Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

Reformasi Gereja, Sebuah Artikel Sebagai Tugas Katekisasi di GBKP Graha Harapan

  Oleh 

Catherine Ivana Br Ginting

1. Mengapa terjadi reformasi Gereja dan tahun berapa? 

Reformasi Gereja terjadi pada tahun 1517, tepatnya tanggal 31 Oktober 1517. Hari reformasi Gereja diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1517 (abad 16) Ketika Marthin Luther menempelkan 95 dalil di pintu Gereja Wittenberg, Jerman yang berisikan seruan pembaharuan bagi Gereja Katolik Roma. Reformasi Gereja terjadi karena Gereja dianggap telah melakukan penyimpangan. Pada saat itu, Luther melihat ketidaksesuaian antara teologi dan praktik Gereja dengan ajaran Alkitab. Misalnya : Penjualan surat indulgensi yang menjadi sumber utama dari penghasilan Paus, Gereja juga penuh dengan korupsi, jabatan-jabatan gerejawi dibeli oleh kaum bangsawan yang kaya dan dipakai untuk meraup kekayaan dan kekuasaan yang lebih besar. Seorang diantaranya yaitu Albertus dari Brandenburg yang membeli jabatan Uskup Agung Mainz dengan uang pinjaman dari bank Fuggers dan harus mencari jalan untuk mengembalikan utang tersebut. Paus telah mengizinkan penjualan indulgensia di kawasan Albertus, sejauh separuh jumlah yang dipungut dapat membiayai Pembangunan Basilika Santo Petrus di Roma, sisanya untuk Albertus.

Chaterine Ivana Br Ginting, Peserta Katekisasi 2023 GBKP Rgn Graha Harapan


2. Siapa saja tokoh reformasi Gereja?

a) Marthin Luther

Titik awal dimulainya reformasi adalah ketika Martin Luther memaku selembar kertas yang berisi 95 kritik terhadap otoritas Gereja Katolik. Aksi ini dilakukan di depan sebuah gereja di Wittenberg, Jerman, pada 31 Oktober 1517. Saat itu, Martin Luther dikenal sebagai seorang biarawan dan dosen di sebuah universitas di Wittenberg. Pada 1521, Luther dipanggil ke hadapan Dewan Worms dan secara resmi dikucilkan oleh Gereja Katolik. Tidak hanya itu, Dewan Worms mengutuk aksi Luther dan melarang warga Kekaisaran Romawi Suci untuk membela ataupun menyebarkan gagasan-gagasannya. Atas perlindungan Frederick III, Luther kemudian menerjemahkan Alkitab dari bahasa latin ke bahasa Jerman. Alhasil, legitimasi para imam Katolik pun terancam karena orang-orang tidak perlu bergantung padanya untuk menafsirkan Alkitab. Pada akhir reformasi, Lutheranisme telah menjadi agama di sebagian besar wilayah Jerman, Skandinavia, dan Baltik.

 

b) Ulrich Zwingly

Ulrich Zwingly lahir pada 1 Januari 1484 di Toggenburg, Swiss, dan meninggal pada 11 Oktober 1531. Dalam gerakan Reformasi Gereja, Zwingli sepakat dengan Martin Luther tentang keselamatan oleh iman dan kasih. Namun, ia berbeda pendapat dengan Luther terkait kehadiran Kristus dalam sakramen ekaristi atau ritual keagamaan. Zwingli berpendapat bahwa kehadiran Kristus dalam sakramen lebih bersifat spiritual.

c) Yohanes Calvin

Calvin lahir di Noyon, Perancis, pada 10 Juli 1509 dan meninggal di Jenewa, Swiss, pada 27 Mei 1564. Dalam pandangan terkait Reformasi Gereja, Calvin secara tidak langsung dipengaruhi oleh Desiderius Erasmus, seorang Teolog asal Belanda. Calvin berpendapat bahwa keselamatan dan pengampunan dosa hanya diperoleh melalui iman, bukan dengan perbuatan baik yang bermakna bahwa seseorang dari awal telah dipilih Tuhan untuk diselamatkan. Namun, hal itu menimbulkan kontroversi karena dianggap tidak adil apabila Tuhan telah menentukan keselamatan seseorang terlepas dari bagaimana iman dan perbuatannya.

d) Desiderius Erasmus

Lahir pada tanggal 27 Oktober 1469 di Rotterdam, Belanda dan meninggal pada tanggal 12 Juli 1536 di Basel, Swiss. Gerakan reformasi Erasmus tidak sepenuhnya terjadi sebelum Martin Luther, namun bersamaan dengan masa gerakan reformasi Luther. Sebagai orang yang terpelajar, Erasmus sendiri dikenal dengan partisipasinya dalam menterjemahkan Alkitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa sehari-hari yaitu Yunani Kuno. Karena pemahamannya akan bahasa Latin dan Yunani, ia dapat membandingkan naskah-naskah Alkitab pada zaman itu dan menyadari bahwa pengertian akan Alkitab semestinya terbuka bagi banyak orang. Kitab Suci hasil terjemahan Erasmus kemudian dijadikan pegangan bagi orang-orang dalam menterjemahkan Alkitab ke bahasa-bahasa lain di Eropa. Bahkan, hasil terjemahan Erasmus itu dipercaya juga menjadi dasar bagi para tokoh-tokoh reformasi yang muncul pada abad ke-16 dan seterusnya (seperti Martin Luther). Walau demikian, ketika Luther melakukan gerakan reformasinya, Erasmus mengambil sikap “netral”, dalam arti ia tidak sepenuhnya setuju dengan Luther. Namun, ia sendiri juga tetap menentang Gereja Katolik Roma dalam beberapa hal dan mendukung adanya reformasi dalam tubuh gereja.

