Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Pada Tanggal 24 Agustus Orang Karo (Khususnya Anak Muda) Jakarta Berjumpa

 " 24 Agustus Orang Karo (Khususnya Anak Muda) Jakarta Berjumpa"

 Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Yoel Fermi Kaban

Sebenarnya “Orang Karo berjumpa” perlu dibalas dengan pertanyaan “di mana beritanya?”, seperti yang sering dilontarkan oleh seniman Sujiwo Tejo pada akun twitternya menanggapi hal-hal yang sudah wajar sekarang ini. Seperti banyak suku-suku lainnya, Suku Karo juga merupakan suku yang masyarakatnya akrab satu dengan yang lainnya, gemar menjalin silaturahmi dan bersosialisasi dengan orang dengan suku dan asal yang sama.

Sumber Foto : mabiring-in.blogspot.com



Masyarakat Karo memenuhi “kebutuhan untuk bertemu”nya melalui momen-momen pesta - dalam bahasa Karo disebut kerja - yang diselenggarakan baik secara periodik seperti kerja tahun atau pesta tahunan maupun insidentil kerja adat perkawinan, kematian, memasuki rumah baru dan pulung-pulung meriah ukur, pertemuan yang khusus dilaksanakan karena rasa bahagia atau kira-kira seperti reunian. Sebutan lain acara perjumpaan ini bisa juga disebut gendang yang juga bisa berarti pesta dengan merayakan dengan hal yang disukai masyarakat suku Karo yaitu menari. Gendang Guro-guro Aron misalnya, acara pesta muda-mudi.


Jadi, kali ini betul sekali tidak ada beritanya jika hanya biasa-biasa saja. Hari Sabtu, 24 Agustus diselenggarakan sebuah acara DeLaFest, ajang anak muda unjuk kebolehan dalam beberapa nomer lomba, tari Lima Serangkai-Tari Kreasi, musik akustik, lomba rias pengantin Karo, dan rally photo. Diikuti oleh belasan group peserta lomba, acara yang membuat acara perjumpaan orang Karo ini lebih spesial dari perjumpaan biasa dan festival yang juga beberapa kali dilaksanakan khususnya di kota-kota yang jauh dari Tanah Karo adalah tidak hanya menerima energi euforia dari acara yang digelar, namun berlanjut ke “memberi energi”.


Begitu berharganya setiap perjumpaan masyarakat Karo, panitia yang berasal dari pemuda Karo di Depok tidak ingin acara yang dilaksanakan dengan dana yang didapat dengan tidak mudah ini berhenti pada sekedar pesta pora. Maka “memberi energi” ini dibuat melalui satu aksi peduli terhadap Tanah Karo, kampung halaman dengan tajuk “Orang Karo, Mari Membaca!”. Charity Action ini kali ini ditujukan kepada anak-anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Tanah Karo dalam naungan (Gereja Batak Karo Protestan). Dasar yang cukup kuat bahwa anak-anak dan generasi muda adalah masa depan sebuah suku, bangsa dan negara, acara yang dari anak muda ini mengajak untuk tidak hanya berkumpul, tapi juga mengumpulkan sesuatu yang bisa diberikan kembali.


Acara yang berlangsung dari pagi sampai malam ini akan bertempat di Gedung Cut Nyak Dien, Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta. Mengingat derasnya arus globalisasi saat ini, sangat langka melihat orang konsisten berkecimpung dengan budaya tradisional dan memeliharanya. Dengan setiap adanya acara sedemikian rupa merupakan langkah penting bagi pelestarian budaya.
Tak sabar rasanya melihat Cibubur dengan rasa kesejukan udara Tanah Karo dan kehangatan orang-orangnya, terlebih-lebih menyaksikan energi yang akan dipersatukan di sana nantinya.

Akan sangat sangat senang bertemu anda nanti di sana pada salah satu hari yang akan menjadi hari tak terlupakan dalam hidup.
Salam,
Kaban
Mejuah-juah!

*dan setiap orang Karo akan sangat senang dibalas kembali dengan “Mejuah-juah”
Oh ya, yang tadi di atas sempat disebutkan, jangan tanya ada gendang-gendangnya atau tidak.
PASTI ADA!

Komentar

Badia Tarigan Silangit mengatakan…
Wah keliatannya kegiatan ini bakalan dipenuhi orang karo, sayang ya saya tinggal dimedan, Sukses ya buat kegiatannya :)
Analgin Ginting mengatakan…
Kalau ada waktu datanglah kam, kan Medan ke Jakarta hanya dua jam perjalanan. hehehhe

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023