Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 09–15 November 2025

Gambar
  Lahir Dalam Roh (Tubuh Secara Pertendin) Yohanes 3 : 1–21 Pendahuluan / Pengantar Perikop ini memperlihatkan salah satu percakapan paling mendalam antara Yesus dan manusia—yakni dialog antara Yesus dan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi yang terdidik dan berpengaruh. Dalam konteks sosial Yahudi abad pertama, kedudukan Nikodemus menjadikannya seorang tokoh yang dihormati dan ahli Taurat. Namun di balik segala pengetahuan dan statusnya, ia datang kepada Yesus pada waktu malam—suatu lambang pencarian dalam gelap, kerinduan akan terang yang sejati. Percakapan ini tidak hanya membicarakan tentang pengetahuan teologis, tetapi tentang transformasi eksistensial: kelahiran kembali (born again). Yesus menegaskan bahwa keselamatan dan pengenalan akan Kerajaan Allah bukanlah hasil warisan agama, pengetahuan manusia, atau ketaatan legalistik, tetapi hasil karya Roh Kudus yang melahirkan kembali hati manusia menuju kehidupan baru. Kelahiran kembali ini adalah pintu menuju eksistensi baru...

Ahok Dan Jokowi Adalah Pemimpin yang Membawa Aroma Wangi Dan Menyegarkan

Ini bukan sebuah puisi, bukan juga sebuah bahasa hiperbolik yang berkaitan dengan cerita kepahlawanan. Ini -judul diatas-  adalah sebuah kisah nyata yang dialami warga Jakarta. Warga yang mengatakan selama 20 tahun merasakan bau ditempat tinggalnya, dan pemimpin (Gubernur DKI) tidak ada yang berani menghilangkan aroma bau itu. Sehingga terpaksalah di dalam kelemahan dan rendahnya posisi tawarnya, rakyat terpaksa mencium  bau setiap hari.


Bau yang timbul dari rumah jagal di Tanah Abang itu, pada hari minggu tanggal 11 Agustus 2013 resmi dibongkar (Kompas.com). Perangkat buldozer yang diinstruksikan oleh Gubernur dan wakilnya meraung raung merobohkan bangunan rumah jagal, rumah potong hewan diiringi dengan sorak sorai penduduk yang selama ini pun merasa tidak setuju dengan keberadaan rumah potong hewan ini.


Selama 20 tahun sejak tahun 1993 melewati jabatan gubernur yang militer Sutiyoso  (2 periode) dan penggantinya Fauzi Bowo dengan kumis tebalnya, tidak berani merobohkan rumah potong hewan  ini. Sehingga masyarakat yang rumah tinggalnya disekitar rumah potong hewan, apalagi yang persis dibelakangnya hanya diam dan mencium  bau tak sedap setiap hari.


Jokowi dan Ahok, bukan militer dan dua duanya juga tidak punya kumis  yang berani merobohkan tempat jagal ini. Salut untuk kepemimpinan mereka berdua. Salut untuk bau wangi dan udara segar yang mereka hadirkan untuk warganya. Tentu kita  menunggu aroma wangi dan segar selanjutnya,  yang mereka hadirkan untuk seluruh  penduduk di Jakarta. Bahkan hati kecil saya berkata, Indonesiapun membutuhkan pemimpin seperti mereka. Bukan pemimpin yang menenggelamkan rumah dan desa penduduk seperti Lapindo. Dalam hal ini, saya harap Anda setuju teman teman kompasianer sekalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025