Sebuah hasil temuan ilmiah mengatakan bahwa Ahok, Gubernur DKI lebih dicintai daripada DPRD DKI Jakarta. Adalah lembaga survey Cyrus Network yang menyimpulkan bahwa secara Individu Gubernur DKI Ahok lebih dicintai daripada lebih 100 orang anggota DPRD DKI. Salah satu alasannya dikatakan oleh lebih 1000 orang yang disurvey adalah karena rakyat Jakarta merasa tidak kenal dan tidak diwakili oleh lembaga DPRD. Padahal semua anggota DPRD adalah pilihan rakyat melalui PILKADA.
Lalu apa respon anggota DPRD sendiri? Dua orang pentilannya eh, pentolannya yaitu Mukhamat Taufik (Partai Gerindra) dan Abraham Lunggana (Haji Lulung) dari PPP mengatakan, tidak ”mungkin. Mukhamad Taufik mengatakan sambil bertanya, “rakyat mana yang lebih mencintai Ahok?”. Yang lebih kontroversial ialah pernyataan dari Haji Lulung yang mengatakan bahwa survey itu pasti hasil pesanan.
Mungkin kah hasil Cyrus Network dipesan oleh Ahok ? Menurut saya tidak mungkin. Ada beberapa alasan yang sangat kuat. Lembaga survey Cyrus network tidak mungkin melakukan pesanan atau melayani pesanan, sebab jika hal itu terjadi maka tamat lah riwayat nya, dan sampai kapanpun tidak akan mempunyai kredibilitas lagi sebagai lembaga survey.
Pada Pilpres tahun lalu beberapa lembaga survey yang “memenangkan” calon presiden Prabowo dan Hatta Rajasa pada akhirnya menjadi masalah, dan tenggelam. Jadi tidak lah mungkin lembaga survey yang sudah punya nama dan kredilitas seperti Cyrus Network melakukan survey berdasarkan pesanan untuk pencitraan seseorang.
Alasan kedua adalah dari Ahok sendiri yang dituduh oleh Haji Lulung memesan survey untuk melakukan pencitraan. Ahok melakukan pencitraan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Saya melihat ada 3 alasan mengapa Ahok tidak mungkin melakukan pencitraan.
Alasan yang pertama adalah dari gaya bahasa Ahok. Ahok terkenal sangat tegas, berani dan tanpa tedeng aling aling kalau berkata kata. Kalau Ahok punya niat melakukan pencitraan pasti dia selalu mengatur kata katanya supaya enak didengar, dan orang semakin simpati kepada dia. Mana pernah Ahok berkata lembut jika dia menemukan sesuatu yang tidak beres. Jadi dalam kamus Ahok tidak ada pencitraan, apalagi memesan survey.
Alasan kedua adalah keputusan Ahok untuk keluar dari Partai Gerindra beberapa waktu yang lalu. Jika memang seorang Ahok ingin sekali memelihara image (citra) dirinya tidak mungkin lah dia keluar dengan gagah berani dari partai politik yang mengusungnya. Saat Ahok keluar dari Partai Gerindra dia segera di bully oleh petinggi Partai Gerindra. Dan hasil bullying ini sangat ramai di media mainstream dan on line kala itu. Adakah Ahok ingin mempertahankan nama baik ? Tidak ada, justru kalau Ahok ingin mempertahankan nama baik dia tidak akan keluar dari Partai Gerindra.
Alasan ketiga sangat mendasar atau sangat filosofis sekali. Visi Ahok mau menjadi bupati, atau menjadi gubernur sangat mulia dan sangat mendasar sekali. Dalam acara acara yang lebih bersifat spiritual Ahok sering berkata bahwa motivasi utamanya adalah menciptakan struktur pemerintahan yang lebih memperhatikan atau melayani rakyat kecil.
Sebuah kesaksian Ahok ketika mendengar khotbah tentang Orang Samaria yang baik di suatu gereja saat dia mengikuti kebaktian. Kala itu Ahok merasa tertantang untuk melakukan kebaikan secara struktural. Melakukan Charity (kebaikan personal) gampang namun yang tertolong hanya satu atau dua orang saja. Bagaimana negara bisa menolong rakyatnya, itulah yang menantang dalam jiwa Ahok, sehingga terdorong untuk menjadi Gubernur. Jadi motivasi pribadi untuk menjadi gubernur kecil sekali dalam paradigma Ahok. Tak mungkin pula lah Ahok melakukan pencitraan kalau motivasinya seperti itu.
Dengan empat alasan diatas, saya melihat tuduhan Haji Lulung bahwa Ahok memesan sangat tidak masuk akal. Tapi mengapa Haji Lulung mengatakan bahwa hasil survey Cyrus Network adalah pesanan Ahok? Logikanya menurut saya Haji Lulung tidak mampu menganalisa dan memberikan jawaban yang lebih ilmiah mengapa Ahok lebih dicintai warga Jakarta. Jawaban Haji Lulung muncul karena dia pada saat ditanya wartawan mungkin sedang linglung.
Komentar