Featured Post

Berngi 6 Catatan Tambahan Pekan Keluarga 2024

Gambar
  Renungen: Masmur 128: 1-6 Tema : Jabu Si Dem Alu Kesangapen   128:1 Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa. 128:2 Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. 128:3 Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana. 128:4 Bage me pasu-pasu TUHAN , man kalak si malang man baNa. 128:5 TUHANlah si masu-masu kam i Sion nari, mbera idahndu kesangapen Jerusalem kidekah umur geluhndu. 128:6 Cawirlah kam metua, maka sempat idahndu kempu-kempundu. Damelah sikerajangen Israel ! FAKTA , ARTI DAN MAKNA 1.      Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa.   Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana . Kerina kal kita ersura sura ra...

Mensukseskan Musyawarah Sidi Jemaat




Kepada orang Kristen, orang yang dipilih oleh Tuhan sendiri untuk Dia selamatkan dan Dia berkati telah diberikanNya “kerajaan” yang tidak tergoncangkan. Kerajaan yang tidak bisa diganggu dan diusik, dan tidak mungkin  dikudeta oleh apapun dan siapapun.  Maka wajiblah seluruh orang Kristen mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya dengan hormat dan takut (Bdk Ibrani 12 : 28).  Beribadahlah kepada  Tuhan dalam prilaku hormat dan takut, penuh persiapan dan r rendah hati serta  dipraktekkan dengan jiwa yang total dan bersungguh sungguh.


Semangat bersyukur dan beribadah ini alangkah baiknya juga dipraktekkan saat gereja mengadakan Musyawarah Sidi Jemaat (MSJ) yang  direncanakan pada minggu tanggal 15  Maret secara  sinodal di seluruh gereja GBKP. Dalam Tata Gereja GBKP (2005) Pasal 31 ayat 3  dikatakan : 

Tugas Musyawarah Anggota Sidi Jemaat adalah untuk mendengar laporan perkembangan jemaat dan usul-usul tentang kehidupan Marturia (Kesaksian), Koinonia (Persekutuan) dan Diakonia (Pelayanan) guna pertumbuhan dan pembangunan jemaat.

Yang menarik untuk disimak adalah kata kata “mendengar” yang pada ayat ini dimaksudkan dengan mendengar laporan perkembangan jemaat dan usul usul tentang kehidupan bergereja dalam menjalankan tri tugas gereja marturia, koinonia dan diakonia guna pertumbuhan dan pembangunan jemaat.

Siapa yang mendengar, dan bagaimana cara mendengar, itulah beberapa pandangan yang penulis ingin sampaikan melalui renungan ini. Menurut pandangan saya, Majelis jemaat atau pertua diakenlah yang seharusnya mendengar lebih banyak, karena info info dari jemaat itu jauh lebih penting untuk didengarkan sehingga semua rencana dan program yang sudah disusun bisa dijalankan dalam bahasa  serta pemahaman jemaat.

Musyawarah Sidi Jemaat bukan hanya tanya jawab,  apalagi arena saling membela dan mempertahankan sudut pandang.  Musyawarah Sidi Jemaat  alangkah indahnya jika dijadikan menjadi kesempatan untuk saling belajar, saling mempedulikan, saling menghargai serta saling bertukar ide dan gagasan demi perbaikan kehadiran gereja Tuhan.  Jadi bukan hanya kesempatan saling menampung ide, lalu memberikan jawaban dalam waktu yang bisa bisa sudah kehilangan momentum.

Kalau menurut pandangan pribadi saya, proporsi ideal dalam musyawarah adalah setiap pemaparan 15 menit mengundang munculnya diskusi atau musyawarh 30 menit.  Bukan pemaparan satu jam, namun diskusinya hanya 10 menit, apalagi setelah pemaparan ide ide hanya ditampung tanpa didiskusikan bagi saya bukanlah musyawaran yang positif.

Aspek kedua yang perlu diperhatkan adalah mendengar. Mendengar itu bisa macam macam metode dan tujuannya, namun yang paling baik mendengar itu dilakukan dengan sungguh sungguh dengan tujuan memahami atau memengerti apa yang disampaikan oleh seseorang.  Sering sekali suatu diskusi atau musyawarah tidak berlangsung dengan baik karena para peserta mempunyai ketrampilan buruk dalam mendengar. Contoh dia mendengar hanya untuk membalas memberikan jawaban.

Simak dan tanya untuk memperjelas,  adalah dua hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki  ketrampilan mendengar.  Secara umum semua manusia mempunyai keterbatasan untuk memahami dan memengerti apa yang dimaksudkan orang lain, atau jemaat lain.   Karena pendengaran kita dibatasi oleh cara pandang kita masing masing.  Ketika Anda hendak menyampaikan ide mengenai mobil, saya sendiri sudah mempunyai pandangan mengenai mobil.  Jadi apa yang anda katakan selanjutnya mengenai mobil tidak lagi saya dengarkan, sebab pikiran saya lebih banyak memikirkan mobil menurut persepsi saya dibandingkan dengan mendengar pemaparan anda.  Setelah anda selesai berbicara, maka mobil yang anda maksudkan tidak saya ingat, tidak saya mengerti karena lebih dominan saya memikirkan pandangan saya sendiri.  Jadi supaya saya bisa mengerti gagasan Anda, saya harus rendah hati dan benar benar bersedia mendengarkan Anda. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024