Featured Post

Berngi 6 Catatan Tambahan Pekan Keluarga 2024

Gambar
  Renungen: Masmur 128: 1-6 Tema : Jabu Si Dem Alu Kesangapen   128:1 Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa. 128:2 Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. 128:3 Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana. 128:4 Bage me pasu-pasu TUHAN , man kalak si malang man baNa. 128:5 TUHANlah si masu-masu kam i Sion nari, mbera idahndu kesangapen Jerusalem kidekah umur geluhndu. 128:6 Cawirlah kam metua, maka sempat idahndu kempu-kempundu. Damelah sikerajangen Israel ! FAKTA , ARTI DAN MAKNA 1.      Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa.   Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana . Kerina kal kita ersura sura ra...

Ahok Dan Jokowi Adalah Pemimpin yang Membawa Aroma Wangi Dan Menyegarkan

Ini bukan sebuah puisi, bukan juga sebuah bahasa hiperbolik yang berkaitan dengan cerita kepahlawanan. Ini -judul diatas-  adalah sebuah kisah nyata yang dialami warga Jakarta. Warga yang mengatakan selama 20 tahun merasakan bau ditempat tinggalnya, dan pemimpin (Gubernur DKI) tidak ada yang berani menghilangkan aroma bau itu. Sehingga terpaksalah di dalam kelemahan dan rendahnya posisi tawarnya, rakyat terpaksa mencium  bau setiap hari.


Bau yang timbul dari rumah jagal di Tanah Abang itu, pada hari minggu tanggal 11 Agustus 2013 resmi dibongkar (Kompas.com). Perangkat buldozer yang diinstruksikan oleh Gubernur dan wakilnya meraung raung merobohkan bangunan rumah jagal, rumah potong hewan diiringi dengan sorak sorai penduduk yang selama ini pun merasa tidak setuju dengan keberadaan rumah potong hewan ini.


Selama 20 tahun sejak tahun 1993 melewati jabatan gubernur yang militer Sutiyoso  (2 periode) dan penggantinya Fauzi Bowo dengan kumis tebalnya, tidak berani merobohkan rumah potong hewan  ini. Sehingga masyarakat yang rumah tinggalnya disekitar rumah potong hewan, apalagi yang persis dibelakangnya hanya diam dan mencium  bau tak sedap setiap hari.


Jokowi dan Ahok, bukan militer dan dua duanya juga tidak punya kumis  yang berani merobohkan tempat jagal ini. Salut untuk kepemimpinan mereka berdua. Salut untuk bau wangi dan udara segar yang mereka hadirkan untuk warganya. Tentu kita  menunggu aroma wangi dan segar selanjutnya,  yang mereka hadirkan untuk seluruh  penduduk di Jakarta. Bahkan hati kecil saya berkata, Indonesiapun membutuhkan pemimpin seperti mereka. Bukan pemimpin yang menenggelamkan rumah dan desa penduduk seperti Lapindo. Dalam hal ini, saya harap Anda setuju teman teman kompasianer sekalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024