GBKP Menjadi Keluarga Allah yang Diutus untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia bagi Seluruh Ciptaan
Thema : Minggu Pendidikan: Rindu Mendengarkan Hal yang Baru (Mesikel Mbegi-Mbegi Kerna Si Mbaru)
Nas: Kisah Para Rasul 17:16–21
Minggu Pendidikan dalam gereja bukan hanya perayaan formal,
melainkan momentum untuk memperbarui kerinduan kita akan Firman Tuhan. Teks
Kisah Para Rasul 17 membawa kita ke kota Athena, pusat filsafat dunia, tempat
Paulus berdiri di hadapan orang-orang yang “tidak mempunyai waktu untuk sesuatu
selain mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru” (ay. 21). Pertemuan
ini menggambarkan ketegangan antara budaya yang haus akan kebaruan dengan Injil
yang membawa kabar keselamatan kekal.
1. Kesedihan Paulus di Athena
Paulus merasakan kesedihan mendalam karena kota itu dipenuhi patung berhala
(ay. 16). Kesedihan ini bukan sekadar emosional, melainkan teologis: Allah yang
hidup ditukar dengan buatan tangan manusia.
2. Dialog dan Diskusi
Paulus tidak tinggal diam. Ia berdiskusi di rumah ibadat, di pasar, bahkan
dengan filsuf Epikuros dan Stoa. Di sini, Paulus menunjukkan keberanian seorang
pelayan Kristus untuk memasuki ruang publik dengan Injil (ay. 17–18).
3. Sidang Areopagus
Orang-orang Athena membawanya ke Areopagus. Paulus dianggap sebagai pembawa
“ajaran baru” (ay. 19–20). Justru dalam forum inilah Injil diberitakan dengan
lebih luas.
4. Kebaruan dan Kerinduan
Orang Athena terkenal suka mendengar hal-hal baru (ay. 21). Namun kebaruan yang
mereka cari berbeda dengan kebaruan Injil. Bagi mereka, Yesus dan kebangkitan
adalah “perkara aneh”.
1.
Kesedihan Rohani sebagai
Buah Iman
Yohanes Calvin dalam Institutes menekankan bahwa hati yang diperbarui
Roh Kudus akan merasakan kesedihan mendalam melihat penyembahan berhala karena
hanya Allah yang layak dimuliakan (Inst. I.11.1)¹. Paulus menjadi teladan
bagaimana iman melahirkan sensitivitas rohani.
2.
Dialog dan Keterbukaan
Calvin menekankan pentingnya docilitas (kerendahan hati untuk
belajar). Seorang presbiter atau pelayan Kristus harus siap berdialog,
mendengar, dan sekaligus memberi kesaksian. “Kebenaran Allah tidak pernah
berkurang nilainya ketika diuji dalam percakapan dengan dunia” (Inst.
III.2.15)².
3.
Kesempatan yang Diciptakan
Allah
Bagi Calvin, Providentia Dei (pemeliharaan Allah) bekerja melalui
peristiwa sehari-hari. Areopagus adalah bukti bahwa Allah sendiri membuka
kesempatan bagi Paulus untuk memberitakan Injil. Tidak ada yang kebetulan;
semua adalah bagian dari rencana Allah.
4.
Kerinduan Mendengar yang
Baru
Calvin menegaskan bahwa kerinduan manusia akan kebaruan adalah tanda dari sensus
divinitatis (kesadaran akan keberadaan Allah)³. Namun, tanpa Injil,
kerinduan itu mudah tersesat. Oleh sebab itu, gereja harus mendidik jemaat —
sejak anak-anak — untuk menyalurkan kerinduan itu kepada Kristus.
1.
Bagi Anak dan Remaja
Dunia digital penuh dengan “hal-hal baru” yang memikat. Pendidikan Kristen
harus mengarahkan mereka agar tidak hanya mengejar kebaruan duniawi, tetapi
haus akan kebaruan Injil.
2.
Bagi Presbiter dan Pelayan
Kesedihan Paulus adalah panggilan bagi presbiter untuk peka terhadap degradasi
moral dan spiritual jemaat. Tugas kita adalah membuka ruang dialog, bukan
menutup diri.
3.
Bagi Jemaat Umum
Waktu adalah karunia. Jangan habiskan hanya untuk mendengar gosip atau tren
sesaat, tetapi sediakanlah waktu untuk mendengar Firman yang hidup.
Kebaruan sejati bukanlah informasi yang cepat usang, tetapi
Injil yang kekal. Seperti Paulus di Athena, gereja dipanggil untuk menjawab
kerinduan dunia akan kebaruan dengan memperkenalkan Kristus yang bangkit.
"Kebaruan dunia akan cepat usang, tetapi kebaruan
Injil kekal selamanya. Mari gunakan waktu kita untuk mendengar dan hidup di
dalam Firman Kristus."
Komentar