Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025

Gambar
  Thema: Tetap Kataken Bujur man Dibata Bahan: 1 Tesalonika 5:16–18 " Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Fakta Nas: Dalam surat ini, Rasul Paulus memberikan tiga instruksi penting kepada jemaat Tesalonika sebagai ekspresi hidup orang percaya yang matang dalam iman: Bersukacitalah senantiasa – Sukacita bukan sekadar emosi, tetapi sebuah keputusan rohani. Tetaplah berdoa – Sebuah ajakan untuk hidup dalam relasi terus-menerus dengan Allah. Mengucap syukurlah dalam segala hal – Menunjukkan respon iman, bukan tergantung pada keadaan. Ketiganya merupakan bagian dari kehendak Allah dalam Kristus Yesus. Arti dan Makna Teologis: Bersukacita senantiasa Sukacita dalam konteks teologis bukan bergantung pada situasi atau emosi, melainkan merupakan buah Roh (Gal. 5:22) yang muncul dari keyakinan bahwa Allah hadir, memelihara, dan berdaulat atas kehidupan. ...

Resesi Sex Semakin Mengkhawatirkan Singapura Permata GBKP Tidak Perlu Takut.

Mungkin istilah “Resesi Sex”  tidak terlalu tepat untuk menjelaskan penurunan kelahiran bayi karena keengganan pasangan muda untuk memiliki anak.   Singapura  adalah negara tetangga paling dekat dan mengalami tingkat resesi sex paling tinggi di Asia Tenggara.   Ada artikel yang menggambarkan bahwa tahun 2022  merupakan titik terendah dibanding tahun tahun sebelumnya.   Generasi muda di Singapura saat ini semakin enggan memiliki anak, padahal negara memberi subsidi jika ada keluarga yang memiliki anak.   Anak pertama dan kedua   diberi subsidi sampai SG$ 11.000 (sekitar Rp 124,6 juta) dan subsidi nya diberi lebih besar lagi untuk anak ketiga SG$13.000. 


Namun tetap saja pasangan muda enggan memiliki anak.  Salah satu alasannya karena besarnya biaya hidup saat ini di Singapura.  Memang biaya hidup di Singapura diberitakan salah satu yang paling tinggi di dunia, sehingga Singapura dinobatkan sebagai salah satu negara termahal di dunia.  Dikabarkan bahwa biaya membesarkan anak bisa sampai SG$280.000 sampai SG$560.000.  Untuk satu tahun pertama saja seorang bayi memerlukan biaya sekitar SG$14.000. Woooww. 

Biaya hidup yang tinggi membuat pasangan muda enggan memiliki anak,  di Asia ada beberapa negara mengalami resesi sex ini. Selain Singapura juga Korea Selatan dan Jepang.  Khabarnya di China juga ada tren peningkatan resesi sex.  Bagaimana dengan di Indonesia ?  Nampaknya Indonesia masih aman dari tren resesi sex ini.  

Sebenarnya bagi pasangan, lebih bahagia kah mempunyai anak atau tidak mempunyai anak ?  Bagaimana pemikiran Anda ?  Dikatakan bagi pasangan yang saat ini sudah berusia 35 tahun keatas d Singapura  mereka rata rata punya anak.   Namun pasangan muda yang saat ini berusian 24 tahun – 33 tahun sudah enggan untuk memiliki anak/keturunan.  Kalau di Indonesia, saat ini setiap pasangan muda yang menikah segera merindukan kelahiran anaka anak sebagai penyempurna kebahagiaan mereka.

Bagaimana dengan Anda adik adik permata GBKP ?   Perlu Anda ingat, bahwa tujuan pernikahan orang kristen ada 3 yaitu :

1. Kasih.  Mahligai rumah tangga adalah tempat untuk memberikan kasih yang setulus tulusnya dan sebesar besarnya untuk pasangan hidup kita.

2. Kebahagiaan.  Orang menikah untuk bahagia, jadi seorang wanita akan lebih  bahagia hidupnya jika ada seorang laki laki yang menjadi suaminya, sebagai pelindungnya, sebagai teman, sebagai partner sehingga apapun yang tidak bisa dia lakukan sendiri, bisa dia lakukan bersama suaminya.  Seorang laki laki lebih berbahagia hidupnya karena ada seorang wanita yang menjadi penolongnya, menjadi pendamping setianya selama dia hidup di dunia ini. 

3. Keturunan.  Bagi orang kristen pernikahan atau rumah tangga mempunyai misi khusus, misi mulia untu melahirkan anak sebagai penerus kehidupan di dunia ini.   Jadi ide pertama untuk menikah, dari Tuhan sang pencipta.  

Jangan jangan di Singapura dan negara negara maju yang mengalami resesi sex tidak ada pejelasan mengenai tujuan pernikahan ini.  Sehingga ketakutan ekonomis menjadi faktor utama penyebab timbulnya resesi sex. Seharusnya, ketakutan ketakutan kekurangan biaya untuk membesarkan anak bisa diatasi dengan memahami tujuan sakral  pernikahan. Sebab Tuhan pasti menolong.

Jadi untuk anak anak  Permata jangan takut menikah dan memiliki anak.  Sebab membesarkan anak bukan dengan biaya, tapi dengan kasih sayang dan iman kepada Tuhan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025