Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Februari 2025

Renungen : Jakup 5 : 13 – 18
Tema: “Ulih Pertoton”
5:13 Adi
lit sekalak i bas kam ngenanami kiniseran, ertotolah ia man Dibata. Adi lit si
ermeriah ukur, rendelah ia muji Dibata.
5:14 Adi
lit si sakit, idilonalah pertua-pertua i bas perpulungen, gelah itotoken
pertua-pertua e ia dingen iminakina i bas gelar Tuhan.
5:15 Pertoton
si bage, si ibahan alu tek man Tuhan tentu pepalem kalak si sakit e. Malem me
ia ibahan Tuhan i bas penakitna e nari, janah ialemi Tuhan me dosana si enggo
ibahanna.
5:16 E
maka akukenlah dosandu sekalak-sekalak i lebe-lebe temanndu, janah ertotolah
kam pekepar kerna teman, gelah malem kam. Pertoton kalak si bujur ergegeh kal.
5:17 Nabi
Elia pe manusia nge bali ras kita. Alu tutus ate ertoto ia gelah ola nusur
udan, jenari lego telu setengah tahun dekahna.
5:18 Kenca
ertoto ka ia mulihken, reh udan i langit nari, jenari taneh mereken asilna
Fakta
1. Tulisan penggembalaan Rasul Jakobus
pad perikop ini mengindikasikan bahwa ertoto adalah bagian dari kinata hidup
sehari hari. Hidup tanpa doa, bukan lah hidup yang sebenarnya
a. Doa orang yang mengalami penderitaan
b. Doa orang yang sedang sakit
c. Doa pengampunan dosa.
2. Rasul Jakobus mendorong keterbukaan
yang sangat dalam, dimana pada ayat 16 dikatakan bahwa setiap orang mengakukan
dosanya di depan teman temannya, dan saling mendoakan satu sama lain supaya
semuanya makin sehat.
3. Rasul Jakobus memberikan sebuah
contoh tentang doa yang dikabulkan saat Nabi Elia meminta kepada Tuhan untuk
tidak memberikan hujan, dan saat menodakan supaya hujan turun
Penekanan dan
Perenungan lebih dalam
1. Berdoa haruslah menjadi life style
ataupun gaya hidup orag Kristen. Berdoa
bukan lagi sebuah kegiatan yang dilakukan pada saat saat tertentu saja. Pada saat ada masalah, pada saat ada perbeben baru berdoa, namun bagi kam dan
aku berdoa itu adalah sebuah kebutuhan hidup kita sehari sehari. Berdoa harus menyatu dengan karakter kita, menyatu dengan
gaya bicara kita, menyatu dengan etos kerja kita. Berdoa benar benar menjadi sebuah pembeda
bagi kita dengan masyarakat dunia. Kita berdoa
bukan lagi untuk memohon sesuatu, tapi kita bedoa karena memang kita suka
berdoa, dan hidup kita adalah untuk berdoa.
JIka berdoa sudah menjadi kebiasaan hidup kita, maka apapun situasi
hidup kita akan kita sampaikan kepada Tuhan yag Maha Kuasa. Dan tentu saja, TUHAN pasti akan memperhatikan sebagaimana Tuhan memperhatikan doa Salomo, doa Koernelius, doa Eliezer. Woooww kerennn.
2. Kebiasaan berdoa dan kebiasaan saling mendoakan akan menciptakan keterbukaan
diantara kita. Sebab pada saat kita
saling mendoakan maka kita sedang dalam proses untuk tidak merasa malu
menyatakan sebenanrnya keadaan diri kita termasuk kelemahan kelemahan kita.
Itulah sebabnya, Rasul Jakobus mengatakan bahwa doa yang saling terbuka akan
kelemahan kelemahan akan membuat sekat sekat tidak ada lagi. Dan hal ini yang akan menyembuhkan. Saling mendoakan di dalam keluarga
akan membuat seluruh keluarga sehat, saling mendoakan sesama serayan akan
membuat seluruh serayan itu sehat dan saling menguatkan.
3. Pada saat kebiasaan bedoa ini sudah menyatu dengan karater kita, menyatu dengan iman kita maka hal hal yang besar dan miracle akan terjadi. Sebab TUHAN selalu hadir dalam setiap doa yang kita panjatkan, bahkan ada nya niat untuk meminta sesuatu kepada TUHAN pun muncul karena TUHAN yang memunculkannya dalam benak kita. Dengan berdoa kepada Tuhan, maka TUHAN sudah mengajari kita untuk meminta kepadaNYA sesuatu yang benar benar kita butuhkan. Tentu apa yang didapat dengan berdoa berbeda dengan apa yang didapat tanpa doa. Dialog TUhan dengan Salomo mengajar kita bahwa TUHAN mau bertanya kepada kita apa yang kita inginkan, butuhkan, untuk keberhasilan pelayanan kita. Pasti lit Ulih Si Mehuli ibas pertotonta, sebab eme sura sura TUHAN nandangi kita anak anakNa. Amin. Puji Tuhan
Komentar