Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 3 – 9 Nopember 2024

Gambar
    Ulangan 10 : 12 - 22 Thema : Ndalanken Kebujuren                                 Ulangan 10 : 12 – 22 10:12 "Genduari o, bangsa Israel, begikenlah kai si ituntut TUHAN Dibatandu man bandu: Sembah lah TUHAN ; dahiken kerina si iperentahkenNa. Kelengi lah Ia; dahi lah dahinNa alu bulat ukurndu , 10:13 dingen ikutken kerina undang-undangNa. Kubereken undang-undangNa man bandu sendah tama kesangapen man bandu . 10:14 Langit si meganjangna kal pe TUHAN empuna. Doni ras kerina isina pe TUHAN kap empuna. 10:15 Tapi mbelin kal kekelengen TUHAN man nini-ninindu, e maka ipilihNa kam i bas kerina bangsa-bangsa nari; janah seh asa genduari pe kam tetap denga bangsa pilihenNa. 10:16 E maka mulai genduari nari, erkemalangenlah man TUHAN olanai mekeng. 10:17 TUHAN Dibatandu, ganjangen kap asa kerina dibata-dibata ras gegehen asa kerina kuasa-kuasa si deban. Ia kap Dibata si mbelin dingen mbisa, janah si nasa lit mbiar man baNa. La Ia rayo-ayo ras la Ia nggit ngalo sogok.

HOSIANA



Sebuah pesta amat besar dilakukan penduduk Kota Yerusalem saat mereka kedatangan seorang tamu yang melakukan blusukan. Dituliskan dalam Markus 11 : 1-11 sang tamu itu adalah orang yang unik, namun sangat terenal dan sangat berkuasa sekaligus sangat rendah hati, Dia adalah Sang Mesias Yesus Kristus. Orang orang Yahudi penduduk Yerusalem  berteriak  bergembira,  berlarian, dan melambai lambaikan ranting ranting hijau dedaunan yang sengaja mereka petik di ladangnya.  Mereka total dan sungguh sungguh mengadakan pesta penyambutan tersebut bahkan sebagian membuka baju dan jubahnya dan membentangkannya dijalanan yang dilalui Yesus Kristus yang datang dengan  menunggangi keledai.

Keledai adalah tunggangan para petani,  yang lebih sering dipergunakan untuk membawa  beban, bukan manusia,  bukan   panglima atau prajuritnya apalagi Sang Raja. Tapi mengapa Yesus Sang Mesias Raja seluruh semesta datang dengan menunggangi keledai?  Apalagi keledainya sendiri masih sangat muda dan belum pernah sekalipun dinaiki.  Sekarang ahli ahli kehewanan  atau para dokter   veteriner tahu bahwa seekor keledai pasti ngamuk dan memberontak jika pertama kali ditunggangi.  Mengapa ketika Yesus menunggainya si keledai muda ini diam, manut dan sama sekali tidak berontak?

Maka berteriak, bernyanyi, bergelak lah semua penduduk Yerusalem itu. Dan yang paling aneh dan menakjubkan adalah ketika mereka menerikan sebuah  kata  yang sangat jarang mereka ucapkan.   Sebuah kata yang mengandung makna yang sangat dalam, kata kata yang tidak akan pernah diserukan atau diucapkan kepada raja dari negara manapun, segagah dan seberkuasa apapun dia.  Kata yang hanya diucapkan kepada Raja yang datang mengendarai keledai, bukan kuda atau limousine atau Mercedes tahan peluru.

Sebab kata itu bermakna suci dan diucapkan untuk memadukan dua hal yang sangat sulit dipadukan.Sebab kata itu bermakna rintihan permohonan yang sangat menghiba sekaligus pujian yang amat tinggi.  Kata itu pengertian makna nya (bukan istilahnya) pernah diucapkan oleh Pemasmur ketika dia berada dalam keadaan totalitas kesadarannya sebagai manusia yang butuh keselamatan  dan memohon kepada seseorang  dan satu satunya yang mampu memberikan keselamatan kekal. 

Makanya dituliskan dalam Masmur 118 : 25-26  rintihan dan pujian itu :
Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan, Ya Tuhan berilah kiranya kemujuran (rintihan)
Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan (pujian)

Mereka meneriakkan kata itu, Hosana. Lebih jelasnya dituliskan dalam             Markus 11 : 9-10
Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"






Kata Hosanna dalam tradisi Yahudi (Yudaisme) tidak dipakai di jalanan, namun hanya dipakai secara terbatas pada saat berdoa di Bait Allah.  Sebuah penjelasan mengatakan seperti ini : 

Dalam liturgi Yahudi, kata tersebut diterapkan secara khusus kepada Ibadah Hosyana, yaitu siklus doa dari mana kata atau istilah ini hanya dinyanyikan setiap pagi  selama Sukkot, hari raya Pondok Daun atau Tabernakel. Siklus lengkap dinyanyikan pada hari ketujuh festival, yang disebut Hosyana Rabbah (הושענא רבא, "Great Hosanna").

Jadi ketika Yesus datang memasuki Yerusalem, maka kata kata Hosana ini pasti muncul dari mulut  orang orang yang terbiasa mengikuti ibadah di Bait Allah yaitu Ibadah Hosyana tadi.  Suasana jalanan ketika itu tentu saja berubah menjadi suasana ibadah. 

Kata Hosanna yang  dipakai pada jaman perjanjian baru sudah mengalami perubahan.  Dalam bahasa Yunani kata Hosyi’ana berubah menjadi Hosanna.  Pada Zaman Tuhan Yesus di bumi, orang Israel sudah tidak mengerti lagi bahasa Ibrani. Sebab sudah menjadi bahasa Klasik.

Menurut The Bauer-Danker Lexicon, kata HOSYANA’ adalah bentuk Aramaic dari kata Ibrani HOSYI’AH NA’. Dalam pola bahasa Ibrani, HOSYANA’ terdiri dari hiphil imperative HOSYA’, selamat, dari kata dasar ‘YASYA’ (menyelamatkan). Kemudian diikuti oleh kata mini ‘NA’ yang berarti “memohon” [leksikon Ibrani : I (we) pray, now, please], yang berasal dari kata ‘ANA’, yang umumnya diterjemahkan “doa”, atau kami memohon kepadaMu. Sehingga istilah HOSYI’ANA ini dapat diartikan secara hurifiah: “Tolonglah kami (King James Version: save now), kami memohon!”. Jadi kata ini merupakan sebuah permintaan untuk suatu bantuan yang tetap. “Datanglah membantu!”

Dalam bahasa Jerman diterjemahkan : “Bebaskanlah!” Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menterjemahkan “Berilah kiranya keselamatan!”. Memang kalau dibaca dari konteksnya (Masmur 118 : 24) dijelaskan bahwa untuk bersukacita dan bersorak-sorai, orang harus dibebaskan, diselamatkan, diberi kemujuran dan berkat. 

Komentar

BELAJAR BAHASA mengatakan…
pembahasan menarik

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024