Hari ini Sabtu tanggal 7 Maret 2015, saya pulang dari
Medan menuju Jakarta. Biasanya kalau
pulang dari Medan setelah menyelesaikan tugas tugas saya di GBKP, saya memilih
penerbangan Sore atau malam. Namun kali
ini saya sengaja memilih penerbangan siang supaya saya masih bisa melakukan beberapa
persiapan uuntuk tugas saya besok di
GBKP Bekasi dan juga memberikan ceramah bersama dengan Permata GBKP Bogor.
Jam
11.00 tepat saya sudah tiba lapangan
terbang termegah si Sumatra saat ini, Kuala Namu International Airport, setelah menempuh perjalanan
selama 3 jam dari Kabanjahe menaiki Taksi 45 (Kijang Kapsul yang dijadikan sebagai
kenderaan semi carteran milik beberapa anak muda di Kabanjahe). Penerbangan saya ke
Jakarta seharusnya pada pukul 14.05 dengan Garuda Indonesia, dengan Nomor
Penerbangan GA 189. Jadi masih ada waktu
3 jam lagi.
Mengingat
waktu yang masih lama saya coba menghubungi counter reservasi Garuda Indonesia
di Kuala Namu, untuk mencoba kemungkinan penerbangan saya bisa dipindahkan ke penerbangan pada pukul 12.50, GA 187.
Saya bertanya apakah masih ada seat
pada penerbangan pukul 12.50, dan dijawab masih ada. Artinya masih ada kursi kosong yang kemungkinan akan tetap kosong saat
nantinya flight ini terbang ke Jakarta.
Saya berfikir praktis efisen, kalau memang kosong apa
salahnya Garuda memberikan saya kursi yang kosong itu, sehingga saya bisa terbang
dengan flight GA 187 toh tidak ada ruginya kepada Garuda. Bahkan hal ini akan menguntungkan Garuda sendiri karena nantinya saya
sebagai pemegang GFF Platinum akan lebih mencintai
Garuda Indonesia.
Pada tahun 2014 yang lalu saya pernah
terbang dari Surabaya dengan
Garuda Indonesia
dengan jadwal penerbangan pada pukul 20.30.
Namun
saat itu
saya
disarankan pindah pada penerbangan pada pukul 19.00 WIB tanpa ada biaya
tambahan apapun.
Maka kali ini pun
ketika meminta untuk menukar nomor penerbangan, pikiran saya tidak akan
ada penambahan biaya apapun.
Namun saya
kaget, karena harus menambah biaya tambahan sebanyak Rp 600.000.
Dengan kecewa saya terpaksa
mengurungkan niat saya.
Kekecewaan saya semakin
besar karena pesawat yang saya tumpangin GA 189 ditunda keberangkatannya selama 1 jam, dari jam 14.05 menjadi 15.00. Waktu
riel take off dari Kuala Namu jadinya 15.32 WIB.
Saya minta jadwal dipercepat 1 jam saya
diminta tambahan biaya Rp 600.000. Saya ditunda 1 jam Garuda Indonesia tidak mengembalikan biaya apapun selain memberikan kompensasi satu dus kecil snacks dan air mineral plus pengumuman dan permintaan maaf dengan alasan
masalah terknis penerbangan.
Dalam hati saya mengumpat, b......k Garuda Indonesia. Katanya Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia dan perusaahaan
airline yang paling bagus
di dunia
untuk kelas ekonomi, namun sering membuat penumpangnya kecewa. Garuda Indonesia nampaknya mengambil keuntungan dari keluguan penumpangnya. Kalau
begini terus, saya juga bingung sebesar apa
nantinya Garuda Indonesia ini.
Komentar