan sebagai pedoman hidup.
3. Dalam tradisi Israel, hukum (Torah) dipahami bukan sekadar kumpulan aturan, tetapi ajaran hidup yang menuntun relasi umat dengan Allah dan sesama.
4. Yesus Kristus menggenapi hukum Taurat (Mat. 5:17) sehingga hidup menurut firman bukan lagi legalisme, melainkan panggilan untuk menghidupi kasih dan kebenaran.
Arti dan Makna Teologis
Penerapan
1. Bagi Jemaat:
o Menjadikan firman Tuhan sebagai dasar keputusan sehari-hari, bukan hanya sekadar bacaan mingguan.
o Membentuk kebiasaan membaca Alkitab secara pribadi maupun keluarga, karena firman adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita (Mzm. 119:105).
2. Bagi Presbiter/Pelayan Tuhan:
o Menjadi teladan hidup yang berintegritas, selaras antara ucapan dan tindakan.
o Mengajarkan firman Tuhan dengan kesungguhan hati, bukan demi kepentingan diri.
3. Bagi Kehidupan Sosial:
o Firman Tuhan harus nyata dalam tindakan keadilan, kejujuran, dan kasih kepada sesama.
o Kehidupan yang mengikuti firman akan melawan arus budaya hedonis dan koruptif yang sering merusak masyarakat.
Kesimpulan
Kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam kekayaan, popularitas, atau kuasa duniawi. Pemazmur menegaskan bahwa kebahagiaan datang dari hidup dalam kesucian, menurut Taurat Tuhan. Firman Allah bukan hanya menjadi aturan, tetapi sumber sukacita, kekuatan, dan pengharapan. Yesus Kristus adalah teladan sempurna yang menghidupi hukum Allah, dan di dalam Dialah setiap orang percaya dapat menemukan kebahagiaan sejati.
Penutup / Power Statement
“Kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari apa yang kita miliki, melainkan dari siapa yang kita ikuti. Ketika hidup diarahkan oleh firman Allah, maka sukacita dan damai sejahtera akan menyertai sepanjang perjalanan hidup kita.”
Referensi
1. Gerald H. Wilson, Psalms Volume 2 (NIV Application Commentary) (Grand Rapids: Zondervan, 2002).
2. James L. Mays, Psalms (Louisville: John Knox Press, 1994).
3. Tremper Longman III, How to Read the Psalms (Downers Grove: InterVarsity Press, 1988).
4. Christopher J.H. Wright, Old Testament Ethics for the People of God (Downers Grove: IVP Academic, 2004).
5. Alkitab Terjemahan Baru, LAI (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011).
Komentar