Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

HOSIANA



Sebuah pesta amat besar dilakukan penduduk Kota Yerusalem saat mereka kedatangan seorang tamu yang melakukan blusukan. Dituliskan dalam Markus 11 : 1-11 sang tamu itu adalah orang yang unik, namun sangat terenal dan sangat berkuasa sekaligus sangat rendah hati, Dia adalah Sang Mesias Yesus Kristus. Orang orang Yahudi penduduk Yerusalem  berteriak  bergembira,  berlarian, dan melambai lambaikan ranting ranting hijau dedaunan yang sengaja mereka petik di ladangnya.  Mereka total dan sungguh sungguh mengadakan pesta penyambutan tersebut bahkan sebagian membuka baju dan jubahnya dan membentangkannya dijalanan yang dilalui Yesus Kristus yang datang dengan  menunggangi keledai.

Keledai adalah tunggangan para petani,  yang lebih sering dipergunakan untuk membawa  beban, bukan manusia,  bukan   panglima atau prajuritnya apalagi Sang Raja. Tapi mengapa Yesus Sang Mesias Raja seluruh semesta datang dengan menunggangi keledai?  Apalagi keledainya sendiri masih sangat muda dan belum pernah sekalipun dinaiki.  Sekarang ahli ahli kehewanan  atau para dokter   veteriner tahu bahwa seekor keledai pasti ngamuk dan memberontak jika pertama kali ditunggangi.  Mengapa ketika Yesus menunggainya si keledai muda ini diam, manut dan sama sekali tidak berontak?

Maka berteriak, bernyanyi, bergelak lah semua penduduk Yerusalem itu. Dan yang paling aneh dan menakjubkan adalah ketika mereka menerikan sebuah  kata  yang sangat jarang mereka ucapkan.   Sebuah kata yang mengandung makna yang sangat dalam, kata kata yang tidak akan pernah diserukan atau diucapkan kepada raja dari negara manapun, segagah dan seberkuasa apapun dia.  Kata yang hanya diucapkan kepada Raja yang datang mengendarai keledai, bukan kuda atau limousine atau Mercedes tahan peluru.

Sebab kata itu bermakna suci dan diucapkan untuk memadukan dua hal yang sangat sulit dipadukan.Sebab kata itu bermakna rintihan permohonan yang sangat menghiba sekaligus pujian yang amat tinggi.  Kata itu pengertian makna nya (bukan istilahnya) pernah diucapkan oleh Pemasmur ketika dia berada dalam keadaan totalitas kesadarannya sebagai manusia yang butuh keselamatan  dan memohon kepada seseorang  dan satu satunya yang mampu memberikan keselamatan kekal. 

Makanya dituliskan dalam Masmur 118 : 25-26  rintihan dan pujian itu :
Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan, Ya Tuhan berilah kiranya kemujuran (rintihan)
Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan (pujian)

Mereka meneriakkan kata itu, Hosana. Lebih jelasnya dituliskan dalam             Markus 11 : 9-10
Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"






Kata Hosanna dalam tradisi Yahudi (Yudaisme) tidak dipakai di jalanan, namun hanya dipakai secara terbatas pada saat berdoa di Bait Allah.  Sebuah penjelasan mengatakan seperti ini : 

Dalam liturgi Yahudi, kata tersebut diterapkan secara khusus kepada Ibadah Hosyana, yaitu siklus doa dari mana kata atau istilah ini hanya dinyanyikan setiap pagi  selama Sukkot, hari raya Pondok Daun atau Tabernakel. Siklus lengkap dinyanyikan pada hari ketujuh festival, yang disebut Hosyana Rabbah (הושענא רבא, "Great Hosanna").

Jadi ketika Yesus datang memasuki Yerusalem, maka kata kata Hosana ini pasti muncul dari mulut  orang orang yang terbiasa mengikuti ibadah di Bait Allah yaitu Ibadah Hosyana tadi.  Suasana jalanan ketika itu tentu saja berubah menjadi suasana ibadah. 

Kata Hosanna yang  dipakai pada jaman perjanjian baru sudah mengalami perubahan.  Dalam bahasa Yunani kata Hosyi’ana berubah menjadi Hosanna.  Pada Zaman Tuhan Yesus di bumi, orang Israel sudah tidak mengerti lagi bahasa Ibrani. Sebab sudah menjadi bahasa Klasik.

Menurut The Bauer-Danker Lexicon, kata HOSYANA’ adalah bentuk Aramaic dari kata Ibrani HOSYI’AH NA’. Dalam pola bahasa Ibrani, HOSYANA’ terdiri dari hiphil imperative HOSYA’, selamat, dari kata dasar ‘YASYA’ (menyelamatkan). Kemudian diikuti oleh kata mini ‘NA’ yang berarti “memohon” [leksikon Ibrani : I (we) pray, now, please], yang berasal dari kata ‘ANA’, yang umumnya diterjemahkan “doa”, atau kami memohon kepadaMu. Sehingga istilah HOSYI’ANA ini dapat diartikan secara hurifiah: “Tolonglah kami (King James Version: save now), kami memohon!”. Jadi kata ini merupakan sebuah permintaan untuk suatu bantuan yang tetap. “Datanglah membantu!”

Dalam bahasa Jerman diterjemahkan : “Bebaskanlah!” Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menterjemahkan “Berilah kiranya keselamatan!”. Memang kalau dibaca dari konteksnya (Masmur 118 : 24) dijelaskan bahwa untuk bersukacita dan bersorak-sorai, orang harus dibebaskan, diselamatkan, diberi kemujuran dan berkat. 

Komentar

BELAJAR BAHASA mengatakan…
pembahasan menarik

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023