Featured Post

Pekan Doa 2024 Berngi 2.

Gambar
  Thema : Ersada Ukur Ibas Pertoton Nas : 1 Petrus 3 :  8 - 12  Nas Renungen  1 Petrus 3:8-12 (KARO)  Dage kedungenna ersada min ukurndu ras ersada min penggejapenndu. Sikeleng-kelengen min kam bagi ersenina, dingen mesayang janah meteruk min ukurndu sekalak nandangi si debanna. Ula balas perbahanen si jahat alu si jahat, ntah sumpah alu sumpah. Tapi balaslah alu pasu-pasu, sabap pasu-pasu me si ipadanken Dibata IberekenNa man bandu, asum kam IdiloNa. Bagi lit tersurat i bas Pustaka Si Badia, "Kalak si mesikel nggeluh cawir metua dingen senang, la banci melasken si jahat, bage pe la banci erbual. Arus jera ia i bas perbahanen-perbahanen si jahat nari, jenari ibahannalah si mehuli; arus idaramina tuhu-tuhu perdamen alu bulat ukur. Sabap Tuhan tetap natap kempak kalak bujur, janah tetap IbegikenNa pertotonna; tapi IlawanNa kalak si ndalanken perbahanen si jahat." Fakta dan Makna  1. Dage kedungenna ersada min ukurndu ras ersada min penggejapenndu. Sikeleng-kelengen min kam ba

Mengenal H Tempel Tarigan Semangat dan Jiwa Wartawannya Tetap Menyala

 Oleh Krisman Kaban

 Kehidupan ibarat sebuah buku yang tidak pernah selesai ditulis. Semakin jauh seseorang berjalan, makin banyak yang dilihat. Perjalanan hidup seorang H Tempel Tarigan bisa jadi sebagai gambaran orang-orang Karo yang sangat sulit ketika itu.

Hal itu tercermin dari tulisan berupa kisah nyata kehidupan dari perjuangan untuk bebas dari kemiskinan hingga perjuangan asmaranya  yang dimuat berseri di media sosialnya dalam beberapa waktu terakhir. Luar biasa. Sungguh mengagumkan.

Kisah menarik seorang anak Desa Tanjung Merawa yang gigih berjuang ini sangat menginspirasi, paling tidak membuka  kembali memori lama bagi orang Karo dizamannya. Apa yang ditulis dalam novelnya Jandi La Surong adalah ikhtiar literer untuk mengenal H Tempel Tarigan dalam perjalanan hidupnya.

Sosok seorang pemberani, nekat tapi rasional. Cepat berpikir dan memiliki pengetahuan yang luas. Mulai dari bidang politik, ekonomi, budaya hingga bisnis. Mungkin itu karena latar belakang pendidikannya sebagai jurnalis yang menuntut setiap wartawan harus menjadi generalis.

Harus tahu semua hal, meski hanya kulit-kulitnya alias tidak mendalam. Itu syarat mutlak sekaligus modal utama bagi jurnalis. Ketika ketemu dengan nara sumber penting, si wartawan selalu sigap menanyakan tentang suatu hal sesuai dengan bidang yang ditangani nara sumber.

Jurnalis atau wartawan merupakan agen informasi yang dipercaya dan selalu dijadikan rujukan bagi masyarakat, sekalipun kadang wartawan asal ngomong aja sesuai feeling atau pun berdasarkan logika. Tapi semua orang umumnya percaya karena wartawan itu memang harus jujur memberikan informasi yang diperolehnya.

HM Tempel Tarigan : sumber foto https://www.facebook.com/photo.php?


Karena itu, meski tidak lagi aktif secara formal bekerja di sebuah media harus selalu siap-siap memberi jawaban, kalau ada yang menanyakan. Sebab ada saja yang selalu bertanya. Dan wartawan harus selalu bisa memberikan jawaban. Cara kerja wartawan memang mirip seperti intelijen, sehingga selalu bisa menghubung-hubungkan secuil info dengan fakta yang dilihat.

