" 24 Agustus Orang Karo (Khususnya Anak Muda) Jakarta Berjumpa"
Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Yoel Fermi Kaban
Sebenarnya “Orang Karo berjumpa” perlu dibalas dengan pertanyaan “di
mana beritanya?”, seperti yang sering dilontarkan oleh seniman Sujiwo
Tejo pada akun twitternya menanggapi hal-hal yang sudah wajar sekarang
ini. Seperti banyak suku-suku lainnya, Suku Karo juga merupakan suku
yang masyarakatnya akrab satu dengan yang lainnya, gemar menjalin
silaturahmi dan bersosialisasi dengan orang dengan suku dan asal yang
sama.
Masyarakat Karo memenuhi “kebutuhan untuk bertemu”nya melalui momen-momen pesta - dalam bahasa Karo disebut
kerja - yang diselenggarakan baik secara periodik seperti
kerja tahun atau pesta tahunan maupun insidentil
kerja adat perkawinan, kematian, memasuki rumah baru dan
pulung-pulung meriah ukur, pertemuan
yang khusus dilaksanakan karena rasa bahagia atau kira-kira seperti
reunian. Sebutan lain acara perjumpaan ini bisa juga disebut
gendang yang juga bisa berarti pesta dengan merayakan dengan hal yang disukai masyarakat suku Karo yaitu menari.
Gendang Guro-guro Aron misalnya, acara pesta muda-mudi.
Jadi, kali ini betul sekali tidak ada beritanya jika hanya biasa-biasa
saja. Hari Sabtu, 24 Agustus diselenggarakan sebuah acara
DeLaFest,
ajang anak muda unjuk kebolehan dalam beberapa nomer lomba, tari Lima
Serangkai-Tari Kreasi, musik akustik, lomba rias pengantin Karo, dan r
ally photo. Diikuti
oleh belasan group peserta lomba, acara yang membuat acara perjumpaan
orang Karo ini lebih spesial dari perjumpaan biasa dan festival yang
juga beberapa kali dilaksanakan khususnya di kota-kota yang jauh dari
Tanah Karo adalah tidak hanya menerima energi euforia dari acara yang
digelar, namun berlanjut ke “memberi energi”.
Begitu berharganya setiap perjumpaan masyarakat Karo, panitia yang
berasal dari pemuda Karo di Depok tidak ingin acara yang dilaksanakan
dengan dana yang didapat dengan tidak mudah ini berhenti pada sekedar
pesta pora. Maka “memberi energi” ini dibuat melalui satu aksi peduli
terhadap Tanah Karo, kampung halaman dengan tajuk “Orang Karo, Mari
Membaca!”.
Charity Action ini kali ini ditujukan kepada
anak-anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Tanah Karo dalam
naungan (Gereja Batak Karo Protestan). Dasar yang cukup kuat bahwa
anak-anak dan generasi muda adalah masa depan sebuah suku, bangsa dan
negara, acara yang dari anak muda ini mengajak untuk tidak hanya
berkumpul, tapi juga mengumpulkan sesuatu yang bisa diberikan kembali.
Acara yang berlangsung dari pagi sampai malam ini akan bertempat di
Gedung Cut Nyak Dien, Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta. Mengingat
derasnya arus globalisasi saat ini, sangat langka melihat orang
konsisten berkecimpung dengan budaya tradisional dan memeliharanya.
Dengan setiap adanya acara sedemikian rupa merupakan langkah penting
bagi pelestarian budaya.
Tak sabar rasanya melihat Cibubur dengan rasa kesejukan udara Tanah Karo
dan kehangatan orang-orangnya, terlebih-lebih menyaksikan energi yang
akan dipersatukan di sana nantinya.
Akan sangat sangat senang bertemu anda nanti di sana pada salah satu hari yang akan menjadi hari tak terlupakan dalam hidup.
Salam,
Kaban
Mejuah-juah!
*dan setiap orang Karo akan sangat senang dibalas kembali dengan “Mejuah-juah”
Oh ya, yang tadi di atas sempat disebutkan, jangan tanya ada gendang-gendangnya atau tidak.
PASTI ADA!
Komentar