e) John Knox

John lahir pada tahun 1514 di Haddington dan meninggal pada 24 November 1572 di Edinburgh, Skotlandia. Gerakan reformasinya dipengaruhi oleh John Calvin dan ia turut serta dalam pendirian gereja Presbitarian. Latar belakang gereja di Skotlandia saat itu adalah rakyat yang marah dengan kekayaan yang ditimbun oleh gereja dan tindakan asusila yang dilakukan tokoh gereja. Dengan latar belakang demikian, orang-orang kemudian mulai berpaling pada Protestanisme yang masuk dari Eropa. Namun, adanya larangan dari gereja membuat Knox yang kemudian telah berprofesi sebagai pastur di tahun-tahun berikutnya harus melarikan diri ke Jenewa dimana ia bertemu dengan Calvin. Dalam perkembangannya, Knox kemudian berkali-kali melakukan perjalanan keluar dari dan kembali ke Skotlandia. Dalam tahun-tahun itulah ia kemudian menjadi pastur yang memiliki pengaruh besar dalam menyebar luaskan Protestanisme di Skotlandia.


3. Apa keunikan masing-masing tokoh tersebut?

a) Marthin Luther

Martin Luther menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak menyetujui perbuatan manusia sebagai amal untuk mendapat keselamatan, melainkan seorang diselamatkan hanya melalui iman semata dan berdasar rahmat Allah sebab walaupun ia berdosa ia dibenarkan oleh Allah. Hanyalah rahmat Allah manusia diselamatkan dan dibenarkan.

Theologia Crucis : Luther mengajarkan bahwa pemahaman tentang Allah yang sejati ditemukan melalui salib Kristus, bukan melalui kebijaksanaan manusia. Ini menekankan pentingnya penderitaan Kristus dalam pemahaman tentang Allah.

Marthin Luther menempelkan 95 dalil di pintu Gereja Wittenberg, Jerman yang berisikan seruan pembaharuan bagi Gereja Katolik Roma

Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman

b) Yohanes Calvin :

Ia mengajarkan doktrin predestinasi (penentuan nasib manusia oleh Allah sebelum penciptaan), pemilihan kasih (keselamatan hanya diberikan kepada orang-orang pilihan Allah), dan kedaulatan Allah (kekuasaan mutlak Allah atas segala sesuatu).

Sistem Teologi Reformed: Calvin adalah salah satu pendiri teologi Reformed, yang mengemukakan pandangan teologis yang berpusat pada otoritas Alkitab dan pemahaman yang mendalam tentang kedaulatan Tuhan.

c) Ulrich Zwingli. 

Zwingli mengemukakan 67 dalil yang diawali dengan: "Setiap orang yang berkata bahwa Injil tidaklah sah tanpa konfirmasi dari gereja, maka ia telah bersalah dan memfitnah Allah." 

Salah satu perbedaan utama antara Zwingli dengan para reformator lainnya adalah pandangan tentang perjamuan kudus. Zwingli berpendapat bahwa perjamuan kudus hanya merupakan persekutuan simbolis atau peringatan mengenai kematian Kristus, bukan transformasi literal dari roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus.

d) Desiderius Erasmus

Edisi Perjanjian Baru Yunani: Erasmus membuat edisi baru dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani kuno, yang dikenal sebagai “Novum Instrumentum” atau “Perjanjian Baru Baru.” Edisi ini membantu mempromosikan studi Alkitab dalam bahasa aslinya dan memengaruhi perkembangan pemikiran teologi.

Erasmus tidak mendukung pemisahan diri dari gereja Katolik atau perpecahan besar yang dilakukan oleh reformator seperti Luther. Sebaliknya, dia berusaha untuk merombak gereja dari dalam dengan pembaruan moral dan pendidikan.

e) John Knox

Penentangan terhadap Gereja Anglikan: Knox aktif menentang Gereja Anglikan dan ajaran-ajaran yang ia anggap terlalu mirip dengan Gereja Katolik.


4. Apa dampak reformasi Gereja sampai saat ini?

a) Lahirnya Aliran Protestanisme 

Latar belakang reformasi gereja dikarenakan Martin Luther yang tidak setuju dengan kebijakan Gereja Katolik Roma saat itu yang memperjualbelikan surat pengampunan dosa. Ketidaksetujuan Martin Luther ini akhirnya mendorong Martin Luther dan pengikutnya untuk mendirikan gereja sendiri. Gereja yang didirikan sebagai bentuk protes terhadap Gereja Katolik Roma ini disebut sebagai aliran Protestanisme. Aliran protestanisme ini juga dianut oleh beberapa pemeluk agama di Indonesia dan menjadi salah satu dampak reformasi gereja bagi Indonesia. Reformasi Gereja menyebabkan ))agama Nasrani terpecah menjadi dua, yaitu Katolik Roma dan Kristen Protestan.

b) Dampak Reformasi Gereja juga berhasil menerjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa sehingga pemaknaannya tidak hanya dipegang oleh satu pihak.

c) Reformasi Gereja juga melahirkan berbagai praktik gereja seperti Lutherisme, Calvinisme, Evangelis, Anglikan, Methodis, Pentakosta, dan lain sebagainya.

Reformasi juga menimbulkan revolusi, perang, dan persekusi. Berikut beberapa catatan peristiwa sejarahnya:

Berkembangnya Protestanisme dengan berbagai nama di beberapa Negara Eropa seperti Calvinis di Belanda, Presbyterianism di Skotlandia, dan Puritans di Inggris.

Terjadi beberapa konflik agama di Perancis yang berujung perang.

Spanyol dan Perancis berperang melawan Protestan Belanda.

Di Jerman terjadi konflik berdarah yang lebih dikenal dengan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) dan menewaskan sekitar 7,5 juta jiwa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023