Cerita-cerita di media social yang diluncurkan Tempel Tarigan sangat menarik dibaca. Ceritanya mengalir dan membawa pembaca ikut hanyut seolah-olah ada pada peristiwa dalam cerita. Terbukti kisah-kisah percintaan Bapak Tempel Tarigan semasa muda dijadikan novel dan juga diangkat ke layar lebar.  Tidak semua jurnalis memiliki kemampuan seperti itu.  Pencapaian  tertinggi seorang jurnalis atau wartawan adalah menulis buku. Semua itu telah terwujud dalam diri seorang  Bapak H Tempel Tarigan.

Saya mengenal Bapak Tempel Tarigan sekitar tahun 1994 silam. Perkenalan saya dengan Bapak Tarigan ini  terkait dengan urusan keluarga. Kebetulan Bapak Tarigan merupakan keluarga dekat dari calon istri saya, sehingga ketika memasuki tahapan serius atau pernikahan, maka bapak Tarigan yang tampil super sibuk. Karena posisinya dalam adat karo sebagai anakberu di keluarga besar Singarimbun Desa Tanjung Merawa, Tiganderket.

Nah sejak itu hubungan kami semakin akrab dan sering bertemu di acara pesta maupun keluarga. Setiap bertemu Bapak Tarigan selalu ada topik yang dibahas mulai dari politik, ekonomi, buaya, adat istiadat Karo  hingga masalah-masalah yang sedang hot di masyarakat. Mungkin karena sama-sama berlatarbeakang jurnalis, maka kami cepat nyambung. Bapak Tarigan pernah sebagai jurnalis di Koran Merdeka, Majalah Topik dan pernah mewawancarai sejumlah tokoh sampai pejabat sekelas menteri. Juga pernah mewawancarai Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Frans Seda (Menteri Perhubungan ketika itu) dan lain-lain.

Penampilannya sangat simpati, gaya bicara  lugas dan tidak bertele-tele. Kawannya banyak di berbagai latarbelakang suku, agama, budaya, tokoh masyarakat level nasional hingga lokal, kaum intelektual hingga supranatural. Dari mantan pejabat dan para pejabat yang masih aktif.

Pak Tempel Tarigan memang dikenal sangat  luwes dan mudah bergaul. Jadi, gampang akrab dengan siapa saja. selalu ada saja jadi topik menarik diceritakan ketika ketemu orang, sehingga mereka merasa nyaman dan langsung ngobrol akrab.

Pernah aktif di berbagai organisasi. Dari organisasi suku Karo hingga organisasi antar negara seperti  oranisasi pertukaran budaya Indonesia-Tionghoa. Wajar jika Pak Tarigan Ini sering bolek-balik ke Negeri Tirai Bambu China. Kemampuannya memberi gagasan sekaligus sebagai problem solving menjadikan Pak Tarigan bisa diterima dengan baik di mana-mana. Itulah yang dimiliki Bapak Tempel Tarigan.

Dia juga selalu meng-update informasi, sehingga dengan mudah akrab dengan siapa saja. Saat ini pun ketika usianya sudah memasuki hamper 78 tahun, masih aktif sebagai paguyuban persatuan bangsa di Pemprov DKI. Melalui forum ini pula, Pak Tarigan bisa dekat dengan Gubernur Anies Baswedan.

Hingga hari ini Pak Tarigan masih aktif menulis di media social dan setiap topik yang ditulis selalu mendapat respon menarik dari masyarakat, khususnya masyarakat Karo. Cerita yang ditampilkan selalu orisinil, kisah nyata yang dialami. Luar biasa Pak Tarigan.

Faktor usia tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap menulis, bahkan semakin produktif menulis. Semangat  jurnalisnya tidak pernah padam. Sejatinya wartawan memang tidak pernah pensiun. 

Salam sehat dan selamat HUT ke-78 Bapak H Tempel Tarigan. Salam Sehat Selalu. *

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023