Featured Post

Wartawan dan Assessor

Gambar
Membedakan Investigative Reporting dan Assessment Reporting: Antara Negative Thinking dan Positive Thinking Pendahuluan Dalam dunia profesional, baik jurnalisme maupun asesmen memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan pengambilan keputusan. Namun, investigative reporting (pelaporan investigatif) dan assessment reporting (pelaporan asesmen) berbeda secara mendasar dalam pendekatan, tujuan, dan paradigma berpikir yang digunakan oleh para pelakunya. Artikel ini mengulas perbedaan keduanya dengan menekankan pada orientasi berpikir — negatif versus positif — yang melandasi masing-masing praktik profesional. 1. Investigative Reporting: Mencari Fakta di Balik Fakta Investigative reporting adalah bentuk jurnalisme mendalam yang berupaya mengungkap hal-hal tersembunyi di balik peristiwa atau kebijakan publik. Ia dilakukan oleh wartawan profesional yang memiliki kompetensi dalam pengumpulan data, wawancara kritis, verifikasi, dan penulisan dengan standar etika jurnalistik tinggi (d...

Catatan Tambahan PJJ 7 – 13 September 2025

 

Thema: Berbahagialah Orang Yang Hidup Menurut Undang-Undang Tuhan (Malem Ate Ngikutken Undang-Undang Tuhan)

Nas: Masmur 119:1–7

Pembukaan

Setiap manusia pada hakikatnya mencari kebahagiaan. Namun pertanyaan yang mendasar adalah: apakah sumber kebahagiaan itu? Sebagian orang mencari kebahagiaan melalui kekayaan, jabatan, atau penghormatan. Akan tetapi pengalaman hidup dan kesaksian Kitab Suci menunjukkan bahwa kebahagiaan yang sejati hanya didapat ketika manusia hidup sesuai dengan firman Allah. Pemazmur menegaskan bahwa “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN” (Mzm. 119:1). Artinya, kebahagiaan bukan hasil dari pencapaian lahiriah, melainkan dari ketaatan batiniah pada perintah Allah.


Fakta

1. Kitab Mazmur 119 adalah pasal terpanjang dalam Alkitab dengan 176 ayat, seluruhnya berfokus pada keindahan, kekuatan, dan manfaat firman Allah bagi kehidupan umat-Nya.

2. Struktur pasal ini tersusun secara akrostik menurut huruf-huruf Ibrani, menandakan kelengkapan dan kesempurnaan firman Tuhan sebagai pedoman hidup.

3. Dalam tradisi Israel, hukum (Torah) dipahami bukan sekadar kumpulan aturan, tetapi ajaran hidup yang menuntun relasi umat dengan Allah dan sesama.

4. Yesus Kristus menggenapi hukum Taurat (Mat. 5:17) sehingga hidup menurut firman bukan lagi legalisme, melainkan panggilan untuk menghidupi kasih dan kebenaran.


Arti dan Makna Teologis

  1. Sebuah rahasia besar dipaparkan pada Nas Masmur ini. Bahwa tidak ada yang yang menjadi sumber kebahagiaan hidup selain menjalani kehidupan yang tidak bercela dan hidup sesuai Taurat Tuhan.
  2. Allah sendiri akan menuntun setiap hari cara hidup orang-orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati.
  3. Tuhan juga memilih seseorang yang hidupnya menjadi contoh dari yang digambarkan, dan orang itu adalah Yesus Kristus Tuhan.
  4. Orang yang nampaknya bahagia, orang yang nampaknya tidak bermasalah suatu saat akan mendapat malu karena perbuatannya.


Penerapan

1. Bagi Jemaat:

o Menjadikan firman Tuhan sebagai dasar keputusan sehari-hari, bukan hanya sekadar bacaan mingguan.

o Membentuk kebiasaan membaca Alkitab secara pribadi maupun keluarga, karena firman adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita (Mzm. 119:105).

2. Bagi Presbiter/Pelayan Tuhan:

o Menjadi teladan hidup yang berintegritas, selaras antara ucapan dan tindakan.

o Mengajarkan firman Tuhan dengan kesungguhan hati, bukan demi kepentingan diri.

3. Bagi Kehidupan Sosial:

o Firman Tuhan harus nyata dalam tindakan keadilan, kejujuran, dan kasih kepada sesama.

o Kehidupan yang mengikuti firman akan melawan arus budaya hedonis dan koruptif yang sering merusak masyarakat.

Kesimpulan

Kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam kekayaan, popularitas, atau kuasa duniawi. Pemazmur menegaskan bahwa kebahagiaan datang dari hidup dalam kesucian, menurut Taurat Tuhan. Firman Allah bukan hanya menjadi aturan, tetapi sumber sukacita, kekuatan, dan pengharapan. Yesus Kristus adalah teladan sempurna yang menghidupi hukum Allah, dan di dalam Dialah setiap orang percaya dapat menemukan kebahagiaan sejati.

Penutup / Power Statement

“Kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari apa yang kita miliki, melainkan dari siapa yang kita ikuti. Ketika hidup diarahkan oleh firman Allah, maka sukacita dan damai sejahtera akan menyertai sepanjang perjalanan hidup kita.”

Referensi

1. Gerald H. Wilson, Psalms Volume 2 (NIV Application Commentary) (Grand Rapids: Zondervan, 2002).

2. James L. Mays, Psalms (Louisville: John Knox Press, 1994).

3. Tremper Longman III, How to Read the Psalms (Downers Grove: InterVarsity Press, 1988).

4. Christopher J.H. Wright, Old Testament Ethics for the People of God (Downers Grove: IVP Academic, 2004).

5. Alkitab Terjemahan Baru, LAI (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011).




Komentar

Simson Barus mengatakan…
👍👍👍👍

